5

109 7 2
                                    

"Tapi yok.."

"Pete...gua tau lu bener-bener ga setuju tentang ini, tapi gua gak bisa lakuin apa-apa lagi...Gue..... harus gimana?..."

Dan disinilah yok sekarang, duduk berhadapan dengan porsche dan pete

Tadi, tidak lama setelah vegas pergi, yok menghampiri pete yang kini sudah duduk bersama porsche, entah sejak kapan lelaki jangkung itu datang

"Kan masih banyak yang lain yok, kenapa harus gua, nih porsche nih, dia paling ahli kalau masalah ranjang" Pete mengatakan sambil menunjuk porsche,
Yang di tunjuk pun langsung mengerutkan kening, tanda tidak terima.
Iya.., permainan porsche juga bisa di bilang bagus, tapi untuk porsche, pekerjaan utama dia adalah bartender. Dan untuk masalah melayani pelanggan, itu hanyalah kerja sampingan

"Kok jadi gua?!, heh! gua dari tadi berusaha ngedukung lu ya, lu nya malah ngekambing hitam in gua" Keluh porsche kesal menatap pete yang sekarang sudah memasang wajah melas nya

"Gak bisa pete, gue udah berusaha, tapi dianya cuma kepingin sama lu" Yok menghela nafas panjang, dia bingung. Dia harus bagaimana sekarang

"Yok, kalaupun orang itu memang keliatan bahaya, kita bisa laporin ini ke pihak yang berwajib, kita bisa ngelaporin ini dengan alasan sebuah ancaman kan?"

Iyakan? Bukankah memang semudah itu? Bukankah bar ini adalah milik Yok?, bar inipun bukanlah tempat hiburan ilegal yang bisa saja disuatu waktu di gerebek ataupun di tutup paksa oleh pihak kepolisian, dia mempunyai hak untuk keseluruhan tempat ini,

Pete dan Porsche sangat bingung dengan sikap Yok yang menurut mereka terlihat sangat berlebihan itu.

"Gue udah berurusan sama tempat hiburan ini dari gue masih muda Pete, jadi otomatis gue ketemu sama bermacam-macam orang yang memiliki kepribadian dan sikap yang berbeda, gue tau yang mana yang serius dan yang mana yang bercanda, dan gue yakin orang ini emang gak bisa digapai ama pihak yang berwajib"
Yok benar-benar serius, dia seringkali bertemu dengan orang yang memang memiliki kuasa, tapi dia tidak pernah mendapatkan ancaman seperti ini sebelumnya

Pete tau hal itu, beberapa kali mereka memang pernah bertemu dengan orang-orang seperti ini, mereka sok berkuasa, menurut Pete mereka adalah orang-orang egois yang hanya ingin apa yang mereka inginkan tercapai, entah itu secara lembut ataupun secara kasar.

" Tapi kan yok, kita udah pernah liat sendiri gimana hasil akhirnya dulu, apa anda gak takut bakalan ke ulang lagi" Meskipun kesal Porsche masih berusaha meyakinkan kalau masalah ini tidak akan berakhir dengan lancar, dia masih teringat dengan pria yang dapat pukulan dari Temannya ini, (baca chapter 3) kalau kejadian itu kembali terulang bukankah sama saja dengan memperburuk reputasi dan bisa ngehancurin kesuksesan bar?,

Apalagi setelah mendengar apa yang dikatakan Yok membuat dia semakin berpikiran kalau orang ini sangatlah berbahaya

"Gue tau, tapi gimana?, gue yakin dia bener-bener serius dengan ucapannya," Yok menatap pete dalam, sebelum melanjutkan perkataannya

"Pete..., lu sering bertanya tentang bagaimana lu bisa berterimakasih sama apa yang gue lakuin selama ini kan?, jadi...boleh gue bilang ini waktunya? gue bukannya minta lu ngebalas budi ke gue atau minta lu ngebayar apa yang selama ini gue lakuin ke lu... tapi...gue...gue gak mau bisnis yang gue bangun dari mulai usaha kecil sampai jadi sebesar ini berakhir dalam sekejap mata pete, lu juga tau kan bagaimana usaha gue dulu" Dia terlihat sangat kacau sekarang,

Tidak... Yok tidak bermaksud menuntut pete, karna kemajuan dari bar inipun tidak luput dari usaha dia yang bekerja sangat keras, di mulai dari pete yang dulu terpaksa melakukan pekerjaannya hingga sekarang yang terlihat sudah seperti makanannya sehari-hari, dan bahkan menjadi bagian yang terbaik dalam pekerjaan ini

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 01 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Obsession?Where stories live. Discover now