PROLOG

10 3 0
                                    

VOTE & KOMEN

.

.

.

SELAMAT MEMBACA

***

Mimpi yang terasa seperti menyentuh surga. Harapan yang tinggi seakan diatas langit, dan hanya tekad yang dimiliki. Usaha yang mengkhianati hasil, hancurnya seluruh rasa dan pupusnya keinginan.

Hingga yang benar-benar tersisa adalah kenyataan pahit yang tak sesuai ekspektasi. Tamparan keras bagaikan hantaman kuat dari langit untuk Langit. Tanah seakan menarik kakinya untuk mengingatkan jika tempat sebenarnya Langit berpijak hanyalah dirinya.

Karena di atas sana, Langit tak memiliki tempat.

"Kalau Langit naik pesawat, apa Langit bisa ketemu Mama?"

"Kalau Langit jadi anak baik, apa Langit bisa cium Mama?"

"Kalau kepala sekolah yang panggil Mama, apa Mama bisa datang?"

Hingga...

"Gak ada pesawat, gak ada jadi anak baik, gak ada kepala sekolah. Itu semua gak bisa bikin Mama kembali."

Langit mengerti, yang pergi tak mungkin kembali. 


***


Banyak pertanyaan terlintas di benak Langit, mampukah Langit menemukan jawaban dari semua pertanyaannya?

Mampukah Langit bertahan ketika tetesan air hujan terus membasahinya?

Atau, mampukah kaki Langit kuat untuk terus berlari menggapai mimpinya?

Yang tahu itu semua hanyalah saya, hahahaha (ketawa jahat) ayo temani Langit menemukan jawabannya.


PARADISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang