2. Tentang Alan

45K 2.7K 41
                                    

Seorang wanita cantik dengan name-tag Karina terlihat sedang sibuk membereskan berkas di mejanya. Dia memastikan lagi kalau semua berkas yang dia pegang lengkap tanpa ada yang tertinggal satu pun. Setelah yakin semuanya sudah dia pegang, wanita tersebut berjalan masuk ke dalam ruangan atasannya.

"Ini biografinya. Zara yang mengirimkannya pada saya, Pak." Karina menyerahkan berkas yang dia pegang pada sang atasan, Alan Geraldino.

"Sudah kubilang agar jangan terlalu formal jika kita hanya berdua." Alan, atasan sekaligus sahabat dan adik ipar Karina berkata dengan sedikit rasa kesal.

"Baiklah, Alan." Karina menuruti keinginan pria itu. Alan mengangguk, lalu mulai membaca biografi seorang wanita yang dikirimkan oleh Zara, keponakan Alan sendiri.

"20 tahun? Menurutmu dia cocok untuk menemaniku?" tanya Alan sedikit ragu. Perbedaan usia yang sangat jauh membuat Alan ragu jika wanita rekomendasi keponakannya cocok untuk menemaninya besok malam.

"Usia tak jadi masalah, Alan. Dia bisa di permak agar terlihat lebih dewasa dari umurnya." Karina menjawab. Alan terdiam, dan lanjut membaca isi berkas tersebut.

"Evelyn Rosalina? Namanya terasa tak asing," ucap Alan dengan suara pelan.

"Kamu punya banyak mantan juga kenalan wanita, Alan. Mungkin ada satu atau dua wanita yang memiliki nama yang sama," komentar Karina. Alan mengangguk, setuju dengan ucapan Karina barusan. Bisa jadi.

"Baiklah. Terima saja. Besok aku ingin kamu bawa dia ke salon dan butik. Pastikan dia berpenampilan dengan benar. Jangan sampai membuatku malu," ujar Alan. Dia menyimpan berkas tersebut di atas meja lalu menatap Karina yang berdiri di sampingnya.

"Kamu tak mau menemuinya dulu?" tanya Karina dengan sebelah alis terangkat.

"Tak perlu. Besok aku akan langsung menjemputnya saat akan berangkat," jawab Alan. Karina mengangguk kecil. Dia mengambil berkas biografi Evelyn lalu berjalan keluar dari ruangan Alan.

Alan menghela nafas pelan setelah kepergian Karina. Dia merasa pening sendiri dengan pekerjaan yang terasa tak ada habisnya. Padahal dia baru pulang dari Amerika, namun langsung diberi tugas untuk mengambil alih kepemimpinan perusahaan. Belum lagi dia harus menghadiri acara reuni SMA-nya. Yang sebenarnya tak terlalu ingin Alan hadiri. Hanya saja, ego Alan terlalu besar jika dia tak hadir dalam acara reuni tersebut. Pasalnya, mantan istrinya pasti hadir. Dan Alan tak mau dianggap gagal move on dari wanita itu jika sampai tidak hadir.

Mengingat acara reuni tersebut, membuat Alan teringat pada biografi wanita bernama Evelyn yang barusan dia baca. Alan berusaha mengingat nama itu, karena dia merasa tak asing. Apa mungkin teman masa sekolahnya ada yang mempunyai nama tersebut? Atau mungkin teman masa kuliah? Atau mungkin rekan kerja dan kolega?

Alan tak bisa mengingatnya dengan jelas. Tapi mungkin perkataan Karina ada benarnya. Ada banyak wanita yang memiliki nama sama. Dan mungkin Alan pernah bertemu dengan seorang wanita bernama Evelyn Rosalina di tempat lain.

Ya, bukan tanpa alasan sebenarnya Alan mencari seseorang yang mau dan bisa dia ajak ke acara reuni nanti. Pertama, Alan tak mau di ejek karena menyandang status duda. Kedua, Alan tidak mau dianggap gagal move on oleh mantan istrinya. Apalagi Alan juga sudah mendengar kabar kalau mantan istrinya sudah menikah lagi.

Oh tentu saja. Bagi wanita yang tak setia pasti akan mudah menemukan pengganti. Tidak seperti Alan yang memang tak mau mencari pasangan lagi secara asal-asalan.

Alan Geraldino. Itulah nama lengkap Alan. Dia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya bernama Tiana, yang merupakan ibu kandung Zara. Lalu kakak keduanya bernama Vino, yang merupakan suami Karina.

Alan dan Karina adalah sahabat sejak zaman SMA. Seperti sebuah pepatah, tak ada persahabatan murni antara laki-laki dan perempuan. Dan ya, Alan mengakuinya. Dia sempat memiliki perasaan cinta pada Karina saat mereka masih sekolah. Alan juga sempat mengutarakan perasaannya pada Karina. Namun, cintanya ditolak oleh Karina. Yang paling menyesakkan adalah saat Karina mengaku kalau yang dicintai olehnya bukanlah Alan, melainkan Vino.

Mau tak mau, Alan harus merelakan Karina bersama Vino. Apalagi Alan juga tahu kalau Vino juga menyukai Karina sejak lama. Pada akhirnya, hubungannya dengan Karina hanya sebatas sahabat dan ipar saja.

Alan patah hati jelas. Namun itu tak berlangsung lama. Saat kuliah dia mulai dekat dengan teman satu SMA-nya yang bernama Citra. Saat masih SMA mereka tak terlalu saling mengenal. Dan setelah saling mengenal karena satu jurusan yang sama di kampus, mereka pun semakin dekat dan akhirnya menjalin hubungan.

Alan berpacaran cukup lama dengan Citra. Mereka juga beberapa kali putus, namun memutuskan untuk bersama lagi. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah tujuh tahun yang lalu. Dan ternyata pernikahan mereka hanya bertahan lima tahun saja. Alan menceraikan Citra, setelah tahu kalau ternyata wanita itu memiliki pria lain. Alasan yang lain adalah karena Alan kecewa pada semua kebohongan Citra. Alan yang menginginkan seorang anak, namun Citra sengaja memakai kontrasepsi secara diam-diam karena tak mau memiliki anak. Citra memiliki pemahaman kalau sudah memiliki anak dia tak akan bisa bebas lagi.

Dan terhitung sekarang, Alan sudah dua tahun menjadi duda. Dia belum pernah dekat lagi dengan wanita mana pun setelah bercerai. Alan memilih untuk fokus saja pada pekerjaannya. Melanjutkan kepemimpinan sang ayah di perusahaan.

Tentang Karina yang sekarang bekerja jadi sekretarisnya, itu semua adalah keputusan keluarga. Karina menikah dengan Vino setelah lulus kuliah. Dia sempat hamil, namun keguguran. Karena keguguran itu, rahim Karina juga terpaksa diangkat hingga dia tak akan pernah bisa hamil lagi.

Keluarga pun sepakat agar menjadikan Karina sebagai sekretaris Alan di kantor. Mereka melakukan itu agar Karina memiliki kesibukan hingga tak akan terlalu memikirkan kesedihan akibat kondisinya sekarang. Beruntung, Vino sebagai suaminya tak mempermasalahkan keadaan Karina. Dia tetap setia walau tahu Karina tak akan pernah bisa memberikannya anak. Dan keluarga Vino pun menerima baik kondisi Karina.

Mereka semua tak pernah tahu kalau Alan sempat mencintai Karina. Alan dan Karina pun tak memiliki niat untuk bercerita. Cukup mereka berdua saja yang tahu tentang hal itu. Bukan ingin main rahasia dari suaminya, justru Karina sengaja tak bercerita agar tak ada kesalahpahaman. Dan lagi, dia tak pernah merasakan perasaan apapun pada Alan sampai sekarang. Begitu juga dengan perasaan Alan terhadap Karina yang sekarang sudah berubah.

Tak ada alasan kuat untuk mereka menceritakan hal tersebut pada orang lain.

_______________________________________

Hai semuanya. Update kedua untuk cerita ini. Jangan lupa tinggalkan jejak ya🥰

(Not) One NightWhere stories live. Discover now