6. Bitter Truth

79 6 0
                                    

20 April 488

"Hei.. tebak hari ini hari apa!"

Yang ditanya sontak berbalik badan, menemukan sang pemuda dwi warna duduk di kasur.. yang saat ini adalah tempatnya untuk tidur.

Si dwi warna itu sepertinya tidak pernah tidak saat tengah malam, ya?

Bakugo yang mengantuk itu mengusap matanya keras. "Normalnya, aku yang bertanya, bodoh!"

"Aku hanya mengujimu, kalau tidak tahu, artinya kau Bakugo palsu."

"Ulang tahunku, kan? Cih, bocah ini, masih tidak percaya?"

"Saat ini yang ke berapa?"

"20, sial, sana pergi! Aku mau tidur."

"Oh.."

Bakugo kembali ke posisi awalnya dan melanjutkan tidur. Tapi baru saja hampir tidur pulas, Todoroki berbicara.

"Kau jadi semakin pendiam? Apa karena hari ini ulang tahunmu, ya?"

"Sttt! Diamlah! Aku mau tidur!! Kaua tidak suka pergi aja!!"

"Tidak kok, apapun itu aku suka."

Bakugo yang berdesis pelan karena menahan kesal dan mengantuk itu tiba-tiba membolakan matanya dan berbalik melihat Todoroki lagi.

"Apa?" Dia menyergit, diam-diam penasaran dengan kalimatnya itu. Apa maksudnya dengan kalimat itu? Suka.. suka apaan?

"Tidak ada. Oyasumi."

"Brengseeek!!!!!!"

Kita thu seberapa kesalnya Bakugo saat itu, dibangunin, dibuat ga ngantuk, ditinggalin.

.
.
.

Beberapa jam kemudian, kedua orang itu berjalan di tengah orang-orang berlalu-lalang.

Kedua memiliki raut wajah yang tak terima akan suatu hal, tapi di sisi lain tersipu malu.. hanya Bakugo yang tersipu malu. Todoroki masih dengan wajah datarnya.

"Aku tidak menyangka perkataannya.. itu sedikit.." ucap Todoroki menggantung.

"KALAU AKU TIDAK PERCAYA SAMA SEKALI!! GA MUNGKIN!! ITU HANYA RAMALAN BODOH, PENIPUAN!" Teriak Bakugo tidak terima hasil ramalan tadi.

Todoroki menghembuskan nafasnya. "Hanya saja, dia itu peramal terkenal akan kebenarannya."

Flashback

"Itu ada peramal, mau coba?" Tanya Todoroki sebenarnya tidak merasa ingin, tapi Bakugo penasaran dengan hal apa yang akan dikatakan oleh peramal itu.

Memasuki tenda gelap itu, mereka menemukan sesosok pria dengan jubah gelap dan topi panjang bak penyihir. Bahkan, ada sebuah bola kaca yang ditata di atas meja di depan peramal itu.


"Aku sudah meramal bahwa akan ada 2 orang keluarga kerajaan akan datang kemari, tapi yang tidak kusangka adalah salah satunya adalah anggota kerajaan kuno."

Peramal itu menyambut dengan kalimat panjang. Tapi, mereka memfokuskan satu hal.

"Anggota kerajaan kuno? Apa maksudmu kuno?" Tanya Bakugo merasa tersinggung dan mengintimidasi peramal itu.

"Itu artinya, anggota kerajaan bernama keluarga Bakugo. Generasi lama yang masih mewarisi nama Bakugo." Jelas Todoroki.

Bakugo menyeringai, "lihat, peramal ini saja tahu siapa aku."

...
..
.

"Dikatakan bahwa, kalung yang kau pakai, gelang, dan juga benang merah di jarimu tersambung dan berpasangan dengan seseorang yang tepat." Tutur peramal itu sembari memainkan bola sihirnya.

Cross The Time || TodoBaku ✣Where stories live. Discover now