Prolog

1.7K 157 11
                                    

Sepasang netra coklat itu menatap keatas langit. Sudut bibir dari si pemilik mata tersebut terangkat. Angin musim panas yang begitu menyenangkan. Tak peduli dengan seberapa tinggi ia berdiri. Dengan kasar ia membuang puntung rokok yang berada dari tangannya. Bibir penuhnya sedikit maju mengeluarkan asap dari hasil hisapannya.

Wanita itu menginjak puntung rokok miliknya dengan heels yang terpasang pada kaki jenjangnya.

"Hey! Park Sooyoung",

Mendengar namanya dipanggil, wanita itu membalikan tubuhnya kearah sumber suara. Dimana wanita dengan mata sipit menatapnya tajam dan berjalan cepat kearahnya.

"Aish! Kau merokok lagi? Berapa batang kali ini?", wanita dengan nama lengkap Park Sooyoung itu memutar bola matanya malas.

"Hanya 4",

"AW!", Sooyoung meringis begitu ia selesai memberikan jawaban atas pertanyaan wanita bermata sipit itu barusan.

Wanita bermata sipit itu bahkan berkacak pinggang dan menghela nafas kasar. Marah, itu emosi yang ia rasakan.

"Kang Seulgi. Tak perlu melototiku begitu. Mata minimalismu juga tidak bisa membesar hanya karna kau melototiku", ucap Sooyoung enteng. Keduanya tengah berada diatas rooftop gedung milik Sooyoung.

"Sialan! Jangan mengejekku Soo",

"Berhenti menceramahiku ok? Aku lelah dan mau tidur. Antar aku pulang sekarang",

Seulgi menghela nafas kasar dan menurut. Bos sekaligus sahabatnya memang cukup merepotkan dan seenaknya. Tapi setidaknya Sooyoung memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi.

......................................................................

"Kau masih ingat rumahmu?", wanita paruh baya itu berujar datar. Membuat Sooyoung membalikan tubuhnya lalu melipat kedua tangannya.

"Tentu. Aku besar disini, meskipun aku tak keluar dari rahimmu", wanita paruh baya itu menghela nafas kasar dan melengos pergi begitu saja. Membuat Sooyoung menatap wanita itu sayu dan beralih melangkah menuju meja makan. Dimana kakak tirinya berada disana. Terikat darah karna hasil dari ayahnya.

Park Jimin menaikan kedua alisnya lalu tersenyum lebar. Menepuk kursi meja makan yang kosong disebelahnya.

"Woah! Our princess is here!" ,Jimin memekik penuh keceriaan.

"Yeah! Home sweet home!", Sooyoung berujar dengan nada sarkastiknya dengan wajah yang tersenyum cerah sepersekian detik dan kembali datar dalam waktu yang berdekatan.

Lelaki paruh baya itu berdehem. Memberitahu keberadaannya.

"Putri kecilku!", panggil lelaki paruh baya itu membuat Sooyoung bangkit dari posisi duduknya dan melangkah memeluk ayahnya singkat.

"Ibumu...",

"Dia bukan ibuku", Sooyoung berujar dengan dingin. Membuat Suzy, ibunya mengurungkan niatnya untuk mendekat. Wanita paruh baya itu menatapnya tajam. Memberikannya sebuah kotak. Membuat Sooyoung meraih kotak itu dengan malas.

"Ayahmu membelikannya untukmu di Tokyo saat liburan kemarin", sepasang anting-anting permata berwarna merah muda dengan bentuk sakura.

Sooyoung memamerkan senyuman terbaiknya lalu memeluk ayahnya lagi dan mengecup pipi ayahnya hangat.

Chanyeol terkekeh pelan.

"Jadi kapan kau akan pindah kembali ke rumah ini?", tanya pria paruh baya itu lembut. Sooyoung mengendikan bahunya acuh.

"Never"

"Hey! Yang benar Soo! Eomma meri...", Suzy bergerak cepat menyumpal mulut Jimin dengan samgyeopsal yang ia bungkus dengan selada lalu menatap Jimin tajam.

WHY HER ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang