Introduction

696 38 0
                                    

"Naren, apa kabar kamu nak?"Wanita setengah baya itu memeluk Naren cukup kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Naren, apa kabar kamu nak?"
Wanita setengah baya itu memeluk Naren cukup kuat.

"Saya baik Tante. Ini ada titipan dari ibu saya".
Naren yang sudah lepas dari pelukan Bu Nila itu memberikan bingkisan kue yang khusus ibunya buat sendiri.

"Ya ampun Bu Wina ini repot-repot sekali. Jangan lupa sampaikan juga terimakasih saya untuk ibu kamu ya nak".
Bu Nila menepuk bahu Naren singkat. Naren hanya mengangguk singkat. Keduanya menoleh saat seorang laki-laki datang menghampiri mereka.

"Wih adek gue udah dateng aja".
Gentala, atau yang akrab dipanggil Mas Genta itu menatap Naren dari atas sampai bawah.

"Tunggu deh Ren, bukannya kemaren gue udah anter baju bareng sama undangan buat Lo kan. Kenapa kemejanya ngga Lo pake? Ini tinggal kaos putih doang. Okee gue ngga bermaksud apa-apa. Tapi Lo serius pake sandal jepit ke nikahan gue? Lo tega banget sama gue. Gue pikir gue seistimewa itu buat Lo".
Genta berlagak merajuk. Usia mereka terpaut tujuh tahun, tetapi Genta sudah menganggap Naren sebagai teman atau lebih tepatnya adik bagi dirinya.

Naren yang mendengar itu tersenyum kikuk. Akibat dari insiden yang terjadi di basement beberapa menit yang lalu, beginilah nasib Naren. Kemejanya dia masukkan ke mobil karena sudah kotor dan kakinya yang hanya terlapisi kaos kaki dia gunakan sandal jepit yang biasanya ada di mobil pamannya.

"Maaf Mas, saya turut senang atas pernikahan Mas Genta. Tadi saya mengalami beberapa insiden jadi harus datang dengan penampilan tidak mengenakan seperti ini".
Naren berucap sopan. Jika ibunya tau dia datang seperti ini, pasti dia sudah habis diceramahi.

"Udahlah Genta, jangan marah-marah sama Naren. Masih mending Naren mau dateng ke nikahan kamu".
Bu Nila menengahi. Kelakuan anaknya yang berusia 25 tahun itu terkadang membuat dia geleng-geleng kepala.

"Ya harus dipastikan dateng lah Ma. Anak ini, adik kesayangan aku. Dia ngga dateng pestanya ngga usah diterusin".
Genta memeluk bahu Naren yang memiliki tinggi badan sama dengan dirinya.

"Iya deh. Kesayangan kamu udah dateng, sampe lupa istrinya yang baru beberapa jam dinikahin langsung dianggurin".
Perkataan seorang perempuan cantik dengan balutan gaun berwarna putih tulang itu membuat Genta segera menghampiri istrinya.

"Ya ampun sayang, aku ngga maksud gitu. Aku cuma mau mastiin Naren ngga bohong sama janjinya buat dateng ke nikahan kita".
Genta memeluk pinggang sang istri mesra.

"Udah ah. Mama mau nemuin tamu lainnya. Di sini panas ngeliat kalian mesra-mesraan. Naren, jangan lupa buat makan juga ya".
Ucap Bu Nila sebelum pergi menghampiri beberapa tamu yang datang.

"Selamat ya Mbak atas pernikahannya".
Naren berucap pada perempuan yang bernama Geisha itu.

"Makasih Naren udah mau nyempetin waktu buat dateng ke sini. Kalo bukan karena paksaan Genta pasti kamu males kan harus dateng ke acara begini?"
Geisha terkekeh geli saat melihat wajah suaminya yang tertekuk.

Falling Into You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang