12.

1.2K 127 9
                                    

Karina tidak biasanya bangun pagi di hari minggu. Tapi hari ini adalah pengecualian. Dengan cepat dia segera merapihkan penampilannya, dipoles tipis riasan ke wajah cantiknya. Yap! penampilan sempurna oleh seorang Yoo Karina.

Dengan semangat, dia mengetik pesan pada Winter, menuliskan bahwa dia segera berangkat. Begitu menerima pesan itu, Winter pun sudah selesai bersiap-siap.

Kemarin malam, ia mengajak Karina untuk pergi berduaan, mumpung libur katanya. Winter memastikan tidak ada satupun yang tertinggal dan segera masuk ke dalam mobil Karina sesudah izin pada sang ibu.

"Hi, pretty!" puji Karina begitu Winter masuk. Pujian yang sama tiap kali mereka bertemu saat masih bersama. Winter menelan ludahnya, entah kenapa Karina sangat cantik sekarang. Bahkan Winter bisa mencium bau sampo yang manis dan lembut menyerebak.

"Hai..." Padahal dulu, Karina tidak mau pergi sepagi ini bersamanya kalaupun pergi, ia pasti seperti orang yang tidak bersemangat. Jauh berbeda dengan yang sekarang Winter lihat.

"Kamu udah makan?"

Winter tersentak atas pertanyaan tiba-tiba itu. "Eh, belom..."

"Haha, Kok bengong? Mau makan dulu gak? Deket sini ada makanan Korea enak loh!"

"B-boleh..."

Atas persetujuan Winter, Karina pun segera mengarahkan mobilnya menuju sebuah restoran Korea dan memesan beberapa varian makanan. Selama makan, mata Karina terus terpaku pada Winter. Gadis jangkung itu merasa sangat puas dengan hanya melihat Winter makan dengan lahap.

Hal itu tentu mengusik Winter. Ia membalas tatapan Karina dengan kesal, "Lo kenapa sih lihatin gue mulu?!"

"Em, karena lo lebih menarik daripada makanan di depan gue?" Karina terkekeh pelan.

"Diem banget deh,"

Winter melanjutkan makannya sebelum Karina menyentuh dagu Winter dan waktu seolah melambat begitu tangan Karina mulai menyapu sudut bibir bawah Winter dengan ibu jarinya.

"Kebiasaan deh, kalo makan belepotan..."

Winter berusaha untuk tetap tenang meski dia tahu jantungnya sudah terpompa sangat cepat. Ia menepis jari Karina perlahan dan menyeka sisa makanan sendiri. "Berisik lo, ah..."

Karina hanya terkekeh. "Jeong, gue boleh gak nanya sesuatu?"

"Apa?"

"Ada alasan apa lo ngajak gue jalan?" tanya Karina tanpa bertele-tele. Dari suaranya, ada terselip rasa khawatir. Entah apa yang dipikirkan oleh Karina hingga membuat ia khawatir tentang alasan Winter mengajaknya pergi.

Meski, iya, mungkin ada beberapa hal yang harus dikhawatirkan olehnya. Karna memang benar ada alasan mengapa Winter mengajaknya pergi hari ini.

Dengan helaan nafas pendek, Winter berusaha untuk menjawab dengan tenang. "Lo juga akan tahu kenapa,"

Mendengar jawaban ambigu seperti itu, Karina tidak dapat menyembunyikan raut kecewanya.

"Tapi itu bukan hal yang buruk kok," lanjut Winter menyadari perubahaan raut mantannya itu. "I just need more time to tell you about it."

"O-Okay..."

Dalam keheningan, ponsel Karina tiba-tiba berdering. Gadis jangkung itu menahan kesalnya. Dia paling benci diganggu saat keluar namun begitu nama Lee Jeno muncul di layar ponselnya, amarahnya mendadak hilang.

"Aku angkat telfon ini dulu ya," Izinnya pada Winter lalu pergi menjauh. Pandangan Winter mengikuti kemana si Jangkung pergi. Sedikit lega karna ini bisa jadi waktu untuk menenangkan dirinya.  Seketika ia jadi kepikiran, siapa yang menelfon Karina hingga ia rela menjawab dan bahkan beranjak pergi dari hadapan Winter?

Why We Break Up? | WINRINA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang