2

896 97 2
                                    

Langkah awal yang Minho lakukan adalah mengantar jemput Felix, kedua orang tuanya bilang kalau langkah tersebut dapat mendekatkan keduanya, tapi tampaknya Felix tidak senang diantar jemput oleh Minho

"Kenapa?" Felix tidak menjawab pertanyaan spontan dari MInho, pemuda itu lebih memilih langsung masuk kedalam mobil Minho

"Hari ini ada razia kan? Ku rasa kau akan melihatku dilapangan" Minho menakkan sebelah alisnya bingung

"Kurasa tidak, kamu tau siapa yang berkuasa diosis kan? Santai saja" ujar Minho dengan nada meremehkan, mobil melaju meninggalkan area rumah Felix

#

"Felix ..." yang dipanggil menunduk takut pada si pemmilik suara

"Kenapa kamu disini? Bukannya kamu harus membantu Minho?" Felix bingung engan ucapan seniornya

"Aku?"

"YA! Bang Felix! Kemari kamu!!" Minho memanggil dikoridor dekat lapangan, tentu Felix yang dipanggil menuruti dengan mengghampiri yang lebih tua

"Kenapa?" Minhomemilih ttak menjawab pertanyaan Felix, latas membawa yang muda masuk kedalam ruang osis yang berjarak 2 ruangan dari mereka berdiri

"Sudah aku katakan jangan berdiri disana ..." Felix melipat kedua tanngganya kesal, sementara Minho tmpak mencari sesuatu entah apa dibawah kolong meja ketua osis

"Aku kan hanya menuruti peraturan" Minho berbalik memasangkan dasi pada Felix

"Osis punya banyak dasi sitaan, jika kau merasa butuh datang saja ke kelasku" lalu Minho berjalan kebelakang tubuh Felix tanpa berujar apapun

"Terimakasih ..." baru Felix berbalik sembari berujar terimakasih, tiba tiba Minho memberikannya sebuah tumpukkan kertas

"Bawa itu lalu buang ditempat sampah belakang sekolah" Felix menatap Minho kesal

"Ya! Minho!" Tapi yang dipanggil tak mendenggarkan sama sekali panggilan Felix

Felix mengghela nafas kesal segera berjalan menuju ketempat sampah belakang sekolah cepat, lokasi itu hanya berjarak beberapa ruangan, Felix tiba dalam 7 menit segera dirinya mencari tungku pembakaran untuk membakar semua dokument yang dia pegang

"Aduh!!" Felix menarik rambutnya ke lawan arah, saat dia merasakan sebuah tarikan kencang dari arah belakang tubuhnya

"Kamu ..." Seorang gadis berujar sembari melihat Felix remeh

"Apa? Kamu jagan deket deket sama Minho ya ... Gitu kan?" sang gadis terbengong dengan ucapan Felix barusan

"Itu kan? Kamu kira aku ga tau?" Felix asik lagi membakar kertas kertas yang tadi, menggabaikan sang gadis yang berbicara sembari menggomel kesal

"Yela? Felix?" Felix tersenyum mendenggar suara Minho, dirinya segera berbaik berlari kearah Minho lalu memeluk lengan pemuda itu

"Minho~ Dia memarahiku dari tadi ... padahal aku sedang membakar kerta kertas itu ... dia juga menjambak rambutku ..." Minho menatap tak ramah pada sang gadis

"Maksudmu apa nyonya Yela?" Gadis yang bernama Yela panik bukan main, dia memikirkan segala hal yang bisa membuat Minho beerpihak padanya

"Tidak!! Dia bohong!! Kamu percaya padaku kan? Minho katakan! Kamu percaya padaku kan?!" Minho menepis genggaman tanggan yang Yela lakukan

"Aku tau kamu, kita sudah selesai dari lama, jangan berharap aku ada dipihakmu" Minho menarik pelan tanggan Felix untuk masuk kedalam gedung sekolah

"Dan jangan menyentuh Felix seinci pun" finall Minho membuat Yela menatap kesal Felix, gadis itu menggepalkan tangganya kuat, menahan kesal yang menyelimuti dirinya

"Kau ... Bang Felix ... Lihat saja nanti!!" Yela menendang apapun yang ada didekat dirinya

















































##########

Hallow~ Enjoy ya~ Vote or koment juseyo~ ^^

Alpha & Omega l MinlixDonde viven las historias. Descúbrelo ahora