5

854 87 6
                                    

"iya kenapa?"

"boleh gak om? Atau gak bisa ya?"

"kamu mau ke kantor saya? Ada apa?"

"e...enggak sih om, aku ingin ketemu om aja"

"eum...gimana ya...iya...boleh kok, nanti bilang aja ke resepsionis mau ketemu pak johnny"

"iya om, nanti saya kesana"

Sambungan telepon kini kamu matikan.

"anak itu?"

Tanya yuta sembari memberikan beberapa dokumen kepada johnny.

"iya"

Jawabnya singkat.

"kalian ada hubungan apa sih? Kepo gue"

"entah? Gue juga gak tau"

"udah pantes jadi bapak anak tau gak lo berdua"

"bangsat lo yut!"

Johnny melempar sebuah pulpen kearah yuta, namun yuta berhasil menangkapnya.

"gue sih gak akan ikut campur ya, tapi gue cuma berharap yang terbaik buat lo john"

Yuta mengembalikan pulpen tersebut ke atas meja johnny.

"thanks yut"

"anytime bro"

Yutapun pamit dan keluar dari ruang milik johnny.

🍀🍃🍀

Johnny mendengar ketukan pintu dari luar. Mempersilahkan masuk, kini johnny menemukan yuta tengah mengantar dirimu masuk kedalam ruang milik johnny. Kamu meremas tas selempang milikmu sembari memperhatikan interior ruang milik johnny.

"maaf berantakan ruang kerja saya"

Kata johnny padamu.

"gue keluar ya john?"

Kata yuta dan di jawab anggukan oleh johnny.

"kenapa tiba tiba mau dateng kesini?"

Tanya johnny.

"ah itu..."

Kamu menatap kedua kakimu, ragu untuk menatap pria itu.

"saya...saya boleh nginep di tempat om lagi gak?"

Johnny cukup terkejut dengan permintaanmu.

"ada apa? Di rumah ada masalah?"

Kamu hanya mengangguk.

"iya boleh kok, kamu boleh nginep ke tempat saya kapanpun kamu mau"

Johnny yang melihat wajah mu yang muram kini mendekatkan diri dan memeluk dirimu lembut, berusaha menghibur dirimu atau setidaknya meredakan rasa sedihmu.

"saya kerja dulu ya? Nanti jam 4 kita pulang"

Kata johnny.

🍀🍃🍀

Kamu tertidur disamping johnny yang tengah menyetir mobil. Matanya sesekali merilik kearah dirimu yang tertidur dengan leher menunduk. Dia tersenyum, lucu melihat dirimu yang terlihat nyaman denganya.

Sengaja dia tidak langsung membawa kalian pulang. Johnny membawa mobilnya berkeliling kota hingga malam, tak peduli jika kamu tertidur atau tidak. Untuk saat ini kebahagianya ada pada dirimu. Bersamamu dia mampu melupakan sedikit demi sedikit luka yang dulu pernah ia rasakan.

Pada akhirnya kalianpun sampai di rumah johnny. Johnny membangunkanmu namun kamu masih belum tersadar. Dia turun dari mobil dan membuka pintu disampingmu dengan sekali lagi memanggil namamu.

"y/n bangun, kita sudah sampai"

Johnny menyentuh bahumu perlahan. Berlutut menyamakan tinggi, johnny menatap wajahmu cukup dekat. Dia tau jika kamu tidak baik baik saja saat ini.

Tak sengaja dia memperhatikan lengan kirimu, terdapat beberapa luka yang cukup dalam dan terlihat baru saja kering. Johnny yakin jika itu adalah ulahmu sendiri.

"y/n?"

"eung, eh udah sampai ya? Maaf om say-"

Kalimatmu terpotong.

Johnny tiba tiba mengecup bibirmu lembut. Saling memejamkan mata, kalian menikmati momen singkat itu dengan perasaan yang unik.

Johnny menyudahi kecupan tersebut dan menatap matamu. Tanganya meraih lengan kirimu dan mengusapnya perlahan.

"is anything wrong?"

Air matamu kali ini tidak bisa terbendung lagi, kamu menangis sejadi jadinya.

"capek om...aku capek begini terus..."

Johnny segera memelukmu, mengusap rambutmu, menepuk punggungmu guna menenangkan dirimu.

"a-aku gak mau begini terus...gak ada yang sayang sama aku...hisk...capek"

Johnny diam dan tetap memelukmu.

"saya disini...saya disini"

Johnny terus berusaha menenangkanmu.

"capek om...sakit hati..."

Johnny seketika merasa nyeri pada hatinya.

🍀🍃🍀

Malam itu kamu tertidur dalam pelukan pria itu. Tidur diatas ranjangnya sembari pria itu menepuk nepuk punggumu hingga kamu kembali tertidur.

Kalian tidak lagi membicarakan apapun. Kalian sibuk dengan emosi masing masing dan menghabiskan malam untuk tidur bersama.

Rasanya begitu hangat. Pelukanya menjadi adiksi tersendiri untukmu. Terasa nyaman juga aman, seakan kamu akan melakukan apapun untuk tetap bersama pria ini.

Pagi ini kamu terbangun dengan mata sembab. Kamu menatap dada bidang pria itu, sadar jika dia masih memelukmu. Kamu berusaha melepas pelukan tersebut namun johnny malah semakin mengeratkanya.

"sebentar, biar seperti ini dulu"

Kata johnny setengah sadar.

Kamupun tak ingin melawan dan memilih untuk membalas pelukanya tersebut.

daddy issues Donde viven las historias. Descúbrelo ahora