part 3

2 0 0
                                    

Hi guys aku balik maaf yah agak lama

  

                       Happy reading

Keheningan tengah terjadi dimeja makan tidak ada yang bersuara hanya ada dentingan sendok yang sesekali terdengar. Nara terus menunduk sementara naya terus mencari perhatian dari arven yang dibalas acuh namun tak melunturkan semangat naya. Sementara arven sesekali menatap gadis didepannya yang senantiasa terus menundukkan kepalanya itu seperti ada magnet yang terpasang dinara namun entahlah arven tidak mengerti dengan dirinya yang sekarang. 9

Satu persatu orang yang ada dimeja makan itu pergi ke ruang tamu tinggalah nara yang sibuk membersihkan meja makan.setelah selesai nara ikut gabung bersama mereka dengan mendudukan tubuhnya tepat di samping bu mira.

"Jadi nara karena sudah setuju untuk ikut besok kita akan berangkat."ucap bram kepada putrinya.

"Baik pa."jawab nara.

"Yasudah sekarang kita istirahat."ucap bram lagi diikuti yang lain.

🌿🌿🌿🌿🌿

Keesokan paginya nara sudah siap dengan barang bawaanya tapi sebelum itu mereka akan mampir di peristirahatan terakhir sang nenek.

"Bu nara pamit ya,ibu disini jaga kesehatan sering kabarin nara terus kalau nara udah sampe pasti nara kabarin deh."pamit nara pada bu mira.

"Iya nduk jaga kesehatan dan hati hati dijalan. "Jawab bu mira seraya mengelus kepala nara yang terbalut hijab itu.

"Ck..drama."ucap naya kesal sambil memutarkan kedua bola matanya.

Nara dan bu mira langsung terdiam kala mendengar ucapan naya.sedangkan arven sudah sangat hafal dengan sifat naya yang asal ceplas ceplos itu.

"Naya!!!" Tegur bram kepada naya dengan menatap tajam anaknya itu sementara naya hanya menangapinya ogah ogahan .

"Apaan sih pa."tegur maya membela naya.

"Mah dia itu ngak bisa terus terusan seperti it..."ucap bram terpotong oleh ucapnya sang istri.

"Papa itu emang kek gitu mah ngak pernah mau belain aku." Ucap naya mengerucutkan bibirnya karena kesal dengan papanya.

Ekemmm!!

"Sudah sudah kita harus segera berangkat."cegah adijaya sebelum pertengkaran itu terus berlanjut.

Kemudian mereka semua segera berpamitan tapi sebelum itu mereka akan singah di peristirahatan terakhir nenek nara.

Skippp

Setelah selesai dari pemakaman mereka segera melanjutkan perjalanan. Dalam mobil nara terus saja diam  sementara arven yang berada didepan terus saja mencuri curi pandang lewat kaca mobil.
Sekedar pemberitahuan nara satu mobil  bareng arven dan ayahnya mengingat naya yang sangat benci terhadap nara.

Ekhemm

Deheman sang ayah menyadarkan arven
"biasa aja kali ar matanya udah mau jatuh itu."ucap adijaya terhadap anaknya .

"Apaan sih dad."ucapnya menahan malu karna ketahuan memperhatikan
Nara.

Sedangkan nara yang menjadi topik pembahasan terlihat anteng dibelakang nampaknya ia tak sadar bahwa yang sedang dibahas itu adalah dirinya.

"Ehemm nak nara pasti seneng yah karena bakalan tinggal bareng keluarga nya."ucap adijaya terhadap nara yang dari tadi diam saja.

"Ehh..iyaa o-om."jawab nara gelagapan karena tak mendengarkan apa yang dibicarakan adijaya terhadapnya.

Mendengar itu arven tersenyum tipis apalagi ekspresi yang ditunjukkan oleh nara begitu mengemaskan dengan mulut terbuka dan wajah polosnya itu.

"Hhhhh.... santay saja nak jangan terlalu tegang". jawab adijaya merasa lucu dengan tingka nara yang gelagapan.
















Segini dulu guys yah
Maaf lama update nya akhir akhir ini disibukan banyaknya kegiatan 🙏🙏
           

See you next time
Dadah bye bye 🌿❤

Hai finito le parti pubblicate.

⏰ Ultimo aggiornamento: May 24, 2023 ⏰

Aggiungi questa storia alla tua Biblioteca per ricevere una notifica quando verrà pubblicata la prossima parte!

Garis takdirDove le storie prendono vita. Scoprilo ora