3

541 26 0
                                    

Gentarou berjalan melewati koridor sekolah sambil memapah Ryusei. Tomoko, Yuki serta Kengo berjalan mengikuti dari belakang.

"Orang itu siapa ya? Kenapa bisa kenal sama kamu? Tapi dilihat dari tampilannya, dia bukan dari Subaruboshi." Gentarou bertanya sembari masih memapah Ryusei.

"Aku curiga kalau dia kemungkinan punya Zodiarts Switch. Kita harus hentikan dia." Ujar Kengo.

Yuki dan Tomoko mengangguk sebagai tanda setuju.

Ryusei menghentikan langkahnya membuat Gentarou turut menghentikan langkahnya juga.

"Aku bisa jalan sendiri. Yang luka itu hidungku bukan kakiku."

"Ah iya, benar juga, gomen na." Gentarou berhenti memapah Ryusei.

Ryusei mengangguk kecil kemudian bergegas pergi.

"Ryusei-san?!" Tomoko memanggil Ryusei.

"Maaf, aku ke toilet sebentar. Aku bakal nyusul ke kelas." Ryusei tersenyum kecil.

"Souka, cepat kembali ya!" Gentarou menepuk-nepuk pundak Ryusei kemudian melangkah pergi.

Tomoko diam-diam memasang wajah cemas.

'Ini gawat jika Ryusei-san ingin balas dendam dengan orang tadi' batin Tomoko.

"Tomoko, ayo cepat! Kalau ketinggalan mata pelajaran bisa gawat!" Yuki Jojima mengenggam pergelangan tangan Tomoko lalu menyeretnya.

"Ha'i!" Respon gadis bernampilan gothic itu.

Diam-diam Ryusei memasang tampang datar sesudah mereka ber-empat telah pergi.

Ryusei masih berada di koridor.

Ia mulai menghubungi Tachibana di koridor yang sepi.

"Moshi-moshi, Tachibana-san."

"Nanda?" Respon Tachibana dari satelit M-BUS.

"Ini Meteor, aku terpaksa harus memberi tahumu, seseorang tampaknya mengetahui identitas rahasiaku. Apa yang harus ku lakukan?" Ryusei nampak berbicara pelan sembari memperhatikan sekitar berhati-hati jika tiba-tiba ada orang yang muncul.

"Aku khawatir jika itu cuma gertakan saja." Suara Tachibana nampak terdengar tenang seberang sana.

"Apakah itu berarti aku masih menjadi Meteor?"

"Sekarang yang kau harus lakukan adalah melacaknya. Barangkali ia adalah Switcher."

"Wakarimashita." Balas Ryusei lalu segera mematikan sambungan komunikasinya dengan Tachibana.

Ryusei langsung bergegas menuju kelasnya.











Sluurpp

Murayama sedang duduk di sofa panjang coklat dengan posisi kedua kakinya yang terangkat di atas meja. Mulutnya sibuk menyeruput ramen instan yang ia beli dari konbini sebelum ia kembali ke Gokai Galleon.

Terlihat sampah sampah berserakan di lantai kayu.

Ahim, Luka, Joe yang baru saja kembali langsung terkejut dibuatnya.

"Nani kore!?" Luka tidak percaya dengan pemandangan jorok yang ada di depannya itu.

"Kami bersih-bersih sejak pagi tadi dan kamu mengotorinya!" Luka naik pitam dan hendak ingin mendekati Murayama untuk memukulnya.

"Luka-san! Tidak apa-apa!" Ahim menarik belakang jaket Luka.

"Tidak apa-apanya bagaimana! Kau lihat, kita jadi harus membersihkan bagian lantai ini lagi!"

Murayama nyasarTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon