22. Oh Please Make Up Your Mind!

6.7K 214 7
                                    

Aku sedang berada di puncak tertawa saat tiba-tiba sebuah keributan terjadi, aku mendengar orang-orang berteriak lantang dan memaki, lalu beberapa orang di sekitar ku berdiri untuk mendekati sumber suara dan mencari tahu apa yang sedang terjadi. Sementara aku, aku ragu untuk bahkan berdiri dari posisi ku, tapi Shawn meyakinkan ku untuk ikut dengannya. Saat kita sampai di sumber suara, aku hampir tidak bisa melihat apa yang tepatnya sedang terjadi karena lapisan penonton sudah cukup tebal dan aku tidak cukup tinggi untuk bisa melihat di atas kepala-kepala orang-orang. Jadi aku melakukan satu-satunya cara yang aku tahu bisa membantu, aku menyelipkan diri di antara orang-orang dan menempatkan diri ku di tempat yang cukup nyaman untuk melihat kejadian yang sedang terjadi

Well, well, What a surprise.. Sekarang aku ada di depan, dan aku bisa melihat situasi saat ini secara langsung tanpa halangan. Tidak ada yang ingin campur tangan, mereka hanya bersorak untuk seseorang agar memenangkan perkelahian ini, kemungkinan mereka terlalu takut untuk campur tangan karena tidak ingin terkena akibatnya. Perkelahian ini cukup sadis, aku melihat darah. Pasti akan sungguh sangat sakit. Kenapa mereka berkelahi pada awalnya pula? Mereka pasti mabuk

Aku menyiapkan diri ku untuk yang terburuk, karena diri ku yang bodoh memutuskan untuk berjalan ke pusat perkelahian dan menarik salah satu dari mereka menjauh dengan melingkarkan tangan ku di pinggangnya dan menariknya. Aku sungguh tidak berpikir itu akan bekerja sejak, jelas sekali, dia kuat. Sebelum ia berhasil sadar dari keterkejutannya dan kembali melayangkan balasan pada lawannya, aku, dengan bodohnya lagi, menempatkan diri ku di antara mereka

"Hentikan sekarang juga!" Maki ku tegas "kau juga" aku menoleh pada sang lawan yang sudah siap menyerang lagi dengan penuh amarah. Apakah ini yang terjadi waktu itu? Hal yang menyebabkan aku terbangun dan menemukan aku memiliki memar di rusuk ku? Apa aku bertindak bodoh seperti ini sebelumnya?

Saat aku kembali menatapnya, aku baru sadar betapa parahnya ia terluka, aku bisa melihat banyak darah, jelas sekali, dan saat aku menatap matanya, aku bisa melihat kalau pria di hadapan ku ini mabuk, dan tangan ku, yang saat ini menahan dadanya, dapat merasakan jantungnya yang berdetak sangat cepat, adrenalinnya masih terpacu, begitu juga kemarahannya. Apa yang membuat dia sangat marah seperti ini? Lalu, setelah beberapa saat aku seperti terjebak di ruang tanpa suara, barulah aku sadar apa yang sejak tadi terjadi, orang-orang menyoraki ku, memanggil ku "buzzkill" tapi entah kenapa aku tidak perduli. Walaupun ini hanya sebuah permainan, yang terjadi akibatnya asli, orang-orang, setidaknya yang berkelahi ini, mendapatkan luka dan memar yang asli, dan aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi

"Dasar kau bodoh" ucap ku mendorongnya pelan dan meninggalkan mereka. Ini bukan SMA, mereka akan segera melupakan apa yang aku lakukan di api unggun, semoga saja..

"Abigail, tunggu" aku berhenti, sebenarnya hanya karena kebaikan hati. Saat aku berbalik, aku melihatnya berjalan sedikit pincang. Apa yang salah dengan kakinya? "Aku tidak yakin aku bisa mengantar diri ku pulang"

"Jadi?" Aku bersedekap

"Kau bisa mengemudi bukan?" Aku rasa setiap kata yang ia keluarkan dari mulutnya menyebabkan rasa sakit.. Kalau aku ingin berbicara tega, aku akan membiarkannya memohon atau berbicara lebih banyak sebagai balas dendam, tapi bagian diri ku yang tidak tega, rasanya ingin langsung membantunya

"Bagaimana kalau aku tidak bisa?" Balas ku menatapnya

"Kalau begitu kau harus membantu ku berjalan kembali" ia menghela nafas. Sekarang aku yakin berbicara menyakitinya

"Kenapa tidak meminta orang lain yang bisa mengemudi saja?" Sepertinya diri ku yang tega mengambil alih

"Karena aku tahu kau masih belum mabuk" balasnya mengangkat tangan tapi kembali menurunkannya sambil meringis

The Secret Life of The Perfect Daughter (The Secret Life Series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang