Level 1: Hukuman (3)

6.7K 371 67
                                    

KARAKTER YANG DIPILIH:

Heeseung
(Dosen Nackal)

Genre Permainan: Romance - Life

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Genre Permainan: Romance - Life.

WARNING!!
BACAAN INI MENGANDUNG ADEGAN SEKSUAL. JANGAN PERNAH MENIRU SEMUA ADEGAN DI DALAM FANFICTION INI KARENA KARAKTER, LATAR WAKTU DAN TEMPAT HANYA FIKSI BELAKA!! SAYA HANYA MEMINJAM VISUAL DAN NAMA SAJA TANPA MENGURANGI RASA HORMAT SAYA TERHADAP IDOL TERSEBUT! BIJAKLAH DALAM MEMILIH BACAAN!!

"""""""""""""""""""""""""""""""""

YOU POV

"Maaf saja tak cukup, sekarang turuti perkataan ku, cium aku atau kau pilih dihukum di lorong ini?!!" sukses menempatkan ku pada pilihan yang sulit. Sungguh, kenapa semuanya malah seperti ini? Tidak! maksudku, kenapa semuanya terasa sangat nyata sampai membuatku hampir gila?

Jantungku berdegup semakin kencang saat pandanganku kembali menampilkan angka yang berjalan mundur seolah memberikan waktu untukku membuat keputusan. Aku masih penasaran dengan munculnya tulisan hingga angka misterius di hadapanku ini, tapi keadaan tak bisa lagi membuatku berpikir keras. Aku harus menentukan pilihan sebelum waktunya habis. Ya, dihukum atau mencium?

Tentu saja, aku letakkan kedua tanganku pada pundak Heeseung lalu sedikit berjinjit guna mengecup bibirnya penuh kelembutan, hanya sekilas namun sukses menciptakan rona merah di wajah lelaki itu. Heeseung tersenyum tipis yang membuatku semakin malu dengan menundukkan kepalaku. Tak berselang lama, lelaki itu kembali mengangkat wajahku, namun kali ini tak diremas melainkan ditangkup penuh kelembutan, "Ciumnya yang lama dong!" pinta lelaki itu.

Aku pejamkan mataku sesaat sebelum memberanikan diri untuk mencium bibir Heeseung sekali lagi, namun terasa sangat kaku, bagaimana tidak, aku bahkan belum 30 menit bertemu dengannya dan sekarang aku harus mencium bibir lelaki itu sesuai keinginannya? Yang benar saja!!

Tak puas dengan pergerakan bibirku, Heeseung tangkup wajahku menggunakan dua tangannya, semakin menghimpit ku di tembok bangunan bangunan seiring bibirnya yang semakin intens melumat bibirku. Mengemut bibir bagian atas dan bawahku secara bergantian, mengajakku bermain lidah, mengigit pelan bibir bawahku sampai di emutnya beberapa menit yang mampu membuat bibirku kebas. Tangan Heeseung, tentu tak tinggal diam, ia elus sekujur tubuhku mulai dari tengkuk hingga bokong milikku. Aku hanya bisa meremas lengan Heeseung pelan sambil sesekali mendesah pelan mengiringi permainan bibirnya.

"Kalau ini ujian, aku akan memberikanmu nilai 40!" ujar Heeseung membuatku bingung. Kenapa 40? Bibirku rasanya tak bisa digerakkan lagi saking lamanya lelaki itu menikmati bibirku, lalu sekarang ia memberikan nilai yang sangat kecil setelah hampir membuat bibirku mati rasa?

"Kenapa ditahan? Kau takut ada yang memergoki kita?" tanya Heeseung yang langsung aku pahami maksud ucapannya. Aku pun menggelengkan kepalaku seraya menghapus sisa saliva dengan perlahan, "Lalu apa?" tanya Heeseung lagi meminta penjelasan dariku. Tak mungkin aku jelaskan kalau sebenarnya aku gugup berciuman dengan orang baru sepertinya, ah! Sialan! Malah sudah lama aku tak melakukan ini dengan seseorang, rasanya kaku saja.

EN-PLAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang