Hello, Ex - Boss - 11

19.5K 2.3K 145
                                    

Update nih ^^ Berhubung ini panjang bangeeeet, jangan lupa komen ya ^^ 

Aku mau pakai target deh. Kalo komen 100, besok aku update lagi ^^ (tolong jangan spam abjad, angka, atau emot ya. Soalnya biar ku bisa baca komen kalian :") )

#Playlist: 

#Playlist: Kwon Jin Ah - Something's Wrong

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

#Playlist: Kwon Jin Ah - Something's Wrong

Waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Suasana rumah sunyi dan tenang. Kelopak mata Sinar tiba-tiba terbuka, suara rintihan keluar dari mulut saat perutnya sakit. Sinar mengusap perutnya berulang kali, tapi sakitnya tak kunjung hilang, malah tambah sakit. Rintihan sakit semakin terdengar jelas meskipun sudah berusaha ditahan. Untuk sekadar bangun Sinar tak sanggup.

"Aduh, sakit banget ..." Sinar menggigit bibir bawahnya sambil mengusap perutnya.

Cakrawala terbangun dari tidurnya dan langsung bergegas mendekati Sinar.

"Sinar? Kenapa?" tanyanya khawatir.

"Perut saya sakit banget, Pak. Rasanya melilit gitu." Sinar mengepal tangannya menahan sakit. Mata tak sanggup dibuka karena rasa sakit yang sedang ditahan mati-matian.

"Kita ke dokter sekarang, ya." Cakrawala sudah bersiap akan menggendong, tapi Sinar menolak. "Kenapa nggak mau? Kalo sakit banget harus diperiksa."

"Nggak usah, Pak. Ini cuma sakit biasa, kok. Nanti hilang," tolak Sinar.

"Kamu keras kepala, ya." Cakrawala mendesah kasar. "Kalo gitu tunggu sebentar. Biar saya ambilkan kompresan. Tunggu, ya."

Cakrawala keluar dari kamar menuju ruang serbaguna di dekat kamarnya. Hanya berjarak tiga pintu saja. Rumah ayahnya yang mewah menyediakan banyak ruangan dengan berbagai kegunaan. Ruang serbaguna digunakan untuk meletakkan barang-barang yang dibutuhkan untuk kesehatan dan beberapa camilan. Cakrawala mengambil hot water bag dan sarungnya, lalu kembali ke kamar. Di dalam kamar Cakrawala terdapat airpot yang siap sedia digunakan jika membutuhkan air panas. Cakrawala langsung menuang air panas dari airpot dan mencampurnya dengan air dari wastafel kamar mandi. Karena cukup panas, Cakrawala membalutnya dengan sarung khusus hot water bag yang telah dibawa sebelumnya. Setelah itu, Cakrawala menaiki tempat tidur.

"Bagian mana yang sakit?" tanya Cakrawala seraya menggamit tangan Sinar agar perempuan itu berhenti mengepal tangan. Dia menggenggam tangan Sinar seerat mungkin, tidak peduli Sinar meremas tangannya kuat-kuat.

Masih kesakitan, Sinar menunjuk perut yang terasa melilit. Tak lama dia merasakan sesuatu yang hangat menempel di perutnya.

Beberapa menit setelah hot water bag ditempel, Sinar merasa lebih lega. Tak cuma perut, tangannya ikut menghangat digenggam tangan Cakrawala. Dia kira tangan Cakrawala akan sedingin es saat malam hari, tapi tangannya tetap hangat seperti biasa. Meskipun bukan kali pertama tangannya digenggam Cakrawala, dia merasa genggaman kali ini jauh lebih hangat dan menenangkan.

Hello, Ex-Boss! (OPEN PRE-ORDER)Where stories live. Discover now