27: Desire

510 65 3
                                    

Sooyoung melangkah dengan cepat. Mengikuti langkah kaki pria didepannya yang entah mengarah kemana. Jelasnya, Sooyoung mengikutinya dari halaman rumah milik Taehyung,  pria yang membelakanginya, mengabaikannya, dan menghindar darinya. Dan kini berada di ambang pintu masuk rumahnya, dan terlihat akan segera menutup pintu tersebut tanpa mempersilahkan tamunya masuk.

"Tae! Ada apa denganmu? Ah ani! Apa salahku?! Kau harus mendiamiku sampai kapan?!", Sooyoung berusaha menanyainya dengan waras dan lembut tadinya. Namun tidak membuahkan hasil apapun sama seperti setiap harinya dalam 20 hari ini.

"Ibumu. Ia bahkan sudah pulang dari rumah sakit. Dan kau masih mendiamiku?! Perbuatanku yang mana yang membua..."

"Pulanglah", akhirnya suara pria itu muncul mengusik pendengarannya. Tapi bukan itu yang ingin Sooyoung dengar. Sooyoung bukanlah wanita dengan hati lemah dan mudah menangis. Bukan berarti Taehyung tidak melukai harga dirinya.

"Hanya itu yang bisa kau ucapkan? Memintaku untuk pulang? Aku rasa tepatnya kau seharusnya menyuruhku pergi", Taehyung menghentikan langkahnya lalu membalikan tubuhnya menatap wanita itu dengan mata tajamnya.

"Aku akan lebih mengerti jika kau menyuruhku untuk pergi dari hidupmu, daripada kau memintaku untuk pulang. Kau tahu ini menyiksaku? Aku bahkan tak lagi tahu apa isi pikiran dan hatimu saat ini. Aku lelah, Tae. Sangat",

Sooyoung bersumpah nafasnya begitu sesak. Ia ingin menangis, matanya kian memerah, butiran kristal itu telah bersiap untuk meluncur dari pelupuk matanya. Nafasnya sesak dan  hidungnya memanas.

'Drama romance bukan melodrama. Jebal jangan menangis, bodoh! Kim Taehyung akan semakin menjadi-jadi nanti', Sooyoung menginstruksi dirinya sendiri untuk tak menangis.

"Aku tidak pantas untukmu. Kau lihat? Asal-usulku tidak jelas. Aku tidak tumbuh dilingkungan yang baik. Aku...",

"Omong kosong!", sanggah Sooyoung. Sooyoung kembali melangkahkan kakinya menghapus jarak antara dirinya dan juga Taehyung.

"Pergilah",

"Mwo?!", tanya Sooyoung marah.

"Kau lelah? Mari akh..", Sooyoung tak pernah semarah ini sebelumnya. Air matanya benar-benar turun.

Taehyung dapat mendapati rasa asin itu dibibirnya saat ini. Sooyoung beberapa detik yang lalu menjinjitkan kakinya meraih tengkuk milik Taehyung. Menempelkan bibirnya pada bibir pria itu dan memotong ucapan pria itu. Tubuhnya terisak ditengah lumatannya pada bibir prianya. Taehyung pria itu masih mematung dengan ribuan jarum yang menusuk jantungnya didalam sana. Hatinya begitu sesak.

Tangisan Sooyoung yang pecah mengguncangnya. Membuat kembali memikirkan keputusannya.

'Apa kau sanggup melepasnya? Apa kau sanggup membiarkan Sooyoung pergi?', pertanyaan paling besar bagi Kim Taehyung dan sudah berulang kali ia tanyakan pada dirinya sendiri.

Sooyoung memundurkan tubuhnya. Menatap kearah Taehyung yang hanya diam selama bibirnya melumat bibir milik pria itu beberapa kali. Jika biasanya pria itu akan membalasnya dengan menggebu-gebu, dan mendominasi, kali ini tidak.  Yang Sooyoung tahu, Taehyung tak lagi sama.

"Aku menger..", Sooyoung membulatkan mata sembabnya dengan kristal bening yang terus berjatuhan. Taehyung memeluknya begitu erat saat ini. Tubuh pria itu bergetar, bahu kanan milik Sooyoung basah.  Prianya menangis, memilih untuk memperlihatkan apa isi batinnya.

"Kau sudah melewati banyak hal sendiri, Tae. Setelah ini biarkan aku menemanimu. Jebal... Jangan mengabaikanku lagi",  Sooyoung berucap sembari membalas pelukan prianya dengan erat.

Entah siapa yang memulai lebih dulu, yang pasti naluri yang membawa keduanya kini menempelkan kedua bibir mereka. Menutup kedua netra indah masing-masing mencumbu satu sama lain. Tanpa mau tahu apapun lagi. Di pinggang milik Sooyoung terlingkar dengan erat tangan kanan milik prianya. Dan ditengkuk indah miliknya telapak tangan milik Taehyung terletak. Dengan helaian-helaian rambut milik Sooyoung yang terselip di sana. Ciuman keduanya begitu menuntut, pasokan oksigen yang berkurang tak mendorong salah satu diantaranya untuk mengurangi tempo lumatan dan kecupan mereka.

Jemari lentik milik Sooyoung sesekali meremas pelan tengkuk dan juga rambut belakang kepala milik Taehyung. Ia tak lagi peduli. Jika biasanya ia yang akan mengusaikan ciuman mereka, kali ini tidak. Otaknya tak lagi bekerja dengan baik. Seluruh sarafnya seolah lumpuh. Yang menjadi pusat atas dirinya saat ini hanyaah prianya yang menciuminya dan Sooyoung tak ingin ini berhenti.

"Nghh..", Sooyoung melenguh pelan ditengah peperangan lidah miliknya dan juga Taehyung. Ditambah lagi tangan nakal milik pria itu baru saja meremas bokong sintalnya. Membuat Sooyoung dengan refleks meremas bahu berotot miliknya.

"Asli?", Sooyoung melotot kearah pria yang baru saja mengusaikan ciuman mereka. Menanyainya tentang bokongnya. Sedangkan tangan pria itu masih berada disana dan kembali meremas kedua sisi bokongnya dengan senyuman nakal pria itu.

"Sialan! Setelah meremasnya berkali-kali kau malah menanyakan orisinalitas bokongku?!", Sooyoung menjauhkan tangannya dari bahu prianya lalu mendorong Taehyung dengan keras.

Seperti biasa, badan pria itu terlalu besar dan dorongan dari jemari lentik milik Sooyoung tak memiliki pengaruh apapun. Alhasil wanita itu masih berada didalam kungkungan sang pacar.

"Soo..",

"Apalagi?! Lepaskan aku! Kau menyebalkan!", Sooyoung masih dengan sekuat tenaga mendorong prianya untuk melepaskan diri.

"Aku ingin..."

"Ingin apa?",

"Itu"

"Apa?",

"Boleh?", tanya Taehyung. Sooyoung mengerti sekarang. Sesuatu yang keras dibawah sana menyentuh perutnya. Jantung milik Sooyoung berdegup kencang. Nafasnya sedikit memburu. Dan mungkin kini wajahnya merona.

Ia bukan gadis kecil lagi. Ia seorang wanita dewasa dan jelas ia paham apa yang Taehyung katakan terhadapnya. Dan sialnya prianya terasa begitu sexy malam ini. Biasanya jika kalimat seperti ini keluar dari mulut milik Taehyung, yang pria itu terima hanyalah cacian dan pukulan-pukulan keras dari Sooyoung.

Bahkan Sooyoung pernah menendang miliknya dengan tega karna begitu kesal dengan sisi nakal Taehyung. Mata lentik milik Sooyoung membalas tatapan memelas milik prianya. Sudut bibir milik Sooyoung terangkat sebelah. Sorot matanya perlahan berubah.

"Eugh.. Soo kau!", Sooyoung tersenyum puas dengan tatapan mengejeknya.

"Ini asli?", jemari lentiknya tak hanya menyentuh milik Taehyung dari luar celana.

"Yya!", Taehyung mengerang tertahan. Miliknya baru saja diremas oleh jemari lentik kekasihnya.

"Kau tidak akan pulang malam ini", Taehyung menjauhkan tangan Sooyoung dari miliknya.

"Jangan menyesal", Taehyung memperingatkan. Lalu tanpa babibu menyerang leher jenjang milik Sooyoung membuat tanda kepemilikan disana tanpa kontrol diri lagi.

"Tih.. tidak akan", jawab Sooyoung sembari menahan desahan dari bibirnya.




















TBC
.............................................................

NEXT PART FULL 🌚🌚🌚 + EPILOG
Jangan lupa vote and komennya ya. Akhirnya author kembali mood didunia orange ini.

Author akan up cerita2 author dengan aktif lagi.

Enjoy 💜

WHY HER ( VJOY ) MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang