Introduction 2

541 32 0
                                    

"Hello everyone, it's me Haikal. Long time not see you babe".

"Kal, Lo ngga kapok apa pernah dihajar Genta waktu SMA

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kal, Lo ngga kapok apa pernah dihajar Genta waktu SMA. Masih aja diulang lagi".
Geisha yang sedari tadi diam mendengarkan obrolan teman-temannya akhirnya angkat bicara. Mengingat kelakuan suaminya dan juga lelaki bernama Haikal itu tidak bisa lepas dari keributan.

"Astaga new bride, don't judge me now. It's your time. Lo ngga perlu khawatir sama apa yang gue lakuin".
Ikal yang akan memeluk Geisha segera ditarik oleh suaminya.

"Gen, what's wrong with you?"
Ikal berucap tidak terima.

"Godain cewek yang masih single. Jangan yang udah nikah masih Lo godain".
Genta menggeret Ikal untuk berdiri di sampingnya, sedikit lebih jauh dari Geisha.

"Owh posesif husband. So cute".
Ejekan untuk Genta tidak akan pernah Ikal akhiri. Hingga membuat teman-temannya menggeleng heran.

"Lagian Lo ke mana aja. 3 tahun ngilang sekarang baru inget sama kita".
Salamitha bersedekap dada. Melirik Ikal dari atas sampai bawah, terlihat meremehkan.

"C'mon guys, Lo ngga berharap gue gagal kan selama 3 tahun di Swedia".
Ucap Ikal mengarah pada Mitha. Mitha yang diledek seperti itu tertawa remeh.

"Okay, now tell me what's your progress? The hot playboy around my life".

"Jangan diremehin Mith. Lo ngga tau kalo dia udah berhasil bangun usaha propertinya sendiri".
Jeff, laki-laki itu berucap bangga pada temannya.

"Sha, Lo emang paling bener milih cowok. Baru kali ini ada yang bangga sama gue. Thanks bro".
Ikal menepuk bahu Jeff dengan sayang.

"Whatever. Image dia sebagai playboy itu udah susah ilang di mata gue".
Ucap Mitha.

"Bukannya Lo dendam karena pernah gue tolak dulu".
Ikal menarik turunkan alisnya. Mereka semua yang ada di sana tertawa jika mengingat kejadian saat SMA.

"Idih amit-amit. Itu gue salah orang. Lo aja yang kepedean".
Geram Mitha tidak terima.

"Lagian Lo harusnya ngaca. Dari dulu ngejar-ngejar Arin ngga dapet kan. Nah sekarang Lo ditinggal tunangan sama dia".
Hening. Candaan yang sedari tadi membuat mereka tertawa tiba-tiba terhenti karena ucapan Mitha. Semuanya terdiam bingung. Termasuk Ikal sang bintang utama sejak tadi.

"Kamu ngga papa?"
Jeff mengalihkan pembicaraan. Lelaki itu menoleh pada Shakila yang terlihat kelelahan berdiri.

"I'm fine. Cuma masih kerasa sedikit sakit. Mungkin aku butuh duduk sebentar".
Shakila berucap tidak enak. Dirinya jadi membuat suasana yang meriah menjadi canggung.

"Ya ampun Sha sorry banget. Gue sampe lupa kalo kaki Lo masih sakit. Guys kalian juga jangan kelamaan berdiri. Kita ngobrol sambil duduk aja".
Geisha segera mengarahkan mereka ke meja bundar yang berada di dekatnya.

"Lo kenapa Sha. Sakit?"
Ikal yang belum tau kejadian yang dialami Shakila bertanya bingung.

"Dia abis keseleo".
Jelas Arin. Ikal mengangguk paham.

"Bawa aja ke rumah sakit Jeff".
Genta memberi saran.

"Gue ngga papa Gen. Ngga perlu khawatir. Btw Lo di sini sampai kapan Kal?"
Shakila berusaha mengalihkan pembicaraan mengenai dirinya. Dia tidak suka orang-orang terdekatnya terlalu khawatir dengan kondisinya.

"Selamanya mungkin".

"Usaha Lo di Swedia gimana?"
Jeff sedikit menyayangkan karir Ikal di sana.

"Tujuan gue ke sini selain buat dateng ke acara nikahan Genta ya karena usaha gue. Gue lagi mau pemindahan kepemilikan perusahaan gue yang di Swedia".
Ikal mengambil satu gelas minum yang berada di atas meja. Berbicara dengan teman-temannya memang memerlukan banyak tenaga.

"Trus Lo mau ngapain di sini. Ganggu kehidupan gue yang udah tenang aja".
Gentala berucap sengit. Setelah ini pasti ada aja keributan yang diperbuat lelaki di sebelahnya.

"Ngga ikhlas banget Lo deket-deket gue. Gue udah diterima kerja kali. Lo ngga usah khawatir".

"Di mana tuh?"
Mitha bertanya penasaran.

"Jordana company".

"Brengsek"

"Anjing"

Mitha dan Gentala secara spontan mengumpat bersamaan.

"Lo kerja di perusahaan keluarga gue?"
Shakila juga sama terkejutnya. Gimana bisa sultan seperti Haikal mau bekerja di perusahaan orang lain.

"Jangan pada syok gitu dong. Surprise gue ternyata ngga gagal".

"Gimana ngga syok, gue udah munek ya liat muka Lo dan sekarang gue harus ketemu Lo 6 hari dalam seminggu. Siksaan apalagi ini".
Genta mengusap wajahnya frustasi.

"Kal ngga ada perusahaan lain gitu? Gue ngga sanggup Kal kalo liat muka brengsek Lo 12 jam sehari".
Mitha tak kalah frustasi. Dirinya yang juga bekerja di perusahaan keluarga Jordana merasa semua ini adalah mimpi buruk.

"Tenang aja, gue jamin hari-hari Lo makin sempurna dengan gue".
Senyum menawan Ikal adalah satu dari banyaknya kharisma yang dimiliki lelaki itu. Ikal menatap sekilas pada Arin yang hanya diam mendengarkan sedari tadi.

"Kerjasama sama Kak Sabil?"
Tanya Shakila yang sepertinya tepat sasaran.

"Cuma Lo yang paham banget sama gue Sha".
Kedipan mata Ikal berikan untuk Shakila.

"Oh gue baru paham. Kakak Lo lagi proses buka hotel baru kan?"
Geisha sudah mulai mengerti dengan semua kelakuan Ikal yang mengerjai temannya.

"Iya. Kak Sabil lagi ada project hotel buat staycation pengunjung".
Kakak Shakila yang kedua memang salah satu anak dari papanya yang handal dalam meneruskan usaha sang papa. Usianya ke 29 tahun ini membuat Kak Sabil semakin sukses menjadi pengusaha muda.

"Dan Lo mau jadi partner kerja bagian properti?"
Jeff menebak dengan tepat. Ikal yang mendengar itu hanya mampu tertawa renyah. Kedua pipinya mengeluarkan lesung pipi yang semakin menambahkan pesona Ikal.

"Seharusnya Lo udah tau kan Sha. Ngga mungkin kakak Lo ngga ngasih tau Lo".

"Ngga semua hal harus gue ketahui Kal. Apalagi kerjaan gue ngga ada hubungannya sama perusahaan papa. Lo tau sendiri pekerjaan gue itu ngga berhubungan sama kakak gue".
Jelas Shakila. Perempuan itu meminum segelas jus jeruk di depannya.

"Gue juga masih heran sama Lo. Kerja jadi tour guide di saat perusahaan itu punya papa Lo sendiri".
Mitha masih tak habis pikir. Keluarga Jordana memiliki perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan dan pariwisata. Dari sekian banyaknya posisi yang ada, temannya itu memilih tour guide dan penerjemah di perusahaan keluarganya sendiri.

"Jangan salah Mith, bukan sembarang tour guide temen kita ini. Orang yang dia layanin itu orang penting".
Arin berseru membela Shakila.

"Udahlah guys itu kan keputusan Shakila. Mending sekarang kita nikmatin aja kembalinya gue dari Swedia setelah 3 tahun mendekam di sana".
Haikal mengangkat gelasnya, menatap teman-temannya.

"Okay here we go"

"Cheers buat kedatangan sahabat lama".
Suara dentingan gelas secara bersamaan itu menjadi tanda kesenangan lengkapnya persahabatan mereka.

~~~~

Bagian 3

Don't forget to vote and komen

Tandai typo ✔️

Hope you enjoy it

With love zii

Falling Into You [END]Where stories live. Discover now