Istana Kayu Merah

702 12 0
                                    

Dalam waktu singkat ia tahu kemana tujuan para wanita itu, mereka sedang berjalan menuju istana. Setelah berjalan sejauh lebih dari setengah pulau akhirnya mereka sampai di bibir pantai, dimana gerbang istana berdiri tanpa penjaga. Morgan menunggu beberapa saat sebelum akhirnya masuk dan mendapati para wanita itu telah menghilang. Ia berjalan melewati dua ruangan berisi benda bernilai seni tinggi dan tiba di sebuah lorong panjang.

Lorong itu terbuka dan berada di atas lautan lepas. Tiang-tiang dari kayu merah menopang atapnya dan semilir angin menerpa. Keadaan sangat tentram dan Morgan menyadari tiada riak di air laut yang mengelilingi lorong ini. Tiba-tiba saja ia merasa lelah dan mengantuk. Ia duduk di tepi lorong dan menyandarkan diri ke salah satu tiang. 

Ia terbangun tatkala rombongan wanita yang sama berlari pelan melewatinya. Mereka tertawa kecil dan menghilang di ujung lorong. Ia beranjak berdiri, matahari masih bersinar dan setengah mengantuk Morgan berjalan tanpa tujuan. Keadaan dalam istana ini sungguh tenang dan sampai saat ini ia belum bertemu dengan satu penjaga pun. Ia berjalan hingga menemukan gapura yang membuka ke sebuah taman berbentuk lingkaran kecil.

Di tengah taman itu berdiri sebuah gazebo yang ditumbuhi tanaman hijau lebat dengan bunga mawar merah pekat. Morgan berjalan mendekat dan tertegun. Seorang gadis berdiri membelakanginya dengan siluet tubuh memikat. Angin melayangkan gaun tipis tembus pandang gadis itu, memperjelas lekuk pinggulnya yang montok seperti buah persik.

Purnama di LautanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang