BAB 3. Awas Jatuh Cinta!

254 51 7
                                    

BAB 3. AWAS JATUH CINTA!

Jatuh cinta dengan mu itu mudah, dengan modal tingkah konyol mu saja aku sudah cinta.

🎸

Kali ini aku sedang berada di ruang club Mading yang terletak disebelah kanan ruang club Jurnalistik.

Club Mading dan jurnalistik memang saling berhubungan. Sama-sama di bidang informasi. Cuman bedanya hanya di bagian fasilitas dan bagaimana informasi itu disebar.

Jika jurnalistik sudah di pastikan mendapatkan fasilitas kamera digital, berbeda hal dengan club Mading yang tidak memiliki fasilitas tersebut.

Club jurnalistik juga memiliki akun YouTube dan sosial media lainya yang dikhususkan untuk mengunggah berbagai informasi mengenai SMK Cahaya Abadi.

Sedangkan club Mading hanya menyebarkan berbagai informasi di mading seperti namanya.

Rini memandangku dengan tatapan menyelidiki. Lalu tatapannya kembali ke arah secarik kertas bewarna biru langit yang berisi puisi itu dengan seksama.

"Kenapa lo nggak ikutan lomba bikin puisi aja sih? Sayang banget bakat lo cuman berakhir di mading doang. Sekali-kali lah ikut lomba antar sekolah, hitung-hitung ngasah bakat lo ini," saran Rini.

Aku bukannya tidak berminat, hanya saja tugas sekolah akhir-akhir ini sedang banyak. Tubuhku sudah terlalu lelah bila harus ditambah dengan mengikuti lomba seperti itu.

"Banyak tugas Rin," balasku singkat.

"Iya ih! Lo ada tugas dari pak Rijal, nggak? Yang buat desain baju anniversary yang ke 11?" Rini seketika heboh.

Aku sangat malas jika harus diingatkan lagi mengenai tugas ini, karena deadline-nya tidak tanggung-tanggung. Hanya diberi batas waktu sampai jam 12 malam.

Jika hanya ada satu tugas saja aku sih tidak masalah. Namun, masalahnya tugas saling menumpuk dalam satu hari dan harus selesai dengan waktu berdekatan. Bagaimana aku gak panik?

Aku menjawab pertanyaannya. "Ada. Lagian gak mungkin juga gak ada tugas dari pak Rijal, kan?"

"Iya sih. Oh, iya, La. Anak-anak pada kepo tahu sama lo. Gegara puisi yang lo buat."

Rini dengan cepat berganti topik. Kali ini aku sedikit tertarik dengan pembahasan satu ini. Tidak terlalu banyak memang yang mengetahui fakta bahwa aku adalah si M. Penulis puisi yang rajin menyetor karya.

"Terus lo kasih tahu? Kalau yang nulis itu gue?" tanya aku penasaran.

Rini menggeleng. "Gue sengaja gak kasih tahu, biar anak-anak Cahbad dibuat penasaran. Biar kesannya misterius," jelas Rini.

Aku mengangguk saja. Lalu pamit undur diri, karena sebentar lagi Pak Rijal selaku Salah satu guru produktif akan masuk kelas.

Lima menit lagi jam kedua akan berakhir, keadaan koridor di tengah jam pelajaran beberapa masih terlihat ramai. Mungkin akan ada praktek atau sedang jam kosong.

Tanpa sadar kakiku membawaku ke arah koridor anak Otomotif yang terdapat beberapa lab yang sedang terisi.

Dalam hati aku menggerutu, melupakan satu hal bahwa kelas milik Ilham saat ini sedang ada jadwal praktek.

Kata Ilham Where stories live. Discover now