GONE || 00: Taufan - DEJECTED

717 68 3
                                    

◻️◻️◻️◽◽◽◽▫️▫️▫️▫️▫️◽◽◽◽◻️◻️◻️

[The Last One Standing]
Bagaimana beban seseorang ditinggal sendiri? Bukankah kau sedih, hanya tersisa dirimu saja.

❙ ❙ ❙ ❙ ❙ ❝ⓓⓔⓙⓔⓒⓣⓔⓓ❞ ❙ ❙ ❙ ❙ ❙

★ ★ ☯ ★ ★

'Hanya mereka rumahku.'

Selepas pertarungan berakhir, tak ada yang bisa Taufan lihat selain debu-debu menghalangi pemandangan. Dengan kuasa anginnya, Taufan menyingkir asap tersebut hanya untuk menyesali keputusannya di akhir. Jika tahu seperti ini, lebih baik Taufan tidak melihat apa-apa, atau bahkan ia ingin terluka di bagian matanya sehingga tidak perlu menahan pedih melihat pemandangan itu.

Seolah teringat sesuatu, mata Taufan membulat dan ia membalikkan tubuhnya cepat. Benar, di sana terdapat sosok sang kakak yang selalu menjadi panutannya bersandar pada pohon rindang. Dia, dia yang mendorong Taufan memasuki kubah milik Gempa dan melindunginya dari pedang penyengat yang dimiliki oleh Jenderal Vespira. Meskipun pedang itu memiliki kuasa Elektro, tapi Halilintar tetap dikalahkan oleh Elementalnya sendiri.

▫️▫️▫️

"Jenderal Berlima masih belum dikalahkan!"

Napas Taufan memburu, dengan gejolak api dan pertempuran Anemo, lama-lama Taufan kehabisan tenaga. Matanya seolah terserang kantuk, ia tidak bisa terus-terusan seperti ini apalagi di medan perang. Dilihatnya salah satu jenderal utama, Vespira, tengah mengeluarkan pedang penyengat yang Taufan kenal mampu menyedut habis kuasa Elemental yang terkena burst skill Vespira.

"Bebola magma!"

Suara Blaze menggelegar, ia paling aktif menyerang pengguna Elektro dan Cryo karena api Blaze adalah kelemahan mereka. Taufan membantu api sang adik dengan menyebarluaskan kawasan apinya. Mereka adalah perpaduan terbaik, melihat semangat dan senyum yang terkadang Blaze arahkan padanya membuat semangat Taufan bangkit kembali.

"BLAZE!"

DEG!

'Aku tidak pernah mendengar Ice bersuara seperti itu.' Otomatis Taufan menoleh ke sumber suara, ia mencari Ice dan ketika menemukannya yang menjadi sorot Taufan adalah sosok yang dipegang Ice, Blaze. Mata Taufan membulat, baru saja TADI ia melihat senyum menghiasi wajah itu. Lalu, sekarang hanya semburat darah yang membasahi mulut lelaki itu. Tadi dia baik-baik saja-

"Hati-hati, itu serangan pedang penyengat!"

Hanya satu pemilik pedang penyengat di sini.

"VESPIRA SIALAN!"

Taufan dan Ice bersuara di saat bersamaan.

Solar melirik cepat, ia berdecih melihat kondisi Blaze lalu mengeluarkan cahaya untuk menyilaukan musuh sekilas. "Kak, jangan terbawa suasana! Kita tidak bisa maju terlebih dahulu! Jenderal Sibella telah mengambil alih komando, Elektronya adalah kelemahan Hydro kak Ice. Pertama, kita harus-"

"BERISIK!"

Tidak biasanya Ice tidak mendengarkan, justru ia yang paling jarang berkomentar apalagi memotong pembicaraan orang lain. Solar sedikit tertegun atas intonasi yang digunakan Ice. Di sebelahnya, Gempa mencoba menghentikan Ice yang maju tanpa pelindung atau back-up. Ini berbahaya, mereka ada di medan perang, bukan pertarungan biasa.

"Ice, tunggu!" Gempa mencoba meraih, tapi tak bisa. Namun, selagi ia memfokuskan pandangan pada Ice, Gempa menyadari Vespira melayangkan serangan lagi pada mereka. Salah satu pedang itu mengarah pada Gempa, tapi berhasil meleset karena Halilintar menangkis pedang tersebut.

❮ BBB GONE || Elemental Siblings ❯Where stories live. Discover now