➺ the choice is yours

167 24 12
                                    

▌s ᴡ ᴇ ᴇ ᴛ ʜ ᴜ ʀ ᴛ ▌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▌s ᴡ ᴇ ᴇ ᴛ ʜ ᴜ ʀ ᴛ ▌

❱ 𝐂𝐇. II

⋇⊶⊰ ‘the choice is yours’ ⊱⊷⋇

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢       𝘬𝘢𝘮𝘶

𝘴𝘢𝘯𝘨   𝘱𝘦𝘯𝘦𝘯𝘵𝘶   𝘱𝘪𝘭𝘪𝘩𝘢𝘯,

𝘮𝘢𝘬𝘢         𝘢𝘬𝘶        𝘢𝘬𝘢𝘯

𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪       𝘴𝘪       𝘱𝘢𝘵𝘶𝘩.

•❅──────✧❅✦❅✧──────❅•

❦︎

Setetes darah tak lagi berarti apa pun, jikalau fakta luka pada sanubarilah yang akhirnya mendominasi. Kala itu, tatkala si daksa ringkih ini masih dapatkan hal indah, barangkali apa yang menjadi predestinasinya sekarang sukar terpikirkan barang sekali. Sakit fisik, sakit batin, pun perasaan yang kian hari terus dibanting menimbulkan luka yang mana bukan lagi sebuah memar, melainkan hancur menjadi serpihan.

Jikalau orang yang berpemikiran waras barangkali ia akan lebih memilih pergi; menjauh atau lebih tepatnya bisa dikatakan meninggalkan. Berbeda jauh dengan orang bodoh ini, yang mana pilih untuk terus dapati luka guna hal yang mungkin tak akan ditemukannya lagi. Cinta lamanya. Yang mungkin sudah tiada bayang-bayangnya lagi. Kendati daksa itu, masih sama, roman itu masihlah serupa. Dan dirinya masihlah ia―si prianya, kekasihnya, pujaannya, dan pusat dunianya.

Dan kini perbedaannya hanya satu, hatinya yang telah terkubur dalam. Yang barangkali tak akan dapat dibangkitkan lagi. Kendati peluang hanya berkisar satu per-seribu persen, dan jikapun memang ada, bukankah itu termasuk kesempatan?

Song Jina masih teramat yakin jiwa itu masihlah tumbuh. Yang akan dapat dibangkitkannya lagi. Yang akan dapat ia rengkuh lagi. Memilikinya, sama seperti kala dulu.

❦︎❦︎

“Terima kasih tuan. Aku banyak-banyak berterimakasih padamu.” Song Jina bungkukan daksa sembari jemari remat bagian depan coatnya, kancing telah tidak terpasang seperti di awal. Berusaha menutup tubuh guna menunjukan rasa lebih sopan teruntuk sang tuan yang bukan lagi sekali-duakali telah membantunya. Tidak, tetapi lebih tepat membelinya dengan cuma-cuma.

“Kau bisa duduk disebelahku dan berceritalah seperti biasa. Setidaknya itu, untuk uangku yang sudah terbuang untukmu dengan percuma.”

𝐒𝐰𝐞𝐞𝐭 𝐇𝐮𝐫𝐭 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang