Menggigil

29 3 0
                                    

Arbyan pun tiba di rumah Ayra, namun seperti biasa tidak boleh masuk. Karena Ayra sudah memperingati semua satpam rumahnya untuk tidak menerima Arbyan masuk ke pekarangan rumah.

Arbyan kini hanya berdiri di depan gerbang menatap balkon kamar Ayra, yang ternyata lampu kamarnya masih menyala.

"Ay.... Aku mohon maafin aku...!". Teriak Arbyan.

"Aku akan tetep disini sampe kamu mau maafin aku...!!". Teriak Arbyan lagi.

Kali ini Arbyan benar-benar nekat dan tidak tahan lagi berlama-lama bertengkar dengan Ayra. Kalau saja mereka tidak bertengkar, mungkin status mereka kini sudah menjadi suami istri.

"Ay.... Aku sadarin semua kesalahan aku. Sikap aku yang gak tegas ini....!!". Teriak Arbyan lagi.

Satpam penjaga rumah Ayra pun heran, Arbyan  seperti seorang pengemis cinta.

"Heran saya Dung, mas Arby kecintaan banget ya sama non Ayra. Sampe segitunya". Ucap pak Kosim salah satu satpam.

"Iya dari kemarin kayaknya melas banget, dah gitu non Ayra nya cuek. Kasian saya lihatnya". Balas pak Dudung satpam rumah Ayra juga.

"Dah gitu teriak-teriak terus lagi, bisa ganggu tetangga nih". Gerutu pak Kosim.

Pak Dudung satpam pun mendekat ke Arbyan meski tidak ia bukakan gerbangnya.

"Mas Arby, maaf mas jangan teriak-teriak, takut ganggu tetangga". Ucap pak Dudung mengingatkan.

"Kalau gitu saya minta tolong bukain gerbangnya pak, please". Ucap Arbyan memohon dengan wajah melasnya.

"Maaf mas, saya gak bisa melanggar perintah, Maaf ya mas". Ucap pak Dudung menolak.

Pak Dudung pun kembali ke pos jaga, ia kasihan tapi tidak bisa melanggar perintah dari majikannya.

Arbyan pun menundukkan kepala lemas, tangannya memegang erat gerbang rumah Ayra yang menjulang tinggi.

"Aku akan tetep disini Ay, sampe kamu maafin aku". Lirih Arbyan sendu.

Ayra pun mengintip dari jendela kamar, melihat Arbyan yang berdiri di depan gerbang rumahnya.

"Mommy... Itu suwala daddy ya??". Tanya Fathan yang belum tidur.

Ayra tersenyum lalu mengelus kepala Fathan,
"Hemmm bukan nak, salah denger kamu. Sekarang bobo ya mommy kelonin yuk". Ucap Ayra berbohong lagi.

"Maafin mommy sayang, bohongin kamu". Lirih Ayra dalam hatinya.

Ayra pun memeluk Fathan agar cepat tidur, supaya tidak curiga bahwa daddy nya ada di luar.

Tiba-tiba Arbyan teriak lagi,
"Ay...!! Maafin aku, please... Aku gak mau kamu marah terus kek gini...!!". Teriak Arbyan terdengar sampai kamar Ayra.

Fathan pun mendengar teriakan daddy nya,
"Itu daddy, mommy... Mommy mayah cama daddy yaa". Ucap Fathan menatap Ayra.

"Gak sayang, mommy gak marah. Mommy lagi hukum daddy, soalnya daddy nakal". Ucap Ayra beralasan.

"Daddy nakal ya mommy". Ucap Fathan mencerna ucapan mommy nya.

Ayra mengangguk saja, bingung harus alasan apalagi.

"Iya makanya Athan jangan nakal ya, gak boleh nakal kesayangan mommy". Ucap Ayra memberi pengertian ke Fathan.

Fathan pun mengangguk patuh, dan memeluk Ayra dengan erat.

"Bobo ya nak, udah malem. Anak pinternya mommy". Ucap Ayra mencium kepala Fathan.

Hujan pun turun membasahi bumi malam ini, Ayra pun mendengar suara derasnya hujan. Ia masih mengempok-empok Fathan agar tertidur lelap.

The Pure LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang