Bagian 13

564 92 17
                                    

Ayo komen dong, semangatin aku wkakak

Selamat membaca ❤️

××××

Ke rumah mertua.

Ya Carissa lagi-lagi harus kesini dengan perasaan gugup dan berdebar. Ia rasanya masih takut jika mengingat bagaimana kesan terakhir dengan ibu mertuanya.

"Kenapa tiba-tiba Mas?" Tanya Carissa.

Mereka baru pulang pukul 5 sore tadi. Dan malamnya ternyata orang tua Dandi mengundang untuk makan malam bersama.

"Gatau, mungkin Mama kangen kamu."

Rasanya Carissa ingin mendengus keras. Bagaimana mungkin Mama mertuanya itu rindu, yang ada malah sebel mungkin. Susahnya jadi janda ya begini, selalu dipandang rendah.

Sesampainya di kediaman sang mertua, Carissa turun dari mobil. Berjalan beriringan dengan Dandi. Tidak lupa bergandengan tangan, supaya terlihat seperti pasangan pada umumnya.

"Akhirnya datang juga. Ayo masuk!" Ucap Sania.

Carissa sedikit terkejut, apa Mama mertuanya sudah bisa menerima keadaan?

Dari yang Carissa tangkap, keluarga Dandi ini cukup agamis. Sania dengan gamis dan kerudung besarnya, dan masih banyak hal lainnya lagi.

Ia jadi minder, untuk berhijab saja dirinya belum kepikiran. Semoga saja suatu saat ia bisa menjadi seseorang yang lebih baik dari sekarang.

Carissa duduk di sofa, dengan balutan dress dibawah lutut perempuan itu terlihat anggun dan cantik. Rambutnya tergerai biasa tanpa adanya aksesoris mencolok apapun.

"Katanya mau makan Ma, kok kita duduk di sofa depan TV?" Tanya Dandi keheranan.

"Husst diem, ada yang mau kita bicarakan. Sambil nunggu Papa kalian makan kue dulu itu."

Dandi mengangguk kemudian mengambil dua potong kue bolu yang kemudian diletakkan dalam piring kecil.

Tangannya bergerak otomatis menyuapi Carissa. Perempuan itu awalnya ingin menolak, namun melihat wajah antusias Dandi ia jadi tak tega. Sudahlah, cuma makan kue kan?

"Maaf Papa lama." Ucap Irawan dengan rambutnya yang sedikit basah.

"Mandi jangan malam-malam terus Pa, inget asam urat udah tua." Kritik putranya.

Sania yang awalnya fokus pada kedekatan pasutri di depannya, kini menatap sang suami dengan tajam.

"Susah banget dibilangin emang." Ketus Sania.

"Iya-iya. Mari kita mulai pembicaraannya." Sela Irawan yang tak ingin diomeli terlalu lama.

"Santai aja ya, kita cuma bincang-bincang aja. Sebelumnya atas nama istri saya, saya minta maaf pada kamu Carissa."

Ada apa ini?

Jangan-jangan dirinya yang akan dijadikan topik pembahasan.

"Kenapa Pa?" Tanya Carissa dengan ragu. Sudah boleh panggil Papa Mama kan ya? Ia sungguh takut ibu mertuanya akan mengamuk.

"Mama bilang sendiri." Perintah Irawan pada istrinya.

"Ehm begini Carissa, Mama cuma mau minta maaf sama sikap Mama kemarin. Jujur Mama sangat syok dengan status kamu, namun setelah dipikir lagi kebahagiaan Dandi adalah yang utama.

--Maka dari itu Mama menyuruh kalian cepat menikah agar tidak terjadi zina berkelanjutan. Seperti pacaran contohnya. Lagipula umur kalian sudah cocok untuk ketahap yang lebih serius." Terang Sania panjang lebar.

CARISSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang