11

7.7K 761 60
                                    

"Winto!"

Akhirnya dengan segala keberanian yang dia punya, Karina bisa manggil namanya Winter tanpa takut sedikitpun. Bahkan saat Winter menatapnya dengan tampang datar pun Karina ga ragu untuk bales dengan senyum.

"Kenapa?" Tanya Winter, nada suaranya ga suka gitu.

"Mau kekantin? Ikut dong!" Semangat Karina masih senyum cerah banget.

Winter menggeleng, "Gue mau ke secret lindup." Abis bilang gitu dia jalan lagi mendahului Karina tanpa noleh.

Namun bukan Karina namanya kalo nyerah gitu aja dong, dia langsung nyusul Winter dan sejajarin langkah kakinya.

"Masih buka rekrutmen ga?" Karina buka suara lagi.

Winter mendengus, harinya udah mulai membaik dari hari kemarin setelah menjauh, lagipun Winter sama sekali ga berharap sikap seperti ini dari Karina. Menurutnya terlalu nyebelin kalo harus menanggapi Karina lagi setelah dia berusaha untuk moveon.

"Winto, tadi malam lo ngobrol sama mama ga?" Tanya Karina nyari topik pembicaraan yang lain.

"Rin," Winter berhenti otomatis Karina pun ikut berhenti dengan wajah bingung. Selanjutnya Winter buka suara lagi, "Stop ikutin gue, lo ganggu soalnya."

Dibilangin begitu hati Karina langsung ngilu tapi dia ga tau mau balas Winter dengan cara apa. Senyum Karina pun semakin pudar.

Liat Karina ga bakalan ngomong lagi, Winter lanjut jalan lagi tanpa perasaan merasa bersalah, sedangkan Karina masih coba cerna apa terjadi, semarah itukah Winter sama dia?

"Kaya gini ya yang lo rasain selama dua tahun ngejar-ngejar gue? Perih ya.." cicit Karina lihat punggung Winter yang hilang dibalik tembok.

Betul kata mamanya, penyesalan selalu datang diakhir. Karina terlalu nyesel kenapa saat Winter udah pergi perasaan menyiksa ini muncul.

"Gue cariin daritadi ternyata disini, ikut gue yuk!" Ajak Minjuu seketika narik tangan Karina pergi.

"Lo mau bawa gue kemana sih?" Malas Karina, dia tuh maunya balik kelas aja. "Winter yang sekarang lebih nyebelin, gue ga suka."

Minjuu terkekeh, "Sama lo aja tuh, ke gue enggak." Minjuu berhenti didepan perpustakaan, dia lepasin tangan Karina yang masih bingung.

"Kita ngapain kesini?"

"Baca buku lah, mau ngapain lagi," Minjuu masuk kedalam perpustakaan, "Lagian jamkos, ibu Joy kan lagi sakit." Lanjutnya pilih-pilih buku dirak.

Karina mendelik, "Gue lagi ga mood baca buku sekarang, Minjuu."

"Yaudah diem aja disini temenin gue." Balas Minjuu. Setelah dapat buku sesuai minatnya, dia langsung ngajakin Karina duduk.

Karina bener dia cuma diem aja sambil nongka dagunya, seperti biasa dipikirannya ga lain dan ga bukan adalah Winter. Pusingkan, mana sekarang Winter udah bersikap kaya arti namanya lagi, dingin banget kaya Thomas slebew.

"Rin rin, coba liat ini ih lucu banget," pekik Minjuu ngeliatin gambar dinosaurus sama dia.

"Hah? Kaya gitu lo bilang lucu, stres lo." Sebal Karina jauhin buku dibawahnya terus berdiri, "Gue mau cari buku aja deh."

"Oke."

Karina pun bergerak menuju rak-rak buku, dibacanya setengah-setengah tapi ga bikin dia bisa lupain Winter, otaknya ga bisa fokus. Pengaruh sang Winter emang sekuat ini, kok bisa ya?

"Itu buku apa, Sel?"

Samar-samar Karina denger suara Winter tapi ga terlalu besar, posisinya Karina sekarang lagi dirak paling belakang. Terus matanya langsung mengeladah untuk nemuin sosok Winter disekitarnya tapi ga ada.

Karina! Look Here | Winrina ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang