galau

69 10 0
                                    






Gavin termenung di tempat yang penuh dekorasi tersebut.

Hancur lebur.

Semua rencana yang telah direncanakannya rusak. Hari yang ia kira akan indah namun ternyata malah sebaliknya. Tak henti-hentinya ia mengumpat dirinya sendiri, merasa manusia paling bodoh sedunia, merasa tak ada gunanya.

"Arghh!! Gavin bego bego bego!" Ia terus saja memukuli kepalanya dengan kencang.

"Narra..."

Gavin merasakan dadanya yang begitu sesak ketika mengingat betapa kecewanya Narra pada dirinya, dan lebih menyesakkan ketika mengingat Narra mengatakan kalimat terakhirnya sebelum pergi.

"Aku gak mau udahan," monolognya.

"Aku masih sayang kamu, ini semua kecelakaan Narra."

Gavin menunduk dan mengusap air matanya yang mengalir begitu saja.

"Argghh bajingan!"

"Ini semua bukan kemauan gua, gua gak ngerti lagi."

"Bukan gua..."

Ia menatap ke sekeliling memperhatikan dekorasi  yang tadinya indah, yang terbayang penuh canda tawa dan kebahagiaan namun semuanya terasa hampa.

Dekorasi mahal, bunga cantik, makan malam romantis. Semuanya hilang, hanya ada kesunyian dan kesuraman yang ada terlihat serta nampak sia-sia.

Gavin bangkit dan beranjak meninggalkan tempat yg masih penuh dengan dekorasi tersebut. Ia memilih untuk pulang ke rumah.

***

Narra memasuki rumahnya dengan lesu, matanya sembab, hidungnya memerah. Ia berjalan melewati ruang keluarga, ada Jean, Chakra, dan Irene disana.

"Loh loh loh? Kamu kenapa?!" Tanya Irene panik melihat kondisi anaknya.

"Kok nangis?" Tanya Chakra.

Narra hanya menggeleng lemah dengan air mata yang kembali mengalir dari pelupuk matanya.

"Kamu kenapa sayang, hm?" Irene menatap mata Narra yang penuh kesedihan.

"Hiks.."

"Lu kenapa Ra?" Jean pun ikut angkat bicara.

Bukannya menjawab, Narra malah berlari ke kamarnya dan menguncinya lalu menjatuhkan dirinya ke atas ranjang. Ia menangis sejadi-jadinya, hatinya sakit. Sakit sekali sampai-sampai sesak yang begitu hebatnya.

"Kenapa gini?" Monolognya.

"Kenapa tega?" Nafas Narra tersengal-sengal.

"Salah aku apa? SALAH AKU APA GAVIN?!!" Teriak Narra meluapkan emosinya.

Narra terus menangis, siapa yang tidak sakit hati melihat orang yang sangat disayang ternyata tengah bercumbu dengan wanita lain di kamar hotel? Terlebih lagi di hari mansive nya yang ke 7 bulan.

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa Gavin melakukan ini semua? Narra kecewa, marah, bingung, kesal, emosi semuanya campur aduk. Bahkan Narra tidak mau mendengarkan alasannya, karena menurutnya semuanya sudah cukup jelas atas apa yang dilihat oleh mata kepalanya sendiri. 

Ting! Ting! Ting! Ponsel Narra bunyi berkali-kali.

CEO of BUCIN

Narra
Aku minta maaf.
Ini gak seperti yang kamu bayangin.
Ini pure kecelakaan.
Narra bukan aku yang mau semua ini terjadi.
Narra aku gak tau kenapa bisa gini.
Jujur, aku tadi gak sadar sama sekali.

The Rainy Night || End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang