CHAPTER 1(Sahabat)

176 71 2
                                    

Namaku Caca Calista, aku berasal dari keluarga yang bisa dibilang sederhana. Keluargaku memiliki sebuah restoran seafood kecil. Dan restoran keluargaku cukup terkenal, meskipun penampilannya seperti rumah makan biasa.

Sejak kecil aku selalu dirundung oleh teman-temanku. Penampilanku yang kecil dan pendek selalu menjadi bahan ejekan.

"Ceking, ceking, ceking"
"Beke, beke, beke"

Yah, itu hanyalah ejekan dari anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Orang dewasa hanya menganggap itu seperti lelucon anak-anak yang digunakan untuk bercanda saja. Tetapi, untuk diriku yang menerima ejekan tersebut, itu benar-benar menyakitkan. Di saat SD ataupun SMP aku selalu menjadi bahan rundungan orang-orang. Setidaknya itu hanyalah sebuah kata-kata!.

Karena aku yang selalu dibully,tidak ada seorangpun yang ingin berteman denganku, mereka takut jika mereka mengalami hal yang sama seperti yang aku alami. Meskipun begitu, aku tidak menyangka ada orang yang ingin bermain denganku dan menjadi sahabatku. Dia tidak mempedulikan perkataan dan ejekan yang orang-orang lontarkan kepadanya, dia adalah sahabatku!!.

                        ■■■

Terkadang aku khawatir dengan sahabatku, dia dirundung sama sepertiku, dan itu semua adalah salahku. Meskipun dia selalu berkata bahwa ini semua bukanlah salahku, tetap saja aku selalu merasa bersalah tentang apa yang harus dia hadapi. Tidak masalah bagiku jika aku harus mendapatkan ejekan dan perlakuan yang buruk sekalipun, tetapi aku tidak bisa terima jika sahabatku yg tidak bersalah harus mendapatkan perlakuan yang buruk karena diriku.

Dia yang selalu menemaniku dan membelaku, meskipun dia tau apa resiko yang akan dia terima, dia tidak mempedulikannya dan memilih untuk berteman denganku daripada ikut mengejekku. Tetapi, sebagai gantinya bukan hal yang baik yang dia terima dariku, tapi dia malah mendapatkan ejekan karena berteman denganku.

Bellova Nata Aulia dia adalah sahabatku, wajahnya yang begitu cantik dan tinggi, aku tidak menyangka dia mau berteman denganku. Aku senang dan sangat berterima kasih kepadanya karena ingin menjadi temanku, terkadang aku takut jika suatu saat dia akan meninggalkanku. Disetiap rasa ketakutanku itu Bellova, dia selalu mengatakan sesuatu yang menyentuh hatiku dan membuat semua ketakutan dan kekhawatiranku menghilang.

Begitu banyak perkataan yang dia ucapkan untuk menyemangatiku, salah satu perkataanya yang selalu aku ingat darinya, yang membuatku terharu saat petama kali aku mendengarnya.

"Caca, dengarkan aku, aku tidak akan pernah meninggalkanmu, aku akan selalu menemanimu, aku akan melindungimu bagaimanapun caranya, aku akan menerima semua keluh kesahmu, amarah, kesedihan, kau bisa meluapkan semuanya kepadaku, jadi percayalah kepadaku!!!"

Suara yang begitu lembut dan tulus, perkataan yang tidak pernah aku dengar sebelumnya, bahkan dari orang tuaku sekalipun. Dia benar-benar menepati perkataanya, kami bersekolah disekolah yang sama, SD, SMP, kami selalu bersama, setiap aku mendapatkan masalah dia selalu menemeniku.

Aku dan Bellova selalu bersama, kami bersekolah di sekolah yang sama, SD maupun SMP kami selalu bersama, di saat SMP pun kami selalu mendapatkan kelas yang sama entah bagaimana caranya, aku benar-benar senang meskipun terasa sangat aneh. Mungkin itu adalah satu-satunya keberuntungan yang aku miliki.

Setelah lulus SMP kami masuk ke SMA yang sama, tetapi sayangnya kami berada dikelas yang berbeda. Mungkin ini kesempatan untukku agar aku tidak selalu bergantung kepada Bellova, karena selama ini aku selalu merepotkannya, dia tidak bersalah, tetapi dia selalu mendapatkan masalah karena diriku. Aku juga selalu berfikir apakah Bellova terbebani atas diriku atau tidak?.

5 Kisah (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora