Hello, Ex - Boss - 16

19.3K 2.3K 340
                                    

Nih aku kasih bonus update wkwk ini hampir 3000 kata lho! ahaha jarang banget diriku kasih 1 chapter sebanyak ini :<

Nih aku kasih bonus update wkwk ini hampir 3000 kata lho! ahaha jarang banget diriku kasih 1 chapter sebanyak ini :<

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

#Playlist: Still - Brian McKnight



Perjalanan ke kantor membutuhkan waktu tiga puluh menit kalau naik KRL. Berhubung diantar naik mobil, waktu tempuhnya bertambah karena macet meskipun sudah diberlakukan ganjil-genap. Sinar diam selama setengah perjalanan, bingung harus membahas apa dengan Viscy. Selain karena takut ada obrolan yang menyinggung perceraian, Sinar tidak mau mengganggu fokus Viscy.

"Besok kamu ada waktu nggak?" Viscy tiba-tiba membuka obrolan, memutus kesunyian di antara mereka. 

Sinar tersentak. Lamunan akan indahnya pemandangan macet pagi ini bubar jalan digantikan dengan pertanyaan yang tak pernah terlintas di benaknya. "Free, Kak. Kenapa, Kak?"

"Aku mau ajak kamu ke butik kakaknya teman kamu. Soalnya aku nggak hafal jalan. Nama teman kamu Duda, kan? Teman SMP kamu."

"Betul, Kak." Sinar mengiyakan. "Besok?" ulangnya. 

"Iya. Aku jemput di kantor pulang kerja. Tapi kalo kamu nggak bisa, nggak apa-apa, kok." Viscy menggaruk tengkuk lehernya, sedikit gugup memulai obrolan ini. Padahal waktu ketemu di perpustakaan tidak ada gugup sama sekali. Entah karena mobilnya terlalu sunyi atau terlalu diam tidak membahas apa-apa.

"Bisa, sih, tapi Mas Cakra masih sakit. Aku nggak enak ninggalin Mas Cakra," jawab Sinar. 

"Oh, iya." Viscy menepuk keningnya. Lupa. "Aku lupa kamu udah nikah sama Cakra. Uhm ... ya, kalo nggak bisa nggak apa-apa."

"Kalo lusa gimana?" tawar Sinar. Detik berikutnya dia teringat sesuatu. "Ah, tapi nggak apa-apa kalo diantar sama aku? Kenapa nggak aku kirim alamatnya terus Kak Viscy pergi sama Kak Deora?" 

Viscy mendesah berat. "Aku sama Deora udah pisah rumah dari enam bulan lalu. Kami udah nggak ingin bertemu lagi. As you know, aku udah mulai mengajukan gugatan cerai. Jadi, kayaknya nggak ada kemungkinan aku ke sana sama Deora. Kalo pun sendiri, aku buta jalan dan suka salah lihat rute maps. Kadang berujung nyasar."

"Ya, udah, lusa aku anterin ke butik kakaknya Duda. Kak Viscy bisa jemput aku di rumah. Soalnya libur," kata Sinar akhirnya setuju.

"Beneran bisa?" Wajah semringah Viscy merekah sempurna. "Apa perlu ajak Cakra?"

"Nggak usah, Kak. Repot." Sinar tidak mau mengajak Cakrawala. Bisa-bisa diledekin. Itu pun kalau cuma diledek. Kalau diambekin lagi gimana? Ugh! Cukup. Membayangkan laki-laki itu mendiamkannya saja sudah membuat dia kesal setengah mati. 

"Lusa aku jemput jam sepuluh di rumah."

"Eh, jangan, deh. Biar aku aja yang datang ke rumah Kak Viscy."

Hello, Ex-Boss! (OPEN PRE-ORDER)Where stories live. Discover now