Disclaimer dulu Chapter ini bakal panjang ya .... jadi semoga tidak bosan
Happy Reading :)
Taeyong menggedor kesal pintu ruang kerja Jaehyun. Ingin rasanya Taeyong membunuh Jaehyun saat ini.
" Aku ini tunangannya lhoh masa aku ngga boleh masuk!" Kesal Taeyong pada sekretaris Jaehyun.
" YAK JUNG JAEHYUN BUKA PINTUNYA ATAU PERTUNANGAN KITA BATAL!"
Taeyong baru saja ingin mendobrak pintu ruangan kerja Jaehyun, tapi ia mendengar suara pintu yang dibuka dan mengurungkan niatnya.
" Memang dari awal seharusnya tidak ku percayakan Mark pada mu!"
Kesal Taeyong sedangkan Jaehyun hanya bisa menghela nafasnya panjang, enggan menatap Taeyong.
Taeyong tengah melakukan penelitian studinya, sehingga ia harus pergi ke L.A selama beberapa bulan. Sebenarnya saat itu Taeyong tidak ingin meninggalkan Mark, tapi Jaehyun bilang ia bisa menjaga Mark dan meminta Taeyong untuk fokus pada studinya. Tapi ternyata apa yang Taeyong takutkan terjadi, bahkan lebih parah. Taeyong bahkan meninggalkan studinya dan langsung terbang ke korea saat Mark menelfonnya kemarin.
" Sejak kapan?" Tanya Taeyong tapi Jaehyun lagi lagi menghindari mata tunangannya itu.
" Jung Jaehyun jawab aku! Ku tanya sejak kapan?!"
Jaehyun mendudukkan dirinya di kursi, menundukkan wajahnya karna ia tau Taeyong pasti akan memarahinya habis-habisnya. Jujur saja Jaehyun merasa bersalah, ia tau dengan kesalahannya, tapi tetap saja ia tidak tega dan tidak sanggup.
" Satu minggu... sejak kejadian itu"
" Dan kau tidak bilang pada ku?! Jaehyun-ah... ka-" Taeyong menghentikan ucapannya melihat Jaehyun yang beberapa kali menghela nafasnya dan tangannya sedikit bergetar.
" Kau ingat... bagaimana saat itu dia menghampiri kita, memberikan kita setangkai ice cream hanya karena ingin bermain bersama kita?" Jaehyun membuka cerita
" Saat itu umur kita masih sangat kecil... lima tahun? Enam tahun? Entah lah aku juga tidak ingat, kau masih ingat kan bagaimana kerasnya suara anak itu tertawa, bagaimana ia selalu tertawa dengan lawakan ku, bagaimana ia selalu tersenyum melihatmu memarahi ku? Kau ingat itu semuanya kan?" Sambungannya
Taeyong menghela nafasnya panjang, meredamkan emosinya dan mengangguk pelan.
" Lalu kau juga ingat kan? Bagaimana saat itu kita menemukannya menangis sendirian dikamar? Ketakutan seperti orang gila? Dan sejak itu kita tidak pernah lagi melihat tawa dan senyumannya..."
" Aku tau ini salah... aku tau seharusnya aku tidak seperti ini, tapi Taeyong-ah... aku sudah tiga kali melihatnya ketakutan dan hampir gila seperti itu.. Lalu saat itu... tiba tiba saja dia masuk kantor, menyapa semua orang kantor dan tersenyum padaku, mengatakan padaku dia telah berbaikan dengan Haechan.."
" Kau tau, senyuman itu kembali... tawa itu kembali... aku tau seharusnya aku menghentikannya saat itu, membawanya padamu atau pada temanmu, tapi aku tidak sanggup... aku tidak ingin lagi melihatnya terpuruk seperti itu.. Aku tidak ingin lagi mengambil senyumannya... bisakah kita biarkan hm?" Tanya Jaehyun dengan mata yang berkaca-kaca
Taeyong yang mendengar itu tersenyum sendu, selalu saja saat Mark terpuruk, Jaehyun yang menemukannya pertama kali. Taeyong juga tau seberapa sayangnya Jaehyun pada Mark, baginya Mark tidak hanya teman, melainkan adik dan keluarganya.
" Kau tau kan aku sangat suka dengan dunia model dan fashion.... Kau juga tau kan bahwa cita-cita ku itu menjadi artis... tapi kau lihat, siapa aku sekarang, seorang dokter jiwa. Jaehyun-ah... aku tau kau begitu perhatian padanya, begitu juga dengan ku. Aku ingin mengembalikan senyumannya, membuatnya kembali normal, karena itu aku mati-matian belajar, hanya untuk menjadi seorang psikiater."
KAMU SEDANG MEMBACA
[Complete] My Cold Husband || Markhyuck
FanfictionHaechan bingung dengan perasannya. Ia menikahi pria yang sama sekali tidak ia cintai dan suaminya itu sangat dingin padanya. Haechan sudah mencoba untuk membuka hati pada pria itu, mencoba untuk mencintainya dan menjadi istri yang baik. Tapi suamin...