#11

1.4K 171 6
                                    

Jeon Jungkook

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeon Jungkook

☆☆☆

Jimin berdiri di gerbang pintu sampai mobil Daniel menjauh sebelum ia berbalik dan masuk ke Lift. Ruangan gelap, hanya ada cahaya dari lampu dari parabotan rumah yang memantulkan cahaya lemah. Suara tetangga yang ingar-bingar dan musik menembus dari celah jendela semakin menimbulkan rasa sepi di hati.

Mereka merayakan malam Natal dengan keluarganya sedangkan Jimin hanya seorang diri di negeri orang. Sungguh menyedihkan. Seorang diri di negeri orang pada malam Natal yang penuh tawa ceria ini membuat hati Jimin sedih. Tidak terasa air mata Jimin menetes. Pada saat seperti ini Jimin tidak berani untuk menghubungi orangtuanya karena Jimin takut tidak bisa menahan perasaan dan membuat mereka cemas. Jimin membenamkan diri dalam selimut dan menangis sampai tertidur.

☆☆☆

Sore ditahun baru, Jimin dibangunkan oleh suara ponsel. Jimin membalikan badan dan dengan enggannya mengulurkan tangan. Sambil menutup mata, Jimin mengangkat telepon.

"Siapa?"

"Jeon Jungkook."

Jimin tersentak lalu segera bangun dan duduk ditempat tidur.

"Mau apa kau?"

"Kenapa suaramu seperti itu? Belum bangun, huh? Cepat bangun, aku mau menunjukan barang bagus!"

Jimin diam sejenak, teringat kejadian malam itu. Kenapa Jimin jadi merasa takut dengannya?

"Aku tidak ada di Odessa. Aku sedang main ski." Ujar Jimin, berbohong

"Omong kosong macam apa itu?" Jimin mendengar Jungkook tertawa. "Kalau mau berbohong carilah alasan yang masuk akal. Aku ada di depan pintu Apartemenmu, aku bisa mendengar suaramu dari luar."

Jimin menahan nafas saat ia dengar tiba-tiba suara pintu diketuk. Jimin tidak bisa bersuara dan wajahnya menjadi panas.

"Aku beri waktu dua puluh menit untuk ganti baju. Aku menunggu dibawah. Cepat!" Saat Jimin mencoba menolaknya lagi dengan berbagai alasan, Jungkook sudah menutup teleponnya. Benar-benar selalu bertindak sesuka hatinya.

Saat di depannya Jimin seperti tak berdaya, rasanya sangat rumit. Jimin segera melompat dari ranjang, menyikat gigi dan mencuci muka dengan secepat kilat, kemudian memakai baju dan topi. Udara diluar sangat dingin dan agak turun salju, kulit Jimin menjadi agak keunguan karena terlalu dingin. Jimin merapatkan mantel.

Jungkook bersandar dipintu mobil sambil merokok. Melihat Jimin mendekat, dia membuang rokoknya dan melempar senyum cemerlang.

"Ternyata kau sangat cepat."

Jimin yang masih mengingat kejadian itu sebenarnya malu untuk bertatap muka seperti ini dengan Jungkook. Jimin yang kehilangan ciuman pertamanya berusaha keras mengencangkan muka dan bertanya dengan dingin.

[ FREE ] ImperfectionWhere stories live. Discover now