•|Pitiful|•

2.2K 256 150
                                    

"Kayaknya gue lagi sakit hati deh,"

"Kayaknya gue lagi sakit hati deh,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

Dengan langkah tegap penuh amarah, kaki Jeevano menghentak pintu Alana yang hanya terbuka sedikit. Wajahnya yang sudah dipenuhi dengan kemurkaan ia tampilkan sengaja untuk menyambut Alana di sana. Hawa - hawa kemarahan dalam tubuh Jeevano yang ia harapkan dapat tersalurkan kepada Alana.

"LANA!!!"

Dua kepala menoleh serentak ketika hentakan pintu dan suara Jeevano yang menggelegar.

"No, gue minta maaf. Pasti lo marah banget sama gue kan? Gue siap menerima umpatan lo," sahut Alana dengan mengucapkan kalimat tersebut hanya dengan satu tarikan nafas.

Dengan raut wajah Jeevano yang geram, Alana sudah siap mental untuk menerima semua yang akan Jeevano lakukan padanya. Alana benar - benar siap.

Namun Jeevano hanya diam saja ketika ia melihat satu lagi manusia lain yang duduk di samping Alana. Naresh, lelaki itu adalah alasan Jeevano mematung ditempat. Seperti memiliki dendam pribadi, ia menegang ketika Naresh menampakkan senyum kearahnya.

"Jeevano, kenapa kesini?" tanya Naresh.

Cowok dengan balutan kaos berwarna putih polos dan celana jeans selutut itu sedang duduk di sofa kamar Alana. Bukan karena itu ia terdiam, namun posisi Naresh dan Alana yang tidak mengenakkan ketika ia datang barusan.

"Sorry, gue ganggu,"

Ada sedikit rasa aneh yang timbul ketika Alana berbuat sesuatu dengan Naresh disaat ia datang. Hawa kemarahan yang ia bawa dari luar tiba - tiba saja menghilang tergantikan sedikit sendu.

Segera ia menepis perasaannya. Jeevano tidak akan melupakan kesalahan Alana yang baru saja membuatnya dipermalukan di dua tempat yang berbeda sekaligus. Ia langsung melangkahkan kakinya menuju ranjang Alana penuh kemarahan lagi.

"Lo ngerjain gue ya?" Seketika itu juga Jeevano membongkar semua kantong kresek yang ia bawa di atas ranjang tersebut.

Ia menumpahkan semua barang yang ada di dalam kantong kresek dengan penuh keyakinan. Tak peduli siapa yang akan membereskan ini semua.

"Lo lagi dapet kan, kenapa nggak bilang. Gue mau beliin lo ginian kalau emang lo butuh, lo bisa bilang dari awal. Bukan malah bikin gue malu kayak gini," ucap Jeevano namun tidak ada nada kemarahan di sana. Suara cowok itu berubah menjadi sedikit halus dan penuh kepedulian.

Alana mengangkat alisnya terkejut. Setan mana yang merasuki Jeevano hingga lelaki yang terlihat penuh amarah ini tiba - tiba saja menghaluskan nada bicaranya. Rasanya ini bukan Jeevano, pikir Alana.

"Ya gue takut aja lo nggak mau bantuin gue," lirih nya. Kepala Alana tertunduk lesu, sudah layaknya bapak kepala sekolah yang memergoki anak siswanya ketahuan bolos kelas.

One Night WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang