18. It should be

7.6K 822 384
                                    




Akhirnya update juga!

Yang lupa jalan ceritanya, bisa baca chapter rangkuman yak🥰

Jangan lupa votenya  🫠

Ohya, hacin satu kata buat penulis How Deep dong (yang udah buat kalian nunggu ini lama banget)

Hahaha, happy reading!

         Aku selalu berharap, bahwa apa yang terjadi padaku hari adalah sebuah mimpi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Aku selalu berharap, bahwa apa yang terjadi padaku hari adalah sebuah mimpi. Rasanya, aku tidak ingin mengingat kejadian itu, bagaimana aku terbangun di sebuah sofa dan melihat seseorang duduk di sebelahku dan membuatku terkejut.

         Ternyata itu Jonghun.

         Serius.

         Aku tidak menyangka kalau dia bisa ada di sini, aku hampir marah padanya, karena dia datang di saat aku sedang bekerja---dia berada di rumah Jung, ini sangat canggung. Tetapi, setelah Jung hadir dan menjelaskan apa yang terjadi, aku merasa makin canggung.

         Ternyata saat aku pingsan, ponsel di saku milikku berbunyi, tepat ketika Jonghun menelepon. Aku membayangkan Jung yang berguling ke samping dan mengangkat telepon itu lalu dia akhirnya menceritakan yang terjadi, meminta bantuan untuk keluar dari situasi itu.

         Aku malu sekali.

         Aku bingung, dan aku memutuskan pulang dengan Jonghun saat itu juga karena kepalaku sedikit pusing. Aku menepon Woojin untuk menggantikanku, Jung harus meminum obat dan makan tepat waktu. Bagaimana pun, semua menjadi tanggung jawabku.

         Sekarang aku berada di tempatku dan mendengar Jonghun masih berbicara di telepon dengan Ayahku.

         "Iya, dia tidak apa-apa. Dia sekarang bersamaku."

         Aku melihat Jonghun tersenyum saat berbicara dengan Ayahku. Aku sudah cukup berbicara dengan Ayahku lalu aku menyerahkannya pada Jonghun, Ayahku lebih betah bicara dengan Jonghun---menantu idamannya, dari pada aku. Mungkin karena memang aku selalu membatah Ayahku belakangan ini. Aku memaklumi itu.

         Panggilan itu berakhir, dan Jonghun menghampiriku yang sedang mencabut daun-daun mati dari tanaman di balkon, padahal ini sudah malam, dan udaranya dingin, tapi aku butuh untuk bernapas bersama dengan seluruh udara ini.

         "Ayahmu menyarankan kau untuk pulang dulu." Jonghun berdiri di sebelahku, ikut membantuku mencabuti dedaunan yang kering juga.

         Aku mengambil penyemprot tanaman di dekatku. "Aku sedang bekerja, aku tidak bisa pulang."

         Jonghun terdiam, lalu dia tersenyum hambar. Ada hal yang ia pikirkan dalam kepalanya. "Jadi, dia pria yang kau suka?"

         Aku sekarang yang membeku. Aku tahu, dia membahas Jung. Aku menelan ludahku, bingung bagaimana harus menjawab ini. Aku ingin berkata bahwa aku sudah tidak menyukainya lagi, tapi apakah itu berarti aku berbohong? Tidak. Aku sendiri bingung dengan perasaanku, atau mungkin aku mengerti bahwa aku menyukai Jung, tapi aku tidak ingin memilikinya, aku hanya peduli padanya dan ingin menolongnya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 20, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HOW DEEP?Where stories live. Discover now