19

1.4K 140 20
                                    

“Ayo Egan udah sampai~” ajak Lichan pada Regan, saat mobil taxi yang di tumpangi mereka berdua berhenti di sebuah restorant jepang.

“Masuk duluan aja, ini Jean nelfon gak keangkat.”

Lichan mengangguk patuh setelahnya ia pamit untuk masuk terlebih dahulu karena Lichan takut Nagendra sudah menunggu dari lama.

Setelah melihat Lichan sudah memasuki restoran itu. Regan menatap handphonenya yang kembali berdering, dan menampilkan nama Jean disana.

“Kenapa sayang, kok spam telfon tumben.” ucap Regan to the point.

“Aku cemas lho, kalian gak papa kan? Lichan baik kan? Aku dari tadi telfonin kalian berdua gak ada yang jawab.”

Regan tersenyum pelan. “Kita baik kok, sorry udah bikin khawatir.”

“Enggak apa-apa bukan salah kamu kok. Sekarang kalian dimana? Udah pada makan belum?”

“Ini lagi mau makan, sekalian ketemu calon tunangan Lichan.”

“Hah calon tunangan?” sahut Jean dengan begitu cepat.

“Jangan bilang kamu lupa, kalau Lichan mau bertunangan.” kekehnya. “Nih anak rencananya mau ngenalin ke aku.”

“Aku ikut! Sharelock ke aku sekarang.”

“Hah?”

“Ya aku juga pengen tau siapa lelaki yang mau bertunangan dengan Lichan.”

“Terus kerjaan kamu?”

“Bisa nanti, sekarang sharelock ya aku tunggu.”

Regan tertawa miris saat panggilan itu tertutup secara sepihak.

Dengan malas ia mengirimkan lokasi restoran kearah Jean melalui chatnya.

Setelah itu ia berjalan memasuki restoran itu untuk menyusul Lichan.

•••

“1...2...3...” hitung Marka dengan pelan. Kini ia sedang berdiri di depan pintu kamarnya yang tertutup terkunci didalam.

Leander masih marah dan tidak mau bertemu dengan Marka. Sudah Marka bujuk dengan cara apapun, Leander tetap nihil tidak mau keluar dan berbicara padanya.

Anak itu bahkan mengabaikan sarapan dan makan siangnya hari ini. Dan itu membuat Marka kesal karena ini sudah keterlaluan. Leander sedang sakit, dan anak itu belum makan sedikitpun!

“Masih gak mau buka pintunya?” ucapnya dengan masih terbilang tenang. “Daddy beneran di cuekin ini? Masa anak Daddy gak mau ngomong sih sama Daddy.”

Ada jeda sebentar karena Marka masih tidak mendengar sahutan didalam sana. Marka tidak mau gegabah, Leander yang sedang rewel seperti ini harus ekstra sabar menghadapi nya.

“Sayang, buka ya. Kita makan dulu, kamu belum makan lho, kan lagi sakit kamu belum minum obat.” bujuk Marka sekali lagi.

Marka menghela nafas dengan lelah saat tidak mendengar suara lagi dibalik kamar. Ia tidak tau harus melakukan cara apalagi agar Leander mau keluar dan memakan makanannya.

Lagian Marka tidak habis pikir, Leander marah kepadanya karena ia sudah mengusir Lichan dirumahnya kemarin malam. Apakah anaknya itu sudah sedekat itu dengan Lichan?

Atau jangan-jangan Leander sudah mengetahui kalau Lichan adalah ibu kandungnya?!

Eyy tapi mana mungkin! Jelas saja Marka kemarin mendengar Leander memanggil Lichan dengan sebutan kakak kok.

Tapi tunggu..

Marka hampir lupa! Apa ia harus memakai cara ini agar Leander mau keluar dari kamarnya ya?

Sunshine, Marknohyuck.Where stories live. Discover now