I

77 11 3
                                    

s e k a l i   s a j a
——

"Overcoming different tastes and standards
You'll be wanting only me
Yeah, because you are the one who made me"
                                       —bts jimin: filter.
•••

2017 — Beginning

         Seorang laki-laki dengan rambut berwarna blonde melangkah menuju salah satu kursi di samping rekan kerja sekaligus sahabatnya. Sesekali ia melirik sahabatnya yang mengantuk sementara staff noona masih mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer.

"Apakah kau tadi tidak tidur?" tanyanya kepada sahabatnya yang kini menguap lebar.

"Sudah, tapi tidak lama. Aku masih sangat mengantuk," jawabnya dengan mata tertutup.

"Jimin-ssi, kau jadi mau mewarnai rambutmu?" tanya salah satu stylist noona yang sedang merapikan rambut rekannya yang lain.

Jimin mengangguk, "Jadi, tapi aku masih belum tau mau warna apa." Ia mengusap rambut blonde nya yang berantakan.

"Tetap saja seperti itu," celetuk sahabatnya yang masih menutup matanya sementara rambutnya sedang dirapikan.

"Aku juga sedang memikirkannya kalau lebih baik seperti ini saja, Tae-ah." Jimin merapikan rambutnya sendiri sambil berkaca.

Taehyung tersenyum lalu membuka kedua matanya, "Kau masih tetap tampan mau bagaimanapun warna rambutmu."

Jimin bisa mendengar dehaman dari salah satu rekannya yang lain yang membuatnya tertawa, "Woah, aku sangat tersanjung mendengarnya. Tapi kau tetap lebih tampan."

Taehyung hanya tersenyum sambil mengambil ponselnya dari dalam sakunya. Jimin memperhatikan sekitar melihat anggota groupnya yang lain sedang melakukan aktivitasnya masing-masing. Ia bisa melihat anggota tertua sedang terbaring di salah satu sofa, sedang tidur. Sementara 3 anggota lain sedang dirapikan rambutnya, dan anggota termuda grup mereka sedang memainkan ponselnya di salah satu kursi. Sudah 4 tahun berjalan grup mereka yang bernama BTS, setelah debut pada tahun 2013. Beberapa bulan yang lalu mereka baru saja memenangkan penghargaan luar negeri yang sangat membanggakan. Hari ini mereka akan melakukan syuting untuk beberapa konten yang akan ditayangkan nanti kepada penggemar mereka, ARMY.

"Suga Hyung, apakah kau sudah melihat berita hari ini?" tanya Hoseok —member yang menjadi penari utama BTS bersama Jimin.

Suga mengangguk dan melirik Hoseok melalui kaca di depannya, "Berita omong kosong."

"Bahkan berita kencan mu menjadi headline di Naver tadi pagi bersama Sur—"

"Hentikan, semuanya omong kosong. Kau tahu itu," potong Suga yang mendelik kesal mengingat tadi pagi ia harus bangun pagi-pagi karena suara dering telepon dari perusahaan untuk mengkonfirmasi apakah berita itu benar atau tidak. Sebenarnya bukan ia benci bangun pagi, tapi rasanya ia baru saja memejamkan mata beberapa saat karena ia dan member lainnya baru pulang ke dorm* setelah menyelesaikan beberapa jadwal mereka yang padat belakangan ini. Setelah ia menjawab dan mengkonfirmasi berita tersebut ke perusahaan, dia tidak bisa tidur dan memilih untuk ke dapur untuk membuat kopi lalu duduk di sofa ruang tengah sendirian, termenung.

Suga tidak habis pikir bagaimana bisa  hubungan bisnis ia dengan penyanyi wanita itu bisa digosipkan menjadi hubungan khusus? Dipastikan kali ini ia akan canggung dengan penyanyi wanita tersebut. Ia juga merasa bersalah takut penggemarnya menyerang penyanyi wanita tersebut.

"Semoga tidak terjadi apa-apa lagi kedepannya." Suga mengangguk ketika mendengar ucapan Namjoon —leader BTS.

"Kau berhati-hatilah, Jimin-ah." Jimin menoleh ketika namanya diucapkan, menatap Suga bingung.

"Awal tahun kemarin kau juga mendapat rumor kalau kau lupa," tambah hyung tertua kedua BTS itu.

Jimin bisa merasakan mukanya memanas. Ia kembali mengingat ketika dibangunkan Hoseok karena rumor yang beredar, tapi ia meminta perusahannya untuk tidak mengkonfirmasi apa-apa karena menurutnya tidak perlu. Karena bagaimanapun—

"Padahal rumornya benar, hyung." Jungkook —member termuda BTS terkikik. Semakin membuat wajah Jimin semerah tomat seketika semua orang dalam ruangan itu tertawa.

Bukan rahasia lagi bagi orang terdekat Jimin, bahwa Jimin dan salah satu member girl group yang sedang naik daun itu berkencan. Butuh waktu yang lama bagi Jimin untuk mendekati gadis itu, karena gadis itu cukup tertutup. Beruntung Jimin memiliki teman dekat yang menjadi rekan kerja gadis itu di perusahaan yang sama. Sehingga ia memiliki sedikit kemudahan untuk semakin mendekati gadis itu. Saat rumor itu beredar, sebenarnya ia cukup panik. Namun, ia memilih bungkam walaupun ia tahu bahwa penggemarnya kerap menolak berita itu di sosial media.

"Ingat Jimin-ah, berhati-hatilah jika mau berkencan di luar," pinta Namjoon.

Jimin mengangguk, "Iya, hyung. Aku mengerti."

•••

"Psst!"

Sosok gadis berambut panjang dan menggunakan masker serta topi lebar miliknya menoleh menatap Jimin yang kini berdiri tidak jauh darinya. Jimin yang memakai hoodie serta topi dan masker melambai. Ketika gadis itu mendekat, ia langsung memeluk gadis itu erat.

"I miss you," ucap Jimin membuat gadis itu terkekeh. Ia mengusap punggung Jimin dan menghirup dalam aroma Jimin yang ia rindukan karena hampir sebulan mereka tidak bertemu karena kesibukan masing-masing.

"Kau mengganti parfum, ya?" tanyanya ketika menyadari ada yang berbeda dari aroma Jimin.

Jimin terkekeh, "Ternyata kau menyadarinya. Iya, aku baru memakainya hari ini. Kau menyukainya?"

Gadis itu melepas pelukan mereka lalu mengetuk dagunya pura-pura berpikir membuat Jimin tersenyum gemas tidak bisa menahan untuk mengusap kepala kekasihnya membuat kekasihnya itu menjadi kesal karena topinya menjadi miring. Namun, tidak lama kemudian ia mengangguk, "Aku sangat suka."

"Syukurlah, aku takut kau tidak menyukainya."

"Aku suka," Karena ingin memelukmu terus, aromanya membuatku candu ingin terus berada di dekatmu. Tentu saja kalimat selanjutnya tidak ia ucapkan karena pasti sosok yang berapa di depannya ini langsung salah tingkah dan besar kepala.

Jimin menjulurkan tangannya, "Kau mau makan apa malam ini? Kita sudah lama tidak jalan-jalan malam."

"Aku sedang diet, jadi mari kita membeli makanan ringan saja." Ia menyambut uluran tangan Jimin yang langsung menggenggam tangannya.

Ups. Gadis itu terdiam sejenak menyadari ia baru saja mengatakan kata terlarang.

"Kang Seulgi-ssi." Gadis itu menelan ludahnya dengan perlahan sebelum menoleh menatap Jimin yang kini menatapnya tajam.

"A-aku baru saja memulai diet sejak kemarin," ujar Seulgi —kekasih Jimin sejak beberapa bulan yang lalu, "Jangan marah dulu, kami mau comeback jadi aku harus menjaga tubuhku. Maaf ya."

Jimin menghela nafas ketika melihat kedua mata sipit kekasihnya itu menatapnya memelas yang mengingatkan Jimin oleh kucing yang ia temui beberapa hari lalu di lokasi syuting.

"Jangan terlalu memaksakan diri, sayang. Aku tetap menyukaimu apa adanya," tutur Jimin sambil menggenggam erat jemari Seulgi.

Seulgi tersenyum, "Aku janji. Aku tidak akan memaksakan diriku, kok."

"Baiklah, kalau begitu kita akan membeli makanan ringan saja untuk kekasihku yang sedang diet ini," celetuk Jimin membuat Seulgi tertawa.

Mereka berjalan sambil bergandengan tangan sambil menikmati suasana malam yang tenang tanpa ada gangguan.

*Dorm: asrama.

•••••

Hellow!!! Apa kabar semuanya? Semoga selalu sehat yaa. Terimakasih sudah membaca cerita inii :))
Jangan lupa tinggalkan jejak:*
Sampai jumpa di next chapter^

-🍉

Sekali SajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang