Part 8

372 53 17
                                    

Disclaimer

Long Chapter

Karakter, alur dan tempat kejadian sama sekali tidak memiliki hubungan dengan dunia Stray Kids yang sebenarnya.

Jika terdapat kesamaan cerita murni kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan.

Harap bijak dalam membaca maupun meninggalkan komentar,.

Minho melangkah pelan di sepanjang koridor menuju ruangannya. Langkahnya terhenti saat melihat Bang Chan yang tengah berdiri bersandar pada dinding dekat ruangannya. Ada rasa rindu saat melihat pria itu.

Bang Chan yang merasakan kehadiran seseorang, membuka matanya yang terpejam. Dia kemudian menghampiri pemuda itu, "Kau sudah datang?" sapanya.

Bang Chan ikut masuk ke ruangan Minho kala tak mendengar jawaban dari pemuda itu. "Kau baik-baik saja?" tanya Bang Chan pelan menyentuh lembut sisi wajah Minho.

Lagi-lagi desiran halus yang menciptakan rasa hangat mengalir ke seluruh tubuhnya. Dia begitu ingin memeluk pria di hadapannya ini. Memeluknya untuk kembali merasakan kehangatan.

"Apa sesuatu terjadi pada Chan Min? tanya Bang Chan lagi. Kali ini dia mengusap tengkuk pemuda yang tampak letih itu.

Dadanya semakin menghangat kala mendengar nama anaknya terlontar dari bibir Bang Chan. Minho menyandarkan kepalanya pada dada bidang pria yang berdiri begitu dekat dengannya. Dia hanya ingin merasakan ketenangan setelah menghadapi orang tua pria ini. "Tidak Hyung. Chan Min baik-baik saja" jawabnya lirih.

Bang Chan tercekat, dia tidak menyangka kalau Minho akan bersikap seperti ini padanya. Dengan hati-hati dia memeluk Minho. Merasa tidak ada penolakan, dirinya pun mengeratkan pelukannya. "Apakah dia sehat?" tanya lagi

"Ya dia sehat, Hyung" jawabnya sambil tersenyum kala mengingat betapa aktifnya anak itu saat bermain hingga Felix kewalahan menghadapinya. Minho melingkarkan tangannya di pinggang Bang Chan, mencoba menikmati moment ini.

"Dia pasti bahagia bertemu denganmu." Ucap Bang Chan.

Minho tertawa pelan, "ya, dia terus melompat kesana kemari, seperti seekor kangguru." Jawab Minho lagi. Dia menghirup aroma tubuh Bang Chan hingga memenuhi otaknya.

Bang Chan tersenyum lega. Dia senang Minho lebih baik saat ini. Ingin rasanya dia bertemu dengan Chan Min. Ada perasaan hangat tiap kali mendengar Minho menceritakan tentang anak itu. Rasanya begitu pas.

"Apakah dia menangis saat kau meninggalkannya?" tanya Bang Chan mengusap punggung Minho dengan lembut menawarkan kehangatan.

Minho semakin mengeratkan pelukannya pada Bang Chan, "Tidak, Hyung. Dia anak yang pintar." Jawabnya lagi.

Keduanya begitu nyaman saat ini. Menikmati obrolan yang mengalir lancar. Perlahan Bang Chan menengadahkan wajah Minho, menyelami kemilau yang selalu diimpikannya. Diusapnya lembut wajah pemuda itu, saat ini dia tidak mempedulikan apapun. Dirinya hanya menginginkan Minho seutuhnya, seperti malam itu.

Minho pun paham kalau hal ini adalah salah, tapi dirinya mencintai Bang Chan. Namun dirinya sadar, kalau dia tidak mungkin mengungkapkan perasaannya. Karena pria yang ada dihadapannya saat ini telah memilih hidupnya, dan itu bukan dirinya. Tapi sekali saja, ijinkan Minho untuk bersikap egois. Dia ingin Bang Chan menjadi miliknya malam ini.

Perlahan Minho memejamkan kedua matanya seolah memberi ijin agar Bang Chan memberikan apa yang mereka inginkan. Bibir Bang Chan menyentuh lembut bibir Minho. Minho mengerang pelan, dilingkarkan lengannya ke leher Bang Chan demi menarik lebih dekat wajah pria itu. Seakan tidak ingin kalau ciiuman tersebut berakhir.

{1} Pilihan (✿◕ BangInho ◕✿) {End}Where stories live. Discover now