05

359 36 0
                                    

Jaemin dan Jeno baru saja sampai rumah,Jaemin langsung masuk ke kamar dan membantingkan tubuhnya ke kasur rasanya sangat bosan padahal dia baru saja dari rumah Renjun tapi entah kenapa rasanya sangat bosan biasanya jam segini Jaemin dan kedua temannya itu selalu vidcall sambil nonton bareng lewat virtual dan setiap vidcall pasti sampe malem kadang jam 1 atau jam 2 dan setelah itu baru mereka udahan dan ngucapin selamat malam setelah itu tidur,tapi malam ini rasanya sangat membosankan tidak ada yang bisa di lakukan lagi selain menatap bintang lewat balkon,Haechan juga sedang tidak mood untuk di ajak vidcall itu alasannya Jaemin sangat bosan.

Bintang adalah satu-satu benda langit yang di sukai Jaemin dia selalu curhat,menangis,teriak,dan mengeluh pada benda langit yang kecil itu.Entah kenapa rasanya ia ingin sekali menggapai salah satu bintang itu mereka terlihat indah walaupun ukurannya lebih kecil dari bulan.

Jaemin memandangi bintang-bintang itu dengan wajah sedih ia sedang memikirkan temannya yang sedang sakit itu,sebenarnya Jaemin tau apa yang Renjun sembunyikan darinya hanya saja Jaemin tidak berani bertanya karena takut membuat Renjun merasah bersalah.Satu bulir air mata berhasil terjun bebas ke pipi Jaemin dia gagal untuk kesekian kalinya ia gagal untuk tidak menangis.

"Kenapa harus bohong Njun hiks kalau Injun jujur pasti Nana gabakal sesedih ini"Kata Jaemin sambil terisak.

"Kalau Injun pergi siapa yang bakal ngomelin Nana lagi siapa yang bakal ngajarin Nana belajar bahasa mandarin siapa yang bakal merhatiin Nana hiks"

"INJUN NANA GAMAU INJUN PERGI,NANA SAYANG INJUN"

Sepertinya tetangga Jaemin sudah terbiasa mendengar teriakan Jaemin,teriakan kali ini tidak seperti biasanya teriakan kali ini terdengar seperti Jaemin benar-benar tidak mau kehilangan teman kesayangan nya itu. Jaemin sangat nyaman jika bersama Renjun,anak berdarah China itu punya sifat keibuan dan perhatian yang luar biasa jadi wajar kalau Jaemin nyaman dengannya.

"Nana"

Suara Jeno membuat Jaemin tersadar ia segera menghapus air matanya lalu beralih menatap Jeno sambil tersenyum,ia berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan Jeno padahal ia sedang di posisi yang sangat tidak baik-baik saja.

Jeno menghampiri Jaemin yang tengah duduk di balkon,Jeno melihat ada sisa air mata di pipi Jaemin, Jeno tau kalau Jaemin habis menangis dan Jeno juga tau Jaemin menangis karena apa karena waktu di kamar Jeno tak sengaja mendengar teriakan Jaemin, makannya dia langsung ke kamar Jaemin.

"Are you okay?"Tanya Jeno dengan suara lembut.

"Im okay"Sahut Jaemin sambil tersenyum.

"Kalau ada masalah itu harus di bagi,Jeno tau kok Nana lagi sedih"

Jeno menarik Jaemin ke dalam pelukannya,Jaemin membalas pelukan Jeno tak kalah erat ia menyembunyikan wajahnya di perut Jeno,perlahan suara isak tangis kembali terdengar dari Jaemin,Jeno hanya menghela nafas lalu mengelus rambut belakang Jaemin.

"Nana boleh nangis sepuasnya"

"Aaaaaaaaa Nana cape Nana pengen kaya dulu lagi Nana pengen ayah sama bunda gak sibuk sama kerjaanya terus Nana pengen Renjun sehat kaya dulu lagi hiks"Teriak Nana di dalam pelukan Jeno.

Jeno merasah hatinya seperti di sayat,entah kenapa rasanya sakit sekali mendengar teriakan Jaemin yang terdengar sangat pilu,Jeno diam-diam meneteskan air matanya,entah kerena Jeno ikut sedih atau Jeno lagi pengen nangis tapi entah kenapa tiba-tiba air mata itu turun sendiri dari pelupuk matanya, sepertinya Jeno bisa merasahkan apa yang di rasahkan Jaemin,jika Jaemin menangis dia akan ikut menangis dan jika Jaemin sakit dia akan ikut sakit mungkin itu efek karena mereka sudah terikat takdir.

"Nana semuanya bakal balik kaya semula kok ayah dan bunda Nana bakal kaya dulu lagi Renjun juga bakal sembuh lagi tapi Nana harus tau kalau semua itu di atur takdir dan Nana harus terimah takdir itu kalau misalkan takdir itu gak sesuai sama kemauan Nana"

"Apa Nana bakal biarin Injun gitu aja kalau dia pergi,Injun nutupin penyakitnya dari Nana sama Echan"

"Hei,Nana jangan sedih Nana mau liat Jeno nangis juga ya?"Tanya Jeno dengan wajah yang ikut sedih.

"No,Nono gaboleh nangis oke"

"Nono?"

"Aku Nana kamu Nono"

"Hihi nama nya lucu kita jadi kaya anak kembar"

"Kembar tidak identik"

"Hum betul betul betul"

"Hahah kenapa Nono sangat lucu"

"Hung~engga tu biasa aja"

"Jangan bertingkah menggemaskan nanti Nono Nana makan"

"No no no no daging Nono gaenak mending Nana makan ayam aja soalnya daging Nono gaenak"

"Hm ya deh iya btw kita makan malam di luar yok"

"Di mana?"

"Caffe tempat temennya kak Jaehyun"

"Ayo ayo ayo Nono mau"

"Ya udah siap-siap dulu sana"

"Ay ay kapten"

Jeno langsung melarikan dirinya dari kamar Jaemin yang lagi memekik gemas melihat tingkah Jeno.Jaemin beralih membuka lemarinya dan mengambil jaket hitam dan langsung memakainya,tak berselang lama Jeno masuk ke kemarnya dengan switer berwarna cream yang sedikit kebesaran.

"Tadaaa Nono udah siap bagus tidak?"Tanya Jeno dengan antusias.

"Hmm"

"Hum tidak bagus ya Nono ganti deh"Kata Jeno dengan wajah lesu.

"Eits udah bagus kok yok pergi"

"Wah benarkah?apa Nono tampan?"

"Tidak Nono tidak tampan tapi lucu"

"Huh Nono ini tampan"

"Kamu itu lucu"

"Tampan"

"Lucu"

"Tampan Nana ish Nono ini tampan"

"Lucu Nono kamu ini Lucu"

"NANAAAAAAA"

"NONOOOOOO"

"Dasar menyebalkan tadi nangis sekarang usil dasar Nana"

"Nono ish kok di ingetin lagi"

"Hiks Nini siying Injin hiks nyenyenye"

"Nono!!"

"Kejar Nono wleee"

"Awas ya kamu"

"Wlee gabisa hahaha"




















































Tbc
Hi,gmna?seru?
Bingung mau buat gimana.
Semoga suka deh.
Jangan lupa vote.
Segitu aja ya.
Thank you for this is story
See you next chapter.
(づ ̄ ³ ̄)づ♡

Book √(Jaemno) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang