Part 9

354 52 22
                                    

Disclaimer

Karakter, alur dan tempat kejadian sama sekali tidak memiliki hubungan dengan dunia Stray Kids yang sebenarnya.

Jika terdapat kesamaan cerita murni kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan.

Harap bijak dalam membaca maupun meninggalkan komentar,.

Suasana hening kembali menghinggapi kediaman Minho di Jepang. Ya, Minho selama lima tahun terakhir ini memang tinggal di Jepang. Tepatnya di Perfektur Gifu atau sekitar lima jam dari Tokyo. Kata pamannya, agar dirinya lebih mudah mengontrol Minho di masa kehamilannya.

Minho duduk tidak jauh dari jendela ruang tengah. Saat ini kakinya serasa tidak sanggup untuk menopang semua beban yang dipikulnya. Chan Min saat ini berada di pangkuan Felix. Bocah laki-laki itu terlihat kebingungan melihat semua orang di sana hanya terdiam tertunduk.

Changbin duduk tidak jauh dari Felix, dirinya juga sedang mencerna apa yang sedang terjadi. Sedangkan orang tua Minho dan orang tua Bangchan hanya bisa berharap yang terbaik bagi anak-anak mereka.

Bangchan meremas rambutnya. Dia memutar kembali memorinya. Dia ingat bagaimana malam itu lima tahun lalu dirinya dan juga Minho menyatu. Dan perkiraan jarak dengan bulan kelahiran Chan Min tepat sekitar sembilan bulan.

Dirinyna yang merasakan kehangatan serta ikatan yang kuat kala melihat foto Chan Min. Dan Bangchan tercekat kala ingatannya kembali saat dirinya melihat luka besar pada perut Minho. -Astaga, apakah itu luka karena dirinya melahirkan Chan Min?- batin Bangchan. Ada rasa perih, sedih, kecewa dan terluka ketika mengetahui hal ini. Namun di satu sisi dirinya begitu senang entah karena apa.

Minho memandang wajah Bangchan dari tempatnya duduk. Pancaran rasa galau tergambar jelas di wajah Bangchan. Minho hanya bisa tersenyum miris. "Aku tidak memaksamu untuk percaya, apalagi memintamu untuk menerima semua ini" ucapnya. "Aku hanya ingin memberitahukanmu bahwa Chan Min adalah anakku. Yang kulahirkan sendiri empat tahun silam" lanjutnya.

Bangchan kemudian berdiri dan menghampiri Minho. Banyak hal yang ingin dia katakan. "Kamu tidak pernah mengatakannya padaku"

Minho ikut berdiri, "Aku tidak mungkin mengatakannya saat dirimu mengenalkan Sana Noona padaku sebagai kekasihmu saat itu". Dadanya berdebarkan kencang mencoba meredam emosi yang kian memuncak kala dirinya kembali mengingat saat dimana Bangchan mengenalkan Sana sebagai kekasihnya lima tahun lalu.

Bangchan kembali tertegun. Ingatannya kembali dipaksa untuk memutar memori lima tahun lalu, saat dirinya bertemu dengan Minho di studionya waktu itu. Dirinya kembali mengingat saat itu memang kondisi Minho terlihat sangat lemah. Bahkan setelah dari studio dirinya mengingat kalau Minho sempat izin pulang ke Gimpo, rumah orang tuanya.

"Tetap saja, kenapa kamu tidak mengatakannya padaku saat itu?" cecar Bangchan

"Dan mengemis meminta pertanggungjawaban darimu?" tanya Minho ketus. "Tidak, Hyung. Aku bukanlah orang yang lemah apalagi sampai harus mengemis memintamu karena saat itu kamu sudah menentukan pilihanmu dan aku pun telah menentukan pilihanku" Minho menjeda sebentar. "Chan Min adalah anakku, Chan Min adalah milikku" tegasnya.

"TAPI DIA JUGA ANAKKU, MINHO" ucap Bangchan yang kemudian terkejut karena perkataannya sendiri dan itu gambar jelas pada wajahnya.

Minho kembali merasakan sakit. Saat Bangchan mengeluarkan pernyataan tersebut, dirinya merasakan rasa yang sulit dipahami.

"Sialan" umpat Bangchan bukan pada Minho melainkan umpatan itu dia tunjukkan untuk dirinya sendiri. Tapi Minho berpikir lain. Dirinya berpikir bahwa Bangchan menyesali apa yang barusan dia katakan, menyesali semuanya dan itu membuatnya hancur.

{1} Pilihan (✿◕ BangInho ◕✿) {End}Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt