Dua Puluh

384 63 2
                                    

Halo, malam semuanya! I'm so sorry for the super late update for Nectaflos 😭 Akhir" ini aku terlalu fokus sama AU-ku, The Worst Scenario. Btw, bagi kalian yg tertarik sama AU lokal tema lgbtq, friends to lovers gitu, kalian cocok baca TWS ☺️ *shameless promotion*

Oh iya, untuk membayar keterlambatan aku yg udah gak update Nectaflos selama beberapa pekan, malam ini aku update Nectaflos bab 20-23, ya.

Jangan lupa vote dan komennya. 😘

Selamat membaca! ❤️

.

.

.

Ia terpaku. Kedua manik bercahayanya menatap teliti tiap helai putih yang jatuh ke dasar kaca. Gerak putih melambai itu memberi sensasi puas tersendiri bagi sosoknya. Matanya yang semula sayu seketika dipaksa terbuka lebar.

Entah sejak kapan, memperhatikan titik-titik salju yang beterbangan dan jatuh dalam bola kaca menjadi hobi baru bagi Jaemin. Ia sampai mengabaikan suara televisi yang menyala, atau keseruan Mark dan Donghyuck yang memasak di dapur (atau lebih tepatnya, kegiatan merusak dapur bersama-samaㅡsebab kemampuan keduanya takbisa diandalkan), atau desahan malas yang sesekali keluar dari mulut Sungchan. Lelaki manis itu tetap memilih memaku pandang pada bola kaca di atas meja, di samping sofa.

"Apa kalian memang selalu membosankan seperti ini?" Sungchan, setelah beberapa menit yang hanya diisi oleh kebisingan televisi dan cekikikan dari arah dapur, pun membuka suara. Ia menatap saudara sebangsanya, Jaemin, yang tampak tak melakukan satu hal pun yang berarti. Jaemin lantas memiringkan kepala, menyandarkannya pada lengan sofa, dengan mulut yang sedikit mengerucut dan mata yang tak henti menatap salju di bola kaca.

"Memangnya kau mau melakukan apa?" tanyanya.

"Apa pun selain duduk diam seperti ini. Kebiasaan manusia tidak patut dicontoh."

"Ya sudah, kau berjemur saja sana. Lakukan fotosintesis supaya kau tidak merasa melakukan kegiatan yang sia-sia."

"Kau mau aku jatuh sakit, Jaemin?!" Sungchan memelototkan mata, memandang lelaki itu dengan kesal.

Sadar akan kesalahannya, Jaemin seketika mengatupkan rahang. Bagaimana bisa ia menyuruh Sungchan berjemur? Pemuda itu adalah HiemsㅡNectaflos musim dingin!

"Lagi pula, apa yang dilakukan dua orang itu di sana?" Sungchan kembali mendengus, kali ini dengan nada sebal, sembari kepala ditolehkan ke belakang sofa, tempat di mana dapur berada.

"Jangan cemburu. Bagaimanapun, Donghyuck sudah tertarik pada pemuda itu, bukan kau," kata Jaemin lagi, tetapi ia sama sekali tidak melihat dampak dari omongannya: Sungchan yang semakin mendelik kesal, pun segera mengalihkan pandang ke arah televisi.

[✓] Nectaflos [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang