Akhirnya ketahuan

13 3 0
                                    

tepat pukul 10 pagi amri mendatangin jeni ,ia tau klau jeni teman dekat aswa

"jeni" pangil amri

"iya pak?"

"kamu lagi apa?"

"saya ini mau nyapu halaman belakang, kenapa ya pak?"

"ada yang mau saya tanyakan sama kamu, oh ya kapan aswa ulang tahun?"

"baru aja lewat dua bulan kemarin pak" ucap jeni

"oh iyaa hmm yasudah deh kalau gitu" ucap amri

amri ingin memberikan kejutan berupa hadiah pada aswa ,tapi ternyata aswa ulang tahunnya sudah lewat 2 bulan yang lalu.
tak lama setelah amri pergi dan irfan pun mendatangin jeni.

"eh ngapin tuh si amri kesini" ucap irfan

"ih kamu gak sopan ,nnti dia dengar baru tau kamu!" ucap jeni

"iya dia ngapain ngobrol sama kamu?"

"dia nanyain ulang tahun aswa" ucap jeni sambil lanjut menyapu

"oh gitu, kirain dia suka sama kamu" ucap irfan ngeledek

"aneh kamu ya" ucap jeni

raka merasa jenuh dengan hubungannya,ia merasa sedikit tertekan karna hubungan mereka harus di rahasiakan ,ia cemburu apa bila banyak lelaki yang mendekati aswa, kini ia mencoba memberanikan diri untuk mempublikasikan hubungan mereka.

"aswa sayang, nanti pulang kita sama ya"

ucap raka pada aswa di depan sebagian pekerjanya termasuk jeni, aswa terdiam ia melirik jeni demgan wajah kaget.

"ciyeeeeee" kata karyawan yang melihat kecuali jeni

aswa mencoba pergi berjalan cepat kearah ruangan raka, raka yang berada tepat di samping jeni mencoba mengejar aswa, karna bingung dan penasaran jenipun ikut diam-diam ketempat aswa sambil nguping

"raka! apa semua ini?" ucap aswa

"kenapa? kan kamu pacar saya, salah saya bilang kayak gitu?" ucap raka

jenipun mendengar dari jendela ,betapa hancur nya hatinya ia merasa telah di hianati oleh teman dekatnya, iapun berlari pergi sambil menangis

"gada yang salah hanya waktunya saja yang belum tepat" ucap aswa

"saya cemburu kalau ada yang dekatin kamu, jadi kalau orang tau kamu pacar saya mereka gak akan mau gangguin kamu lagi" ucap raka nada sedih

"tapi bukan itu yang saya maksud" ucap aswa sambil matanya berkaca-kaca

"kamu nangis?" tanya raka

air mata aswa tak dapat ia bendung lagi, ia begitu merasa bersalah pada jeni namun di sisi lain ia mencintai raka.

"apa yang salah as?" tanya raka balik

aswa pun menceritakan kalau jeni menyukai raka ,ia ingin menjaga perasaan sahabatnya tersebut

"as, mau sampai kapan kita sembunyikan ,lagipula kita gak mungkin gini-gini aja ,saya gada rasa sama jeni, yang di hati saya cuma kamu" ucap raka sambil memeluk aswa.

di sisi lain jeni berlari ke kamar mandi,ia menangis segugukan sambil melihat cermin, ia merasa di bohongin oleh aswa.
kemudian ia melihat ifran di depan pintu kamar mandi

"kamu ngaikutin aku ya?" tanya jeni

tanpa berkata panjang irfan memeluk jeni ,ia tau apa yang terjadi pada jeni, jenipun kembali menangis,

"jen, biarkan saja mereka bersatu, mereka mencintai satu sama lain. aku ada di sini aku yang akan bahagiakan kamu" ucap irfan

"maaf aku belum bisa buka hati sama kamu" ucap jeni sambil melepaskan pelukan irfan dan pergi

saat jam pulang jeni sudah lebih dulu sampai rumah, aswa merasa deg-degan, ia mencoba menjelaskan pada jeni

"jen,,," ucap aswa

"stop" ucap jeni sambil menyuruh aswa diam

"aku bisa jelasin"

"apa yang mau kamu jelasin, uda jelas semua ,selama ini kamu bohongin aku?? kenapa kamu lakuin ini as?" ucap jeni sambil matanya berkaca2

"sekrang aku uda gak mau lagi lihat wajah kamu, aku mau pergi dari sini, kalau perlu aku mau ke kampung" lanjut jeni

"plisss jen, aku ga tau semuanya akan seperti ini ,aku ga tau kalau pada akhirnya aku bisa jatuh cinta sama dia" ucap aswa menangis

"as,aku mau sendiri untuk sementara waktu, jauhi aku atau angap aja aku gak pernah ada di hidupmu" ucap jeni

jeni kemudian pergi menyendiri, karna ia merasa suntuk,
iapun mencoba menelepon irfan

"fan, kamu di mna?" tanya jeni nada datar

"aku di rumah, tumben kamu nelpon, kenapa tuh?" tanya irfan

"ga apa-apa! aku suntuk, ayok keluar" ucap jeni

"ha , seriusss nih kamu ngajak keluar" tanya ifran sambil senyum-senyum

"iya bener, jemput aku di simpang kos yaa" ucap jeni

"beresssss" ucap irfan

"jangan telat" sambung jeni sambil mengakhiri teleponnya

jeni siap-siap keluar kos ,ia melihat aswa di kamar sambil tiduran
setelah keluar ia mengunci pintu, mereka berdua sama-sama punya kunci cadangan kos jadi jika mereka ingin datang dan pergi bisa bebas tanpa harus membuka-buka pintu lagi.
sesampainya di simpang kos jeni, ternyata sudah ada irfan yang menunggu di sana.

"cepat banget kamu kamu datang?" ucap jeni sambil naik ke atas motor irfan

"ya dong, kasihan nanti cewek cantik  begini nunggu lama di luar" ucap irfan sambil mengombal

"bisa aja ihh" ucap jeni

"eh kita mau kemana?" tanya ifran

"terserah" ucap jeni datar

"ya aku ga tau lah jen, jangan bilang terserah dong" ucap irfan

"hmm, cari taman aja" ucap jeni
"okey"

jeni dan irfan pun pergi ke sebuah taman, irfan yang sedikit aneh dengan sikap jeni tiba-tiba ngajak ia jalan-jalan

"kamu pasti lagi suntuk banget ya?" tanya irfan

"engak fan" ucap jeni

"jujur aja ,pasti karna tadi siang pas di cafe kan?" ucap irfan

"gimana gak kesal? ,dia bohongin temen dekat sendiri fan! uda kayak saudara malahan" ucap jeni nada kesal

"aku tau kok kamu sedih ,tapi mereka saling mencintai" ucap irfan

"aku gak peduli, tapi setidaknya dia jujur lah jangan nikung dari belakang gitu" ucap jeni kesal nada tinggi

AswaWhere stories live. Discover now