Sebuah undangan pesta ulang tahun dari keluarga Kim berakhir pada sebuah permainan yang berbahaya. Mereka tak akan pernah bisa keluar dari manssion itu jika mereka belum bisa memecahkan teka-teki. Mereka harus merangkai clue yang mereka dapat menjad...
Di ruang tengah yang dijadikan sebagai titik kumpul, rupanya semua orang sudah berkumpul. Semuanya ada disana, tak terkecuali Mingyu yang setia berada dipelukan Jisoo.
"Semuanya masih lengkap, berarti tak ada yang mati." ucap Chan.
"Aaaaa."
Mereka memekik terkejut mendengar teriakan yang kencang berasal dari lantai atas. Namun, Chan tak menemukan ada yang kurang diantara mereka. Suara itu adalah suara laki-laki.
Klik
Brugh
Brughh
Lampu kembali padam. Disertai suara sesuatu yang jatuh menuruni tangga dengan cepat. Namun mereka hanya bisa diam saling berpegangan, pasalnya pandangan mereka benar-benar buta akibat gelap.
"S-suara apa itu?" lirih Myungho yang ketakutan memeluk Seungcheol disampingnya.
Klik Lampu kembali menyala
"Ketua Kim."
~♥~
"Gila, ini benar-benar gila!! Siapa pelakunya?!" ujar Jun yang risau bergerak kesana kemari sambil menjambak rambutnya sendiri.
"Kalau ketua Kim sudah mati, itu artinya bukan dia pelakunya. Tapi salah satu diantara kita." Hansol ikut berujar.
"Salah satu diantara kita?" beo Seungcheol menaikkan salah satu alisnya. "Kau tidak melihat bahwa kita sedari tadi berkumpul bersama."
"Bisa saja itu tangan kanannya yang melakukan itu sementara 'dia' sedang bermain peran diantara kita." jawab Hansol.
"Dia siapa yang kau maksud?" Namjoon ikut bersuara.
"Pelakunya." jawab pria itu menatap Ayahnya dengan seringaian.
Kim Seokjin ditemukan tergeletak dibawah tangga, dengan darah yang berceceran dari lantai atas mengalir menuruni tangga. Seolah Seokjin yang diluncurkan dari lantai 2 menuju lantai 1 dengan tangga.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mereka kembali berkumpul diruang tengah usai mengamankan jasad Seokjin disalah satu ruangan yang ada disana. Namun mereka tak sempat untuk membersihkan darah yang masih menggenang disana.
Kondisi pria 68 tahun itu cukup mengenaskan. Sayatan dalam yang masih mengeluarkan darah menghiasi wajah dan seluruh tubuhnya. Kemeja putih serta jas hitam itu sudah koyak dan penuh oleh warna merah juga bau yang anyir.
Wajah tampan yang selalu ia bangga-banggakan tak lagi menunjukkan keindahan parasnya. Wajah itu telah koyak oleh banyak luka, serta lelehan lilin yang sudah mengeras.
Menguatkan asumsi mereka bahwa Seokjin dibunuh terdahulu sebelum dijatuhkan dari lantai 2. Selain itu, melihat kondisinya, pasti si pembunuh memiliki dendam terhadap Seokjin. Dan suara yang mereka dengar tadi adalah suara jasad Seokjin yang menggelinding dari lantai atas.
