bab 13 Bima bagaskara

5 0 0
                                    

Bunyi alarm membuat Bima terbagun dari tidurnya. Pria dengan kaos putih polos itu menoleh ke arah samping. Seorang anak kecil terlihat tertidur sangat pulas tepat di samping Bima. Bima melihat jam Diding menujukan pukul 4 subuh. Segera Bima bergegas bangkit dari ranjangnya. Mungkin aneh bagi seorang pria bangun pagi buta untuk menyiapkan berbagai keperluan sekolah dan kerja dia.

Akan lebih mudah jika ada yang membantu dia. Mungkin istri. Namun Bima tidak ingin mengeluh mungkin Allah belum memberi Istri yg terbaik untuknya. Bima memasukan beberapa buku yg berserakan di meja belajar Chandra dan memasukanya kedalam tas. Dia juga mengepel dan menyapu rumah serta sedikit mengelap beberapa tempat yang sedikit berdebu. Kemudian dia mandi dan sholat subuh.

Melihat jam sudah menunjukan pukul 6, Bima membangunkan malaikat kecilnya memandikannya dan membuatkan bekal untuknya. Tak lupa dia segera mengambil kemeja putih kebangganya dan mengulumnya sampai siku. Bukan tidak memiliki baju lain. Melaikan Bima memang sangat suka mengenakan kemeja putih. Mungkin saja orang yg tidak mengenal dia mengira Bima tidak pernah mengganti bajunya. Padahal dia memang merasa simple mengunakan kemeja putih ini.

"Kau harus menghabiskan bekalmu. Papa ngga mau nanti ada sisa, kamu harus ingat, di luar sana banyak yang tidak bisa makan. Jadi, Chandra harus bersyukur," ucap Bima sembari mengemas kotak bekal ke dalam tas.

"Iya, Papa. Chan selalu habiskan kok," ucap Chandra sembari menyantap roti tawar dengan selai coklat kesukaanya.

Bima tersenyum ke arah Chandra, kalau di tanya lelah, pasti sangat lelah mengurus semuanya sendiri. Tapi bagi Bima tidak masalah, asal Chandra ada bersamanya.

"Sudah habis sarapannya?" tanya Bima yang di balas anggukan Chandra.

"Kalau begitu ambil helmnya, Papa antar ke sekolah."

Bima mengantar Chandra pergi sekolah dengan mengendarain motornya. Setelah dia melihat Malaikat kecilnya masuk bersama teman-temanya dia segera bergegas pergi.

Bima memarkirkan sepeda motornya di samping restoran yang sangat luas dan besar itu. Dia segera masuk melalui pintu belakang. Suasana terlihat sangat sibuk, beberapa karyawan restoran tengah merapikan tempat dan para koki memilih beberapa bahan untuk di sajikan kepada pelanggan hari ini.

"Chef? Kami sudah memilih bahan yang terbaik pagi ini. Budi sudah memeriksa dan kami memilih yang terbaik." Salah satu Asisten koki memberi beberapa list bahan.

"Baguslah, mari kita bekerja keras hari ini. Layani pelanggan dengan baik dan sajikan makanan.

Restoran sangat sibuk hari ini, pelanggan sangat padat pada siang hari sampai malam. Bima adalah pemilik restoran ini, dia juga memiliki kafe di samping restoran. Selain Karis chefnya yang gemilang serta Bisnis yang berkembang sangat pesat Bima tergolong orang yang lumayan sukses karena sudah membuka restoran di beberapa daerah dan pusatnya ada di Jakarta.

Saat makan siang, tiba-tiba saja salah satu pelayan tak sengaja menumpahkan air ke sepatu salah satu pengunjung. Membuat keributan di tengah padatnya pengunjung restoran.

"Maap, Mbak saya tidak sengaja," ucap seorang gadis dengan seragam pelayan.

"Maap? Kamu tidak tahu, sepatu saya bahkan bisa membeli dirimu," ucap seorang wanita cantik dengan pakaian yang sangat seksi. Rambutnya panjang dan pakaiannya sangat gelamor dengan berlian yang menghiasi dirinya.

Wanita itu berdiri dan meminta pelayan itu membersihkan sepatunya sembari sujud. Jika pelayan itu menolak maka dia akan melaporkanya ke pemilik restoran agar dia di pecat dan mengganti sepatu seharga 50jt itu.

Merasa di ancam, gadis itu memohon agar wanita itu tidak melaporkanya karena gadis itu sangat membutuhkan pekerjaan ini.

"Ada apa ini?" Seorang pria dengan dengan kemeja putih yang di gulung sampai siku itu melangkah mendekati mereka. Dia membuka celemek kokinya dan meletakanya di meja kasir.

Wanita itu terdiam sejenak melihat seorang pria tampan dan gagah mengahampiri dirinya. Pria itu terlihat sangat seksi baginya karena memiliki postur tubuh yang bagus dan wajah yang tampan dia juga terlihat sangat dewasa dan pintar.

"Saya ingin bertemu dengan pemilik restoran ini," ucap wanita itu sembari melipat tanganya.

"Mari ikut saya." Pria itu mempersilahkan wanita itu untuk mengikutinya menuju ruangan kantor.

Tanpa basa basi wanita itu langsung mengikuti dia. Wanita itu kembali memperhatikan Bima dari belakang dari ujung kaki sampai kepala pria itu sempurna.

"Saya koki sekaligus pemilik restoran ini?" Setelah memasuki ruangan Bima segera memperkenalkan diri. Wajah dingin dan mata tajam itu membuat wanita itu sedikit terdiam.

"Ah, nama saya Shopi. Jadi kamu pemilik restoran ini? Kamu tau palayanmu menumpahkan air ke sepatu malah saya."

"Sebelumya saya minta maaf atas kejadian ini. Saya akan membayar atas kerugian yang ada terima dari karyawan saya. Berapa yang ada butuhkan, saya akan langsung trasfer sekarang. Tapi, saya tidak terima atas perlakuan anda pada karyawan saya yang tidak manusiawi. Saya tidak ingin berurusan lama dengan anda nyonya. Jadi, bisakah anda pergi dan tidak kembali lagi setelah menerima ganti ruginya." Tegas, lugas dan tidak bertele-tele. Membuat pesona lain dari Bima.

"Harganya lebih dari 50jt."

"Saya akan trasfer 70jt, apa masih kurang?"

Wanita itu tersenyum pada Bima, tidak di sangka wanita itu semakin tertarik pada pria tampan dan dingin dihadapannya.

"Baiklah, saya akan memberi nomer rekening saya. Dan bisa kah saya mendapatkan juga nomer telefon anda?" Wanita itu memain kan rambutnya dan mendekati Bima.

"Saya sudah memiliki seorang istri, istri saya sangat lah pemarah dan arogan. Jangan sampai wajah anda yang cantik habis di hajar olehnya." Bima tersenyum mengingat Arum yang mengajar habis seorang pelakor yang merebut suami temanya sendiri.

Dia jadi merasa aneh pada dirinya sendiri. Karena berbohong sudah memiliki istri, dan yang dia maksut istrinya Adalah Arum. Apa dia sudah gila, bisa saja dia di hajar Arum karena mengaku suaminya. Tak apa, ini semua dia lakukan karena dia malas berhubungan dengan wanita seperti ini. Wanita tipe ini akan terus berusaha mendekati targertanya Sampai dia mendapatkannya dan melakukan segala cara.

Sekarang bukan lagi untuk bermain-main. Bima sangat tidak menyukai wanita golongan ini. Tak lama, sampai notif transfer masuk, wanita itu langsung pergi. Sebelumya wanita itu berkata dia sama sekali tidak takut pada istri yang di maksut Bima. Dia malah mengatakan kalau dia semakin tertarik pada Bima.

Waktu menunjukan pukul 9 malam, restoran akan segera tutup. Dan beberapa karyawan sudah mengemas barang-barang mereka.

Seoramg wanita terlihat masih sibuk dengan dapur restoran. Gadis berusia 26 tahun itu adalah salah satu pelayan di sana.

"Kamu belum pulang, Re?" tanya Bima yang melihat beberapa karyawan sudah pulang satu persatu.

"Saya menunggu bapak, ada yang ingin saya katakan."

Rere memberikan semangkuk sup hangat ke pada Bima.

"Saya lihat bapak belum makan dari tadi siang. Bapak jangan sampai telat makan nanti kalau sakit bagaimana. Dan saya mau mengucapkan terima kasih karena bapak sudah membantu saya," ucap gadis itu sembari menundukkan wajahnya karena malu.

"Sebelumnya terimakasih, re. Tapi maaf aku akan makan di rumah bersama anakku. Jika ku bawa pulang pun supnya akan dingin dan ini ada beberapa sayur yang tidak bisa di hangatkan. Jadi aku tidak bisa menerima ini, makanlah untukmu saja kau juga belum makan sejak siang tadi."

Kapan Nikah?Where stories live. Discover now