SR - 014

190 45 35
                                    

SPAM KOMEN YUK 😍
JANGAN LUPA VOTE JUGA, GAES.

Yang belum vote chapter sebelumnya,
tolong di vote dulu ya, say :)

*****

"Gue gak mungkin ngebiarin lo berkeliaran sendiri di kota yang gak lo kenal, Yez."

Yezika mendengus, "Mana Ryuka?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yezika mendengus, "Mana Ryuka?"

"Ryuka balik ke hotel bareng Yoshua."

"Terus, kenapa lo gak balik ke hotel juga bareng mereka?"

James menghela nafas lirih, "Gue udah bilang, 'kan? Gue gak akan ngebiarin lo sendirian. Jadi sekarang, bilang sama gue, lo mau kemana? Biar gue anter."

Yezika menghela nafas pasrah tanpa menjawab ucapan James. Ia tidak mengira bahwa Yoshua, yang dimana adalah tunangannya justru nampak cuek dan pergi meninggalkannya. Bukan dirinya ingin dikejar, hanya saja, bukankah seharusnya Yoshua yang sekarang menyusulnya daripada James? Dan meski begitu, sekarang ada James menemani Yezika, sebagaimana ia sadari bahwa pria tersebut dapat lebih mengerti bagaimana dirinya dan itu merupakan hal yang baik.

Kini Yezika bersama James tengah duduk di satu bangku panjang yang sama di taman kota, yang kebetulan letaknya tidak jauh dari stasiun kereta bawah tanah dan toko roti milik Cleo. Sekitar sepuluh menit berlalu, dan tidak ada percakapan diantara keduanya. Memandangi dan memperhatikan kegiatan disekitar adalah kegiatan mereka sekarang. James hanya murni menemani Yezika yang tampaknya sedang butuh waktu sendiri untuk memikirkan banyak persoalan.

Sampai dimana kedua netra Yezika menangkap sosok sepasang pria dan wanita paruh baya yang sedang menemani cucunya bermain, seulas bibirnya tergerak untuk tersenyum tanpa sadar. Yezika tiba-tiba membayangkan apakah bisa hubungan dirinya dan Yoshua akan langgeng sampai tua kelak? Pria dan wanita paruh baya itu nampak bahagia, dan bukankah seharusnya memang seperti itu? Menikah adalah suatu hal yang sakral, dan cukup dilaksanakan satu kali seumur hidup.

Pun pernikahan adalah suatu bentuk bukti dari ikatan cinta karena awalnya didasari dengan janji atau ikrar sehidup semati. Sementara beberapa hari terakhir, ia merasa tidak dicintai oleh Yoshua karena kesibukan pria itu yang baginya begitu memuakkan. Yezika tidak habis pikir dengan Yoshua, sebab keluarganya sudah kaya raya dan semua orang bahkan tahu bahwa uang bukan segalanya. Yezika sungguh tak masalah jika ia harus hidup bersama seorang pria yang hanya berstatus ekonomi sederhana nantinya, asal mereka memiliki quality time yang baik.

Yoshua Mahardika
Sayang, kamu dimana?
Pulang jam berapa?

Yoshua Mahardika
Aku tunggu di kamar kamu, ya.

Yezika tersenyum begitu tipis seraya menunduk ketika menerima pesan teks yang baru saja masuk ke ponselnya. Kemudian fokusnya kembali kedepan sana untuk memperhatikan beberapa aktivitas orang pada sore hari ini di taman. Banyak beberapa wanita dewasa yang tengah menemani anak-anaknya bermain pasir juga ayunan, ada beberapa penjual balon dan ice cream yang berhenti di titik-titik tertentu untuk menawarkan dagangannya, juga sepasang muda mudi yang duduk berduaan sambil tersenyum senang sembari saling melemparkan gurauannya satu sama lain. Semua sungguh terlihat bahagia dan nampak tidak memiliki keluh kesah. Sungguh berbanding terbalik dengan dirinya yang merasa kosong.

Summer Romance || Jeno & Yeji (✔️)Where stories live. Discover now