4

528 70 2
                                    

Aku calon suami kamu. Jadi, jangan
banyak bicara lagi, Minatozaki Sana."

Sana tertegun untuk waktu yang cukup lama. Tubuhnya menegang tiba-tiba. Mata bulat miliknya masih menatap lekat wajah Tzuyu yang berada di hadapannya.

"Omong kosong. Lo jangan bercanda ya sama gue," terang Sana. Kesinisan terdengar jelas dari nada bicaranya.

Tzuyu memundurkan tubuhnya menjauh dari Sana, membebaskan wanita itu dari kungkungannya.

"Aku juga pikir ini omong kosong. Tapi memang inilah yang terjadi," ucap Tzuyu.

Tzuyu kembali duduk di kursi kemudi. Punggungnya ia sandarkan pada sandaran kursi dan menghela napas cukup panjang.

"Terus rencana lo sekarang apa Seenggaknya lo pasti ada solusi," tanya Sana membuat Tzuyu kembali menoleh menghadap dirinya.

"Nggak tahu. Aku juga masih belum kepikiran mau gimana saat ini," tukas Tzuyu.

Sana memukul dashboard mobil di depannya sehingga menimbulkan suara benturan yang cukup keras. Perempuan itu benar-benar terlihat frustrasi.

"Ya Tuhan. Gue bisa gila. Benar-benar gila," racau Sana sambil menjambak kasar rambutnya.

Tzuyu menatap pasrah ke arah Sana. Melihat respons perempuan itu membuatnya tambah bingung.

"Aku tahu ini nggak masuk akal." Tzuyu mencoba maklum.

"Kamu juga pasti punya hubungan sama orang lain di luar sana. Jadi aku rasa..."

"Nggak. Bukan karena itu. Gue nggak lagi sedang jalin hubungan sama siapa pun," sahut Sana memotong perkataan Tzuyu.

Tzuyu membelalakkan matanya. Apa? Tidak menjalin hubungan? Lantas lelaki bernama Dahyun tadi itu siapa?

"Masalahnya simpel. Gue nggak suka sama lo, benar-benar nggak suka," desis Sana sambil menatap wajah Tzuyu.

Tzuyu yang ditatap seperti itu pun hanya bisa mengernyitkan dahi tersinggung.

"Sorry. Di sini bukan kamu aja yang
nggak setuju. Aku juga masih punya kriteria istri idaman dan berharap menikah dengan seseorang yang sesuai dengan tipeku. Dan tentunya kamu nggak masuk hitungan," balas Tzuyu.

"Bagus. Jadi kita sama-sama nggak suka satu sama lain. Dan gue rasa hal itu sudah cukup untuk gue jadikan alasan ke Papi biar perjodohan konyol ini segera dibatalkan!"

Tzuyu memandang Sana dengan wajah serius. Entah kenapa dia merasa permasalahan perjodohan ini tidak sesimpel itu untuk diselesaikan.

"Jadi kamu akan menghadap ke Paman Minato?" tanya Tzuyu.

"lya dong. Lo pikir buat apa gue lama-lama pertahanin perjodohan ini? Nggak ada gunanya juga. Lebih cepat lebih baik."

Sana segera meraih ponselnya dan mengetik sesuatu di sana. Selesai dengan apa yang ia ketik, perempuan itu pun kembali memasukkan benda itu ke dalam tasnya.

"Cepat jalan. Langsung antar gue pulang aja.," perintah Sana.
Perempuan itu juga tak henti-hentinya menghela napas panjang dan memijat pelipisnya pening.

"Kamu nggak jadi ke kafe?"

"Lo pikir dalam keadaan seperti ini gue bisa makan dengan tenang? Cepat antarin gue pulang aja. Jangan banyak tanya," omel Sana kesal.

Tzuyu memutar bola matanya. Entah kenapa dia masih tidak percaya jika perempuan kasar seperti ini yang mau dinikahkan dengannya!

"Mulut kamu sesekali harus disekolahkan," ucap Tzuyu tenang dan segera menjalankan mobil kembali.

𝚂𝚗𝚊𝚣𝚣𝚢Where stories live. Discover now