24: Long distance

546 91 11
                                    

"Auntie", kalimat pertama yang Ella ucapkan begitu matanya terbuka secara perlahan. Seorang pria yang berjaga disana bergerak cepat. Menekan tombol panggilan untuk para petugas kesehatan beserta dokter di rumah sakit tersebut.

"Kau sudah bangun nak? Butuh sesuatu? Ah sebentar aku akan mengambilkan minuman untukmu", Ella mengedipkan matanya beberapa kali. Mulai merasakan sakit pada beberapa bagian tubuhnya. Namun pandangan matanya mengikuti dimana tubuh pria yang mengaku sebagai ayahnya itu bergerak.

"Annyeonghaseyo", terlihat seorang perawat dan seorang dokter memunculkan diri.

"Annyeonghaseyo. Anakku sudah sadar, tolong diperiksa. Apakah stabil? Ada yang bermasalah? Anakku baik-ba..",

"Tenangkan diri anda tuan. Anak anda akan baik-baik saja. Biarkan kami memeriksa terlebih dahulu ok?",

Ella mengedarkan pandangannya begitu matanya saling bertatapan dengan wajah penuh cemas milik Taeyong.

"Hai, bagaimana keadaanmu?", dokter itu mulai melakukan pekerjaannya. Memeriksa seluruh keadaan Ella.

Dalam waktu beberapa belas menit sebuah kesimpulan muncul. Ella baik-baik saja. Hanya saja ia harus banyak beristirahat karna beberapa cedera ringan dan luka jahitan di bagian keningnya.

"Banyak istirahat ok Ella-ssi?", dokter itu berujar ramah membuat Ella mengangguk dengan senyuman tipisnya.

"Kau juga tuan Lee. Kau sudah mendonorkan 2 kantung darah kemarin. Kau harus banyak beristirahat jika tidak kau bisa pingsan",

"Ah tidak. Aku baik-baik saja dok. Terima kasih",

Ella terhenyak. Terlalu banyak fakta baru yang harus ia ketahui. Ia belum bisa mencerna itu semua. Namun apa yang Taeyong lakukan membuatnya merasa sama.

Perasaan terlindungi dan dipentingkan. Jong-In berlaku seperti itu padanya. Sebercak penyesalan mulai tertanggal dalam benak Ella.

"Kau harus makan, Ella", Taeyong meletakan makanan rumah sakit yang membuat Ella menatap nampan makanan itu datar. Taeyong tertawa pelan lalu mengelus puncak kepala milik Ella pelan.

Taeyong tak sadar matanya kini berkaca-kaca mendapati dirinya bisa melakukan ini untuk pertama kali pada putrinya. Ella mengedipkan matanya untuk beberapa kali mendapati respon Taeyong yang menurutnya sedikit berlebihan tapi Ella menyukainya. Ia merindukan Jong-In dan kini Taeyong ada untuknya.

"Kau mau makan yang lain saja? Aku akan memesankan makanan dari luar rumah sakit sesuai dengan yang kau mau", tawar Taeyong.

"Aku ingin paha ayam pedas yang banyak...",

"Dengan saus keju dan juga kentang goreng sebagai pelengkap", Taeyong memotong ucapan putrinya dengan kalimatnya. Ella melebarkan matanya.

"Darimana kau bisa tahu? Kau bertanya pada mommy ya?",

"Kau memiliki selera yang persis denganku", Ella menatap Taeyong penuh ragu.

"Tentu saja bukankah kau bilang aku putrimu?", Taeyong melotot mulutnya menganga.

"Apa aku tidak salah dengar?", tanya Taeyong. Ella menatap ayahnya bingung.

"Sebelum aku tertabrak saat kalian bertengkar dirumah aku mendengar kau bilang aku putrimu kan? Atau aku yang salah dengar?", tanya Ella penuh kebingungan.

"Kau mengakui bahwa aku ayahmu?", Ella menatap Taeyong sebal.

"Mana kutahu Daddy! Aku dibuat eomma bersama siapa aku juga tidak tahu! Kau yang mengaku terlebih dahul", Ella terdiam. Taeyong memeluknya erat lalu mengecup puncak kepalanya.

WHY HER ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang