06. Trust issue

1.7K 169 4
                                    

Tepat sesuai perkataan Apo, dia kembali setelah 5 menit keluar dari mobil. Setelahnya Apo menatap Mile dengan tersenyum tanda dia sudah selesai.

"Let's go. Back to home" ucap Apo

"Okeyy" turut Mile

Mile menjalankan mobil karna sendari tadi mesin mobilnya memang sudah hidup saat mereka masuk kedalam mobil tadi. Awalnya biasa bisa saja, Apo membuka pembicaraan sembari memainkan ponselnya, sampai Mile akhirnya buka suara.

"Po" panggil Mile

"Khab phi?" jawab Apo

"Tadi saat kau ke kamar kecil, ada yang menelpon" ungkap Mile

Apo membelak kaget. Seketika dia menjadi membatu mendengar ucapa dari Mile itu.

"Name nya Partner In Crime dengan emoticon love hitam" lanjut Mile

"That's it. Your boyfriend?" tanya Mile

"Eumm, no. I don't have boyfriend. He's just my friend" jawab Apo.

"Aku akan mundur jika kau merasa lebih nyaman dengannya" ucap Mile

"No. Aku tidak punya perasaan dengannya, dia memang mantan kekasihku. Tapi aku tidak mencintainya lagi, perasaanku padanya hanya sebatas teman kerja" ungkap Apo

"Kau tidak berbicara seperti itu hanya untuk menenangkanku, kan? Itu sungguh faktanya kan?" tanya Mile

"Iya. Aku mengatakan yang sesungguhnya phi" jawab Apo

"Oke. I believe you" ucap Mile

"You don't have to believe me" ucap Apo

"No. I have" balas Mile

Apo hanya mengangguk menyetujui perkataan Mile itu. Saat ini dia hanya harus iya iya pada semua perkataan Mile, setidaknya biarkan dia belajar mempercayai Mile walaupun belum sepenuhnya berhasil.

Saat mobil milik Mile itu tiba didepa rumah sederhana milik keluarga Apo, Mile membuka pintu dan Apo keluar dari mobil dengan tersenyum. Apo berjalan menuju pagar rumah dan Mile membuka pintu mobilnya.

"GN, khun Nattawin Wattanagitiphat" ucap Mile

"Oho, GN too for you" balas Apo

Mile masuk dan Apo membuka pagar dan masuk kehalaman rumahnya. Dan saat dilihat Apo bahwa mobil Mile sudah pergi dan saat dilihanya sudah berjalan jauh. Apo dengan cepat menghubungi orang yang menelpon tadi yang dia sebut sebagai Partner In Crime itu.

Tak butuh waktu lama akhirnya orang itu datang dan Apo langsung masuk ke bangku sebelah supir dan melakukan tos dengan teman kerjanya itu yang diketahui bernama Bible. Mobil dijalankan dan mereka sembari berbicara saat mobil sudah jalan.

"Who? Your boyfriend?" tanya Bible

"Not yet, Bib" jawab Apo

"Kau berhutang untuk mengenalkannya padaku" ucap Bible

"Oh ya? Lalu bagaimana jika pekerjaan kotor yang kujalani ini terbongkar sia sia. Apa kau mau tanggung jawab?" tanya Apo

"Oh come on, Po. Hanya berkenalan saja tidak akan berujung membongkar rahasiamu" jawab Bible

"No way. Fokus saja menyetir, jangan banyak minta" perintah Apo

"Iyaa. Lagipula kita tidak akan kecelakaan hanya karna aku berbicara denganmu" ucap Bible

"Oh. Bib, bagaimana dengan Freddie? Apa sudah berhasil dilumpuhkan?" tanya Apo

Bible memberikan sebuah tablet pada Apo membuat Apo langsung menganalisis informasi yang sudah Bible temukan.

"Belum semuanya. Apa kita harus lanjut malam ini juga? Kau bisa kelelahan" tanya Bible

"It's oke. I'm fine, kita lanjutkan saja. Lagipula setelah Freddie mati, aku akan ambil istirahat dulu" jawab Apo

"Bagaimana kondisi pho-mu?" tanya Bible

"Sudah membaik. Hanya saja pho masih perlu istirahat. Aku tidak mau dia melanjutkan lagi pekerjaan ini jika dia belum sepenuhnya sembuh" jawab Apo

"Woah, dokter kandungan kita satu ini memang profesional" puji Bible














Mile terlihat tengah terdiam di taman belakang rumah memikirkan siapa sebenarnya yang disebut Apo sebagai Partner In Crime itu. Win yang melihat kakak sulungnya itu belum tidur akhirnya memilih menghampirinya dan duduk disebelahnya.

"Ada apa? Apa kencannya tidak berjalan lancar?" tanya Win

"Bukan itu" jawab Mile

"Lalu karna apa wajah datar ini?" tanya Win

"Win. Siapa menurutmu Partner In Crime, Apo? Katanya mantan kekasihnya" tanya Mile

"Kenapa kau tidak bertanya langsung tadi?" tanya balik Win

"Aku sudah bertanya. Tapi dia hanya mengatakan itu" jawab Mile

"Well, aku sebenarnya tau dia siapa. Hanya saja aku bisa terkena omel Apo jika mengatakannya" jawab Win

"Kenapa banyak sekali sih rahasia yang tidak boleh kutau. Pendekatan macam apa yang penuh rahasia begini" keluh Mile

"Ayolah phi. Sekedar informasi untuk menenangkan hatimu, dia memang mantan kekasihnya Apo. Hanya saja semuanya tidak akan sama. Karna Apo tidak semudah itu kembali mencintai masa lalunya disaat dia sudah menemukan orang yang tepat baginya" jelas Win

"Siapa? Aku?" tanya Mile

"Of course. Memangnya siapa lagi yang mendekatinya selain kau, phi" jawab Win

"Sampai sampai ada dua berita panas yang sedang treding karna seorang pengusaha dan seorang CEO berkencan depan publik tidak ditempat private" sindir Win

"Kau jangan terlalu sering menyindiriku, Win. Kenapa kau tidak menyindir Jeff saja? Dia lambannya juga sama. Padahal sudah kembali ke Thailand, sudah selesai study. Tapi masih belum memberi kepastian untuk kekasihnya" sindir Mile

"Aku mendengarnya!" seru Jeff mendekat

Mile dan Win yang melihat kedatangan Apo itu hanya mengehela nafas, kenapa malah datang. Padahal baru saja keduanya berniat membicarakan Jeff.

"Aku bukannya lamban. Hanya saja memang belum dapat waktunya" bela Jeff untuk dirinya sendiri

"Hanya mengajak menikah tidak sulit Jeff. Lagipula setelah kau melamar kan tidak langsung menikah" ucap Mile

"Eoh, mau berpacaran berapa lama? 10 tahun lagi? Keburu tua, phi" tambah Win

"Ai Win, phi Mile. Apa menurutmu mudah melamar seorang wanita yang juga public figure. Ditambah lagi beritanya pasti akan menjadi hangat sama sepeti berita phi Mile dan Apo" ungkap Jeff

"Memangnya siapa yang tidak mendukungmu dengan phi Seoul? Semua orang juga tau. Kau saja tidak mau melangkah maju, phi" ucap Win

"Lalu menurutmu bagaimana dengan phi Mile? Aku yakin dia pasti akan menunda waktu juga" tanya Jeff

"Heh, aku tidak sepertimu. Aku malah berniat langsung melamarnya setelah seminggu berpacaran nanti. Kau terlalu lamban ai Jeff" sangkal Mile

"Anak anak. Sudah malam, lanjut besok saja berdebatnya" ucap Anita dari dalam rumah

"Mama" ucap ketiganya

"Tidur. Sudah malam. Mile, bukannya kau harus ke kantor besok. Jeff, bukannya kau harus pemotretan besok. Dan Win, bukannya kau ada kuliah besok. Sudah tidur, ini sudah hampir tengah malam" ucap Anita

"Baik mama!" turut ketiganya

Akhirnya ketiga anaknya itu pergi ke kamar mereka masing masing, barulah setelah itu Anita kembali masuk ke kamarnya. Sementara di kamar Mile masih berkutak kembali pada berkas kantornya. Ingatkan Mile bawah akhir pekan suda berlalu dan besok waktunya untuk kembali bekerja, yeah sesibuk itulah seorang pengusaha seperti Mile.
















T.B.C
Makasih untuk yang udah mampir..
Sepi lagi weh. Padahal udah senang udah mulai banyak..
Sorry rada telat ya guys..
Jangan lupa vote sama comment..
Stay healthy and have a nice day!

Sunshine Destiny [MILEAPO]Where stories live. Discover now