🍁 senyuman terakhir _6

45 36 30
                                    

Malam semakin larut dan tubuhnya pun seakan remuk dengan beberapa pukulan yang tadi sempat papa-nya layangkan pada beberapa bagian tubuhnya.

Saat ini Diandra sedang berada pada pinggir jalan, berjalan seorang diri sembari menendang beberapa batu kerikil yang berada di depannya, Sembari melihat lalu lalang kendaraan.

Dengan kaki yang sedikit pincang dirinya terus memaksakan agar kaki itu terus melangkah entah kemana itu, yang dirinya butuhkan sekarang hanya seseorang yang bisa menghiburnya, atau mungkin tempat yang sunyi jauh dari keramaian dan kebisingan agar bisa menenangkan diri sesaat.

flashback on***

"PAH.." teriak Raina kaget saat melihat Mahendra memukuli Diandra saudara kembarnya.

Berlari dengan melempar semua tas dan ponsel yang saat itu ada di genggamannya.

"Pah..udah pah, kasian kakak." Mohon nya pada Mahendra sembari memeluk erat kakak nya yang sudah terduduk lemah di lantai.

"KELUAR RAI..PAPA BILANG KELUAR," -mahendra

"Enggak pah, Raina enggak mau, hiks.." ucapnya dengan semakin mempererat pelukannya pada tubuh Diandra.

"Hei..kamu sayang kan sama kakak," bisik diandra dengan suara yang hampir tidak terdengar

'hiks..'

"Hei jangan nangis, sekarang kalau raina beneran sayang sama kakak, Raina nurut ya apa kata papa," lanjutnya dengan menyeka air mata yang membasahi wajah adik kesayangannya.

"Hiks..ra-raina enggak mau," cicitnya dengan tersedu-sedu

"Rai..kakak enggak kenapa-napa, kamu percayakan sama kakak, hmm.." -diandra

"RAINA.." marah Mahendra "lebih baik kamu keluar sekarang," ucapnya sembari melepaskan pelukan antara dua saudara kembar tersebut.

"Pah, Raina mohon jangan pukul kakak lagi, raina mohon pah, hiks..hiks," mohon nya sembari menyatukan kedua tangannya

"Keluar kamu," -mahendra sembari menarik kasar lengan Raina menuju keluar kamar

Seketika langkah Mahendra terhenti ketika merasa kepalanya seakan berputar dan pandangannya juga memudar.

"Pah.." panggil Raina dengan suara yang melemah

Diandra yang melihat tubuh papa nya kehilangan keseimbangan langsung berlari tanpa menghiraukan rasa sakit pada tubuhnya. Seketika Mahendra ambruk dan langsung di tangkap oleh Raina dan Diandra.

"Rai..tolong panggil dokter sekarang," perintah Diandra

Dengan cepat Raina menelepon dokter kepercayaan keluarga nya selama bertahun-tahun.

Sedangkan Diandra berusaha sekuat tenaga menggendong tubuh papanya yang lebih besar dari tubuhnya sendiri dengan susah payah menuju kamar yang ada di lantai bawah.

****Setengah jam kemudian

Diandra berdiri di luar kamar sembari sesekali dirinya mengintip dengan membuat sedikit celah pintu kamar.

Sedangkan Raina berada di dalam kamar menemani papa-nya yang masih belum sadarkan diri.

Ketika dokter yang menangani papa-nya keluar, Diandra tersenyum pada dokter tersebut sebagai tanda hormat nya lalu mengantarnya keluar.

"Rai, gimana keadaan papa." Tanya nya pada Raina yang baru saja keluar dari kamar

"Papa baik-baik aja kak, kata dokter papa cuman kecapean sama tekanan darah papa naik, tapi..kakak enggak perlu khawatir dan tadi dokter juga sudah ngasih obat kok, dan sekarang papa masih istirahat," -raina mencoba menenangkan Diandra

SENYUMAN TERAKHIR (On-going_Revisi)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن