38. Senja terakhir (end)

17.8K 774 101
                                    


بسم الله الرحمن الرحيم


Assalamualaikum.

Marhabba 👋

Jangan salpok sama judulnya ya🙂👍

Tandain typo dan jgn siders!

Happy reading!

🖤🖤🖤

"Aku bahagia karena kamu bisa menemaniku sore ini."

Syifa --- senja terakhir

.
.
.


"Infusnya tidak papa jika dilepas?"

Alfi menghela napasnya. Sudah kelima kalinya gadis cerewet yang ada di depannya ini menanyakan hal tersebut.

"Tidak papa,"

Bilqis mengalihkan tatapannya pada Syifa yang duduk di atas kursi rodanya seraya tersenyum. Bilqis mendekati Syifa lalu mengelus pipi yang semakin tirus itu dengan lembut.

"Aku juga ikut ya?" tanyanya.

"Boleh, tapi jangan mengganggu Syi." balas Syifa seraya terkekeh. Bilqis mengerucutkan bibirnya kesal.

Pintu terbuka. Arga memasuki ruangan tersebut seraya tersenyum menatap Syifa. Tadi ia izin mengangkat telepon sebentar. Syifa juga membalas dengan senyum tipis. Arga mendekati Syifa, seketika matanya membola ketika melihat infus Syifa sudah di lepas. Dirinya langsung menatap Alfi dengan tajam.

"Kenapa infusnya di lepas?!" tanyanya penuh penekanan. Alfi menggaruk tengkuknya seraya menatap Arga dengan canggung.

"Syi yang meminta." ucap Syifa.

Arga menunduk menatap Syifa. Ia tersenyum ke arah Syifa lalu mengelus kepalanya dengan lembut.

"Gue nanya sama lo Fi! Lo dokternya kenapa malah--"

"Tidak papa jika infusnya di lepas wahai sahabatku..." Alfi mendramatisir, membuat Arga berdecak sebal.

"Ayo!" ajak Syifa.

Arga mengangguk. Namun, bukannya mendorong kursi roda Syifa, dirinya malah menggendong Syifa ala bridal style. Membuat Bilqis dan Alfi menatap keduanya dengan cengo.

Syifa membulatkan matanya ketika Arga mengangkatnya. Tanpa memerdulikan sekitarnya, Arga langsung membawa Syifa keluar dari ruangannya.

"Tangannya di lingkarin di leher aku aja sayang," ucap Arga sebelum membuka pintu ruangan Syifa. Syifa hanya menurut saja. Dirinya menatap Arga dengan berkaca-kaca. Ia sangat bahagia ketika Arga memanggilnya dengan panggilan sayang.

Keluarga yang menunggu di luar ruangan Syifa langsung berdiri ketika melihat Arga menggendong Syifa. Arga mengabaikan mereka semua lalu berjalan menuju taman rumah sakit ini.

"Kita ke sana juga ya Pa." pinta Bilqis pada papanya. Papa Bilqis mengangguk lalu merangkul bahu putrinya di ikuti Ummanya dan keluarga Arga yang lain.

Setelah sampai di taman, Arga langsung mendudukan dirinya di kursi yang tersedia di bawah pohon. Dirinya juga dengan santai mendudukan Syifa di pangkuannya. Syifa menggeliat. Dirinya merasa tidak nyaman.

"Ma--s, Syi ingin duduk,"

"Ini kita lagi duduk." jawab Arga seraya tersenyum.

"Ta-pi bukan seperti ini." jawab Syifa seraya tertunduk. Pusing kembali menyerangnya.

Senja Terakhir [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang