(Romantic Comedy)
#5 Hello Ex-Universe
Setelah tiga bulan menikmati ketenangan di kantor baru, Sinar mendadak panik setelah mengetahui bahwa bos barunya adalah Cakrawala Soetomo, mantan bos yang membuatnya resign.
Sebisa mungkin Sinar menghindari C...
Jangan lupa komen segunung ye '-')/ udah double up soalnya wkwk
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
•
"Saya turun di sini, ya, Pak. Makasih udah antar saya."
Sinar langsung turun sebelum sempat mendengar pertanyaan Cakrawala. Sinar berlari dengan cepat memasuki gang rumah yang hanya muat untuk motor dan pejalan kaki saja. Sinar terus berlari sampai-sampai tidak sadar bahwa Cakrawala menyusul dari belakang. Sinar berhenti setelah melihat kedua adiknya sedang duduk bersama nenek tetangga sebelah rumah ibunya.
"Kak Sinar!" Seorang gadis berambut panjang sepunggung berlari menghampiri Sinar dan langsung memeluk dengan erat.
Sinar tidak sempat bertanya karena dia mendengar suara tangis gadis itu. Tak cuma satu saja, ada gadis lain yang berlari memeluknya. Sinar mendengar tangis yang sama dari dua gadis itu. Selain adik kandung perempuan dari ibu dan ayahnya, Sinar punya dua adik perempuan dari ibunya dan laki-laki lain yang diberi nama Oxana dan Mindy. Umur Oxana baru menginjak tujuh belas tahun, sedangkan Mindy berusia tiga belas tahun.
"Nggak apa-apa, Kak Sinar udah ada di sini. Nggak ada yang bisa nyakitin kalian. Jangan takut lagi, ya," balas Sinar dengan suara bergetar.
Sinar menahan kesedihannya. Bukan persoalan dua adiknya ditinggal pergi sang ibu melainkan cerita Oxana perihal rentenir yang mengacak-acak rumah. Sinar marah sekaligus sedih mendengar kabar gila itu.
"Temani kami, Kak," pinta Oxana lirih.
"Iya, Kakak temani kalian malam ini." Sinar mengusap punggung kedua adiknya.
Sinar diam selama beberapa menit membiarkan adik-adiknya menangis dalam pelukannya, membuat beberapa tetangga yang selalu ingin tahu memperhatikan. Setelah itu, Sinar mengajak adiknya masuk rumah dan menutup pintu. Di dalam rumah Sinar melihat kekacauan yang diciptakan rentenir. Beberapa barang pecah belah berantakan dan tidak berbentuk lagi.
"Kalian masuk kamar, ya. Biar Kakak yang beresin," suruh Sinar.
Oxana dan Mindy menggeleng enggan masuk. Keduanya menggenggam tangan Sinar erat-erat.
Hati Sinar rasanya hancur mendengar ucapan adik kecilnya. Ibunya benar-benar keterlaluan, terlalu sering meninggalkan, menelantarkan, dan ujungnya membuat rentenir datang mengobrak-abrik rumah. Di mana pula ayah dari kedua anak ini yang hobinya berjudi? Sinar tidak habis pikir kenapa ibunya masih saja mau hidup dengan pria yang tidak bisa membantu apa-apa. Apa yang ibunya pikirkan?
Mengesampingkan kekesalannya, Sinar menggamit tangan Mindy sambil tersenyum. "Kakak nggak akan ninggalin kalian. Kakak tidur di sini malam ini. Besok Kakak antar kalian pergi sekolah. Pegang janji Kakak."