Pelajaran dan Solusi

203 30 5
                                    

Jam menunjukkan pukul 02.15 pagi saat Sasuke terbangun dan merasa tenggorokkannya kering. Air minum yang tidak tersedia di nakas samping ranjangnya membuat pemuda itu harus rela berjalan menuju dapur.

Langkahnya terhenti saat mendengar suara mobil yang baru saja terparkir di halaman. Siapa yang baru pulang sepagi ini?—Itulah yang dia tanyakan dalam hati. Penasaran, dia berjalan menuju pintu. Langsung membukanya begitu melihat Itachi yang berjalan menuju pintu.

"Oh, Tadaima, Sasuke."

Sasuke hanya diam tak menjawab salam itu. Matanya sibuk memperhatikan penampilan Itachi yang terkesan berantakan. Jasnya yang tak terpakai, kemeja yang berantakan dengan ikatan dasi longgar, raut wajah lelah dan ikatan rambut yang tak serapi biasanya.

"Kau baru pulang? Jam dua pagi?" tanya Sasuke cukup terkejut. Dia tidak pernah tahu kalau Itachi sering pulang semalam itu. Yang biasanya dia tahu, keluarganya sudah berkumpul saat makan malam atau paling lambat jam sebelas malam keluarganya sudah kembali ke kamar masing-masing.

Itachi tersenyum dan menepuk pelan pundak adiknya sambil melangkah masuk. "Begitulah, ada pekerjaan yang harusku selesaikan," jawabnya santai dan mendudukkan diri di sofa ruang keluarga.

Sasuke segera menutup pintu dan mengikuti kakaknya, tapi dia tidak duduk melainkan ke dapur untuk mengambil dua gelas air. Dia kembali dan memberikan satu gelas air untuk sang kakak yang langsung ditanggapi ucapan terima kasih dan senyuman dari Itachi.

"Kau tidak boleh memforsir tubuhmu. Kau itu sudah hampir tua."

Itachi hampir tersedak karena menahan tawa. Adiknya itu selalu saja bisa 'memujinya' dengan baik. "Terima kasih pujiannya, Sasuke, tapi aku baru 25 tahun." Sulung Uchiha itu menaruh gelas kosong di meja dan bangkit berdiri. "Aku tidur dulu. Kau juga harus kembali tidur."

"Apa ada masalah di perusahaan?" pertanyaan Sasuke membuat langkah Itachi berhenti, "Kudengar kau akan pergi ke Inggris minggu depan?"

Itachi berbalik dan tersenyum. "Kau tahu aku suka jalan-jalan. Yah, pekerjaan hanya alasan agar aku bisa bersantai."

Setelah itu Itachi berjalan ke kamar tanpa mempedulikan kerutan di dahi sang adik.

Sebagai Uchiha, tentu Sasuke bukanlah orang bodoh yang mudah dibodohi. Dia jelas tahu ada yang disembunyikan Itachi. Tidak mungkin Itachi akan berlibur saat dia harus pulang lembur karena pekerjaan.

"Kau buruk dalam berbohong, baka aniki," gumamnya pelan.

=====.=====

Pacar(-pacar)Ku by Rameen

Naruto by Kishimoto Masasi

Note : OOC, Au, Don't Like Don't Flame

=====.=====

Sasuke kembali ke kamarnya setengah jam kemudian. Mengernyit saat melihat pintu kamar kakaknya terbuka sedikit. Dia berjalan masuk dan terdiam melihat Itachi terbaring di ranjang dengan penampilan yang masih sama.

Menghela napas sejenak, Sasuke dengan pelan membenarkan posisi kakaknya. Menaikkan kaki Itachi ke ranjang dan melepas sepatu yang masih terpakai. Dia menyelimuti Itachi lalu meraih tas kerja yang tergeletak di lantai.

Pemuda itu berjalan menuju meja kerja Itachi untuk menaruh tas, tapi saat selembar kertas terjatuh dari atas meja, langkahnya terhenti. Dia sedikit menunduk meraih kertas itu dan membacanya sekilas.

Seperkian detik dia terdiam, raut wajahnya tetap datar walau terdapat sorot keterkejutan dari onyx matanya.

Kepalanya menoleh menatap Itachi yang tetap tertidur pulas, dia segera berpegangan pada ujung meja saat napas yang tanpa sengaja dia tahan membuat tubuhnya sedikit lemas. Sudah dia duga pasti ada sesuatu yang disembunyikan Itachi, dan kakaknya itu terlalu bodoh jika menganggap Sasuke tidak mengerti apa-apa.

Pacar(-pacar)kuWhere stories live. Discover now