3

55 6 0
                                    

JayB dan Jinyoung baru saja berada di mansion keluarga Tuan, saat bersamaan Mark yang membuka pintu utama dan melangkah keluar. Melihat sang adik, Jinyoung segera memberikan senyumannya. Tetapi, senyuman itu begitu saja berubah menjadi raut kekhawatiran saat netra Jinyoung melihat perban yang membalut di salah satu tangan Mark.

"Mark? Ada apa dengan tanganmu? Apa kau memecahkan cermin lagi?" Tanya Jinyoung khawatir.

Melihat gerakan tangan Jinyoung yang akan menyentuh tangannya, Mark dengan gerakan lebih cepat menepisnya. Membuat Jinyoung dan bahkan JayB terlihat sedikit terkejut.

"Bukan urusanmu!" Tajam Mark dan begitu saja melangkah pergi.

Melihat itu, Jinyoung dan JayB hanya bisa memberikan tatapan mereka. Keduanya hanya tetap diam saat melihat mobil Mark yang mulai melaju di halaman mansion hingga keluar gerbang.

"Apa dia sering memecahkan cermin seperti itu?" Tanya JayB.

Melihat JayB, "Ehm..... kami sudah memperingatinya, tetapi..... dia cukup keras kepala" jawab Jinyoung sedikit ragu.

Baiklah, Jinyoung bukan ingin memberitahu kepribadian buruk Mark, tetapi, dirinya hanya ingin jika seseorang yang akan bertunangan dengannya itu mengetahui bagaimana karakter dari sang adik.

Mendengarnya, JayB hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang dirinya mengerti mengapa Mark cukup sering mendapatkan perban yang membalut di tangannya. JayB pernah bertanya, tetapi, Mark terus saja mengatakan jika dirinya hanya melakukan kesalahan kecil hingga menyebabkan luka. Dan JayB hanya mempercayai hal itu meski dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih bermain di kepalanya.

...

JayB berjalan menuju fakultas Mark. Di lobi, dirinya terlihat menghentikan seorang pria dan memberikan pertanyaannya.

"Permisi" panggilnya "apa kau mengenal Mark Tuan?" Tanyanya baik.

Alis pria itu terlihat mengernyit menandakan bahwa dia tengah berfikir. "Sepertinya, saya tidak mengenalnya, Tuan. Maafkan saya" jawab pria itu sopan.

JayB mengangguk, dan membiarkan pria itu pergi. JayB terlihat berfikir dimana dirinya bisa menemukan Mark di fakultas yang cukup besar ini. Baiklah, jika saja Mark tidak menolak beberapa panggilan teleponnya, mungkin hal sulit ini tidak akan dilakukan olehnya.

"Ah, permisi, bisa aku bertanya?" Lagi, JayB menghentikan seorang pria.

"Ya" jawab pria itu cepat.

"Ehm, apa kau tahu dimana letak kelas business?" Tanya JayB.

"Ah, aku berada di kelas businees. Apa Tuan mencari seseorang?" Balas pemuda itu.

"Ya. Mark Tuan, apa kau mengenalnya?".

"Oh Mark. Aku mengenalnya, meski kami tidak berada di kelas yang sama. Apa Tuan ingin bertemu dengannya?".

JayB mengangguk cepat, membuat pria muda itu kembali berbicara. "Sepertinya, Mark berada di perpustakaan fakultas. Akhir-akhir ini dirinya sering terlihat berada disana. Tuan bisa pergi ke lantai dua, berbelok lah ke arah kanan, perpustakaan berada di ujung koridor itu" jelasnya dengan senyuman.

"Baiklah, terimakasih untuk bantuannya" ucap JayB yang juga memberikan senyumannya.

...

Mark keluar dari perpustakaan, dan dirinya dibuat sangat terkejut saat melihat JayB yang sepertinya baru saja akan memasuki pintu. Hal sama yang juga didapatkan oleh JayB.

"Mark....." suara JayB.

Mark melangkah begitu saja. Mengabaikan JayB yang telah berjalan mengikuti dengan terus memanggil dirinya.

"Mark, bisakah kita berbicara?" Tanya JayB yang telah berjalan tepat di sebelah Mark.

"Tidak!" jawab Mark dingin.

Tidak menyerah, JayB terus mengikuti langkah Mark. "Hanya sebentar saja. Kita harus berbicara".

Menghentikan langkahnya, Mark melihat JayB dengan mata dinginnya. "Hal penting apa yang ingin kau katakan?! Mengenai pertunanganmu dengan hyungku?! Jika ya, aku tidak memiliki waktu untuk mendengarkannya!" dan Mark kembali melangkah.

"Tunggu, Mark" ucap JayB yang telah menahan pergerakkan Mark, membuat Mark kembali menatap kesal ke arahnya.

"Apa yang sebenarnya kau ingin?!" Kesal Mark.

...

Perasaan bahagia yang tengah memenuhi hati Mark, membuat pemuda Tuan itu dengan senang hati mengikuti keinginan orangtuanya yang memintanya untuk menikmati makan malam bersama. Jika biasanya Mark akan menolak dan hanya meminta para pelayan untuk membawakan makanan ke kamarnya, tetapi, malam ini pemuda bersurai hitam itu dengan ketulusan menerima tawaran makan malam keluarganya.

Raut wajah Mark yang terlihat berbeda dari biasanya, ternyata cukup disadari oleh Jinyoung. Pikirannya terus bertanya hal baik apa yang membuat adiknya itu terlihat memiliki tarikan kecil di sudut bibirnya.

"Makan lah dengan pelan, Mark" sahut Nyonya Tuan dengan baik.

Dan mendapatkan senyuman dari sang anak, membuat Nyonya Tuan bahkan Appa Tuan kembali terkejut. Ya, kehadiran Mark di ruang makan sudahlah berhasil membuat mereka tidak percaya. Dan senyuman yang baru saja diberikan Mark, membuat mereka menjadi lebih tidak percaya.

Benar, saat ini, Mark tengah merasa sangat senang. Hal itu dikarenakan pemuda Im yang tadi mengatakan pada dirinya jika ingin membatalkan pertunangan itu. JayB juga mengatakan jika dirinya tidak bisa untuk harus memiliki masalah dengan Mark. Sungguh, hal itu membuat hati Mark merasa sangat bahagia karenanya.

IT'S NOT FINE Where stories live. Discover now