Menuju Pesta

444 24 0
                                    

Tinggal beberapa hari lagi Pertunangan Pangeran akan diadakan. Semua orang sudah siap untuk menyambutnya begitu pula dengan Aya. Dia sudah membeli pakaian yang cukup bagus untuk dikenakan ke pesta. Aya mencoba baju yang dia beli dan berpose.

"Meskipun bukan sutra tapi ini cukup bagus juga, untunglah penjualan bungaku akhir-akhir ini penghasilannya cukup banyak jadi aku bisa berpakaian baru" ucap Aya berpose.

"Aku tidak sabar mengenakannya ke pertunangan Pengeran," sambung Aya

Aya sangat bersemangat menantikan pestanya. Tapi akhir-akhir ini Aya juga khawatir dengan Bernice.

"Oh iya Bernice akhir-akhir ini tidak menemui ku, apa dia mendapat masalah lagi" ucap Aya

Setelah mencoba bajunya, Aya keluar rumah dan berjalan-jalan mana tau dia bertemu dengan Bernice atau mendengar kabar tentangnya. Tapi setelah berjalan cukup lama, tanda-tanda kehadiran Bernice tidak ada, bahkan kabarnya pun tidak ada. Dengan wajah yang kecewa Aya berjalan menuju ke rumahnya.

Saat di perjalanan Aya bertemu dengan Pak Tom pengawal Bernice.

"Pak Tom? Kenapa ada di sini? Apa Bernice juga bersama Pak Tom?," Tanya Aya tanpa henti.

"Saya diutus nona Bernice untuk menemui anda," jawabnya.

"Apa Bernice mendapat masalah lagi?," Tanya Aya.

"Nona Bernice baik-baik saja dan tidak ada masalah, anda tenang saja," jawab Pak Tom.

"Syukurlah jika tidak ada yang terjadi kepadanya," ucap Aya bersyukur.

Kemudian Pak Tom mengeluarkan sebuah kotak dan diberikan kepada Aya.

"Saya diutus untuk memberikan ini kepada anda," memberikan kotak.

"Ini untukku?, Isinya apa?," Tanya Aya.

"Nanti anda akan tahu sendiri, kalau begitu saya pamit pulang," ujar Pak Tom.

"Ucapkan terima kasih kepada Bernice," ucap Aya.

Pak Tom hanya diam dan berjalan menjauhi Aya.

Aya terus melihat kotak dari Bernice sambil tersenyum. Dia sangat bahagia mendapatkan hadiah dari sahabatnya dan juga bisa mendengar kabar baik Bernice. Aya tidak sabar membuka kotak itu, dia pun bergegas pulang dan akan membukanya di rumah.

Sesampainya di rumah, Aya mendengar keributan yang berasal dari kamarnya. Aya kemudian berlari tergesa-gesa menuju kamar. Saat dia sampai, Aya melihat ibunya berada di sana dengan gunting ditangannya. Aya melihat baju yang sudah Ia beli bergeletak di tanah dengan kondisi robek.

"Apa yang Ibu lakukan," teriak Aya.

Aya mengambil bajunya yang sudah hancur dan seketika air mata Aya menetes serta emosi yang meluap dalam dirinya.

"Kenapa Ibu melakukan ini, apa yang merasuki ibu hah?," Teriak Aya menangis

Ibu Aya hanya diam dan memandang Aya dengan wajah marah.

"Apa Ibu tau, aku bekerja keras untuk membeli baju ini tapi kenapa Ibu rusak," sambung Aya menangis.

"Ini semua juga gara-gara kamu, kamu harusnya sadar derajat kamu dimana," teriak Ibu Aya.

"Apa salahnya jika aku membeli barang yang bagus, lagian juga aku membeli pakaian ini dengan uang Aya sendiri, dan itu juga bukan urusan Ibu," teriak Aya.

"Aya sudah capek diperlakukan seperti ini Bu, Aya juga punya kehidupannya sendiri. Apa Ibu tidak bisa mengerti Aya sekali ini saja Bu" ujar Aya menangis.

"Kamu sudah berani pada Ibu hah, Ibu melakukan ini untuk kebaikan kamu Aya," tegas Ibu Aya.

"Hah?, Kebaikan Aya? Ha...ha...ha... Lucu sekali. Kapan Ibu memikirkan kebaikan untukku hah, bukannya selama ini Ibu selalu bersikap kasar kepadaku?," Tanya Aya menangis.

swapped soulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang