12. Dihukum kembali

8.5K 597 66
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم


Assalamualaikum!

Happy reading!

.
.
.

"Maaf Tuan, tadi ada tukang pos yang memberikan surat ini,"

Arga yang sedang merapikan jas nya menatap bodyguard yang baru saja menyampaikan hal tersebut. Ia mengambil surat tersebut.

"Siapa Bilqis?" tanyanya pada bodyguardnya saat melihat nama yang tertera di amplop surat itu.

"Saya tidak tau Tuan, tapi di situ tertera nama Syifa, dan alamatnya memang di sini. Tapi saya tidak tau siapa Syifa,"

Arga mengangguk. Jadi, surat ini di tunjukkan untuk wanita cacat itu.

"Pergilah!" perintahnya pada bodyguard tersebut.

Ia berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Setelah sampai di kamarnya, Arga langsung membuka isi surat tersebut.

             Hai syi! Assalamualaikum. Maaf baru sempat membalas suratmu waktu itu. Aku terlalu bahagia karena bertemu dengan mu. Hm, aku bingung kenapa kamu tidak minta belikan handphone saja pada suamimu? Bukanya dia seorang pengusaha sukses?

Kening Arga mengerut, siapa orang yang mengirim surat pada Syifa? Dan apa tadi? Suami? Apa Syifa mengatakan ia sudah menikah dengan dirinya? Lancang sekali wanita itu! Dan apalagi? Apa  anak kesayangan dari Raka tidak memiliki handphone? Sangat tidak mungkin. Arga kembali membaca isi surat tersebut.

Ah sudahlah itu hak mu, aku tau kamu tidak ingin menyusahkan suamimu. Kalau begitu bisa berikan nomor rumahmu saja tidak? Aku ingin berkomunikasi dengan cara itu dengan dirimu. Apa kamu tidak bosan berkomunikasi dengan surat? Kita seperti orang di zaman purba saja. Baiklah, aku hanya ingin menyampaikan hal itu pada mu. Bahagia selalu Syi, semoga kamu dan suamimu menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah. Ingat selalu janjimu, bahwa kamu akan selalu bahagia. Aku yakin sekali luka sudah menjauh dari yang namanya Syifa. Sehat selalu Syifaku. Aku menyayangimu.

                                  Penuh cinta.

                                   Bilqis Khumaira.


               
Arga menggenggam surat tersebut. Syifa sangat lancang, ia telah mengakui Arga sebagai suaminya kepada orang yang Arga sendiri tidak tau. Tapi, apa maksud dari kata terakhir dari isi surat tersebut? Ah, itu tidak penting. Yang terpenting ia harus menghukum wanita itu, karena sudah lancang memberi tahu status mereka.

"Let's play!"

Ia berdiri dan turun menuju gazebo belakang. Arga berhenti sejenak ketika melihat Syifa memungut dedaunan yang terjatuh dari pohonnya. Ini masih sangat pagi, dan wanita itu sudah menghasilkan banyak keringat. Arga langsung menggelengkan kepalanya, ia tersenyum smirk seraya berjalan mendekati Syifa yang membelakangi dirinya.

Brak!

"Astaghfirullah," Syifa langsung terduduk ketika Arga dengan sangat tidak berperasaan, menendang tongkat penopang keseimbangan dirinya.

Syifa mendongakan kepalanya menatap Arga, ia tersenyum menyapa Arga yang menatap dirinya dengan sangat tajam.

"Ada apa, Mas?"

Arga berdecih mendengar panggilan dari wanita tersebut. Berapa kali ia ingatkan ia tidak suka di panggil seperti itu? Mana ada pelayan yang memanggil Tuan nya dengan sebutan Mas.

Senja Terakhir [End]Where stories live. Discover now